GUBERNUR Sumsel Herman Deru mengakui sangat sulit menghadapi wabah COVID-19 yang melanda seluruh masyarakat global.
Hal itu disampaikannnya saat meninjau posko Gugus tugas dan pengarahan kepada Gugus tugas penganggulangan covid 19 di Kota Prabumulih, Kamis [21/5/2020].
“Kita paling sulit menghadapi ini karena tidak tahu batas waktunya kapan, Kalau kita tau batas waktunya kapan jadi kita bisa membuat skemanya, ini kan kita tidak tahu. maka efisien itu paling penting efektif, Kalau psbb ini kan kita menunggu kalau tidak bisa mengatasi masalah pangan, akan Pemprov atasi. Ini karena kinerja yang simultan antara pemerintah, gugus tugas dan rakyatnya sendiri,” katanya.
Dalam kesempatan ini pula, ia menghimbau seluruh bupati dan walikota, walaupun telah refocusing dan realokasi, tapi azas-azas efisiensi tidak boleh dihilangkan.
Gubernur juga memuji upaya keras yang dilakukan Walikota Prabumulih dalam menekan lajunya angka kenaikan pasien covid 19 di Kota Prabumulih, terbukti hal tersebut membuahkan hasil dimana saat ini Kota Prabumulih menduduki peringkat 7 daerah yang meratakan kurva.
“Waktu pengajuan Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) kemarin, Prabumulih menduduki rangking II, pak Walikota berupaya keras, setelah SK PSBB turun Prabumulih di rangking 7 upaya ini tidak mungkin berhasil tanpa upaya dari seluruh masyarakat Prabumulih,” paparnya.
Ia juga melihat keseriusan yang begitu luar biasa dari masyarakat Prabumulih, dimana hampir 99% mendekati 100% masyarakat sudah mematuhi memakai masker.
“Mudah-mudahan kurva ini kurva penurunan, dalam kondisi begini tidak boleh meninggalkan dimensi ekonomi, tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
Selama PSBB ini saya tidak ingin mendengar masyarakat kelaparan, Prabumulih sudah menunjukan keberhasilan menurun jauh rangking ke 7 mudah-mudahan turun lagi,” tambahnya.[***]
Ril