SUMSELTERKINI.ID, Jakarta – Era globalisasi tak bisa dihindari lagi, terlebih kompotisi negara di Dunia kian ketat, sehingga membuat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan peluang revolusi industry 4.0, sehingga diharapkan dapat memperkuat karakter bangsa.
Dalam keterangan tertulisnya melansir Antara, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin di Jakarta, Jumat (16/2/2018), menyebutkan keinginan Presiden Jokowi tersebut di tengah era globalisasi yang sudah tidak terhindarkan lagi dan kompetisi antarnegara yang semakin ketat dimana semua negara ingin jadi pemenang.
Menurut Presiden, teknologi berkembang sangat cepat, dari hari per hari, teknologi terus berkembang dengan lalu lintas orang, lalu lintas barang, lalu lintas modal, lalu lintas informasi, semuanya berjalan sangat cepat.
Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia Tahun 2018 yang dilaksanakan di Gedung Baruga Andi Pangeran Pettarani, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Kamis (15/2/2018) juga menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung harus diantisipasi secara serius.
“Digitilalisasi, computing power, dan data analytic telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang, yang mendisrupsi kehidupan kita. Bahkan mendisrupsi peradaban kita, yang mengubah lansekap ekonomi global, nasional, dan daerah serta lansekap politik global, nasional, dan daerah. Lansekap interaksi global, nasional, dan daerah. Semuanya akan berubah,” tutur Kepala Negara.
Revolusi Industri 4.0 memang membawa beberapa akibat negatif, seperti media sosial pembawa berita bohong, juga pergeseran model-model bisnis yang mengakibatkan beberapa jenis pekerjaan tidak lagi dibutuhkan.
“Namun, juga banyak kesempatan positif yang bisa kita pakai untuk menjadikan sebagai pemenang. Apabila kita bisa memanfaatkan peluang-peluang ini,” kata Kepala Negara.
Teknologi Cyber-Physical, misalnya ditandai dengan munculnya Autonomous Vehicle, mobil tanpa awak; Three-D-Printing, yang bisa membuat barang secara sempurna dengan cara yang cepat dan murah; dan Advanced Robotic yang bisa mengambil alih peran manusia.
Hal kedua yakni Internet-of-Things, Big Data, Artificial Intellegence, dan Virtual Reality yang ternyata terus berkembang, yang mulai diaplikasikan dalam Blockchain juga dalam Cryptocurrency yaitu mata uang yang tanpa bank sentral, yang saat ini sedang diperebutkan banyak orang.
Hal ketiga yang menjadi perhatian Presiden yakni perkembangan bioteknologi, termasuk penggunaan computing power dalam Ilmu Syaraf, Teknologi Edit-DNA untuk mengembangkan pengobatan spesifik orang- per orang berdasarkan DNA-nya.
Bioteknologi untuk pertanian modern, multi-layer-urban-farming misalnya yang bisa meningkatkan produksi berlipat ganda tanpa butuh tambahan lahan.
“Peluang-peluang besar tersebut harus segera kita manfaatkan untuk kemajuan bangsa, untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Kita manfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memperkokoh karakter bangsa kita, memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan, menciptakan peluang kerja, mengembangkan wirausaha-wirausaha baru serta untuk melayani semua warga negara secara berkeadilan di seluruh Tanah Air,” ujar Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua FRI Suyatno, dan Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Ariestina Pulubuhu. [Sumber : Warta Ekonomi/Ant]