Pemerintahan

Di Tengah Pandemi, Aktivitas Pers Harus Terus Berjalan

PERS memegang peranan krusial sebagai salah satu pilar demokrasi bangsa. Peran tersebut kian nyata di tengah pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) untuk menghadirkan beragam fakta dan informasi tepercaya seputar Covid-19, mulai dari edukasi pentingnya protokol kesehatan, sosialisasi berbagai kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19, pelaksanaan vaksinasi, dan juga soal penyajian data terkait lainnya secara akurat. Untuk itu, aktivitas pers harus terus berjalan.

“Pekerjaan pers harus terus berjalan agar akses masyarakat terhadap informasi yang aktual, faktual, dan kredibel dapat terus terbuka,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual acara yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan tajuk PWI Bermunajat “Mengetuk Pintu Langit” dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, belum lama ini.

Oleh karena itulah, pemerintah senantiasa mendorong insan pers untuk terus meningkatkan partisipasinya dalam program vaksinasi.

“Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, hingga 16 Juli 2021, terdapat 22.700 insan pers juga media yang telah mendapatkan dosis vaksin yang pertama dan 14.385 orang telah menerima dosis yang kedua,” papar Wapres.

Lebih jauh, Wapres menggarisbawahi pemberitaan oleh insan pers harus senantiasa didasari kode etik jurnalistik dalam kerangka menjaga persatuan bangsa.

“Saya sangat mengapresiasi rekan-rekan media yang selalu menerapkan kode etik jurnalistik dalam melakukan pemberitaan dengan baik, objektif, berimbang, benar, dan bertanggung jawab,” ucap Wapres.

“Saya juga berharap agar cara-cara pemberitaan yang demikian dapat terus dipertahankan dan dikembangkan demi persatuan bangsa, kecerdasan masyarakat, dan kemajuan bersama,” tambahnya.

Wapres pun tak lupa mengingatkan, peran krusial pers tersebut bukan hanya dalam memberikan kritik yang membangun kepada pemerintah, melainkan sekaligus mengkroscek setiap hoaks dan disinformasi.

“Namun, patut kita sayangkan masih adanya media yang mengabaikan kode etik jurnalistik, bahkan mengamplifikasi informasi yang tidak benar demi meraih clickbait atau umpan klik, misalnya dengan judul berita yang membuat orang tertarik, padahal kontennya berbeda, sehingga ramai beredar tanpa didukung verifikasi dan fakta yang mumpuni,” ujar Wapres.

Berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga 16 Juli lalu, ditemukan sebanyak 2.027 isu hoaks mengenai COVID-19, vaksin COVID-19, dan PPKM darurat dengan total keseluruhan persebaran berjumlah 5.835 konten hoaks dan disinformasi.

“Situasi demikian tidak hanya akan memancing kesalahpahaman, menciptakan keresahan, namun juga dapat memicu perpecahan dan melemahkan eksistensi pers Indonesia sebagai pers pemersatu,” imbuhnya.

Terlebih lagi dalam situasi pandemi saat ini, Wapres meminta pers untuk terus mengedepankan empati, baik terhadap tenaga kesehatan, aparat pelaksana, penderita Covid-19, maupun masyarakat terdampak Covid-19.

“Kini merupakan waktu bagi kita semua untuk menyatukan langkah dan bahu-membahu mendukung satu sama lain,” pesan Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres sangat mengapresiasi diselenggarakannya acara PWI Bermunajat bertajuk “Mengetuk Pintu Langit”, sebagai salah satu bentuk ikhtiar batiniah dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Melalui munajat ini kita ketuk pintu langit untuk memohon inayah dan himayah-Nya, pertolongan dan perlindungan-Nya. Inayah robbaniyah, pertolongan Tuhan agar kita diberi kemampuan untuk menemukan cara yang tepat mengatasi pandemi Covid-19 serta berbagai masalah yang kita hadapi. Dan himayah robbaniyah, perlindungan Allah SWT dari berbagai kesalahan dalam bertindak dan mengambil keputusan,” harapnya.

Wapres tetap optimistis, pandemi COVID-19 dapat diatasi dengan upaya bersama, baik upaya lahiriah berupa disiplin menerapkan protokol kesehatan, mematuhi kebijakan PPKM, dan melakukan vaksinasi ataupun upaya batiniah melalui munajat/doa.

“Semoga dengan segala ikhtiar lahiriah dan batiniah, kita diberikan kekuatan fisik, mental, dan keimanan, serta pertolongan oleh Allah SWT, Tuhan YME, agar kita dapat segera keluar dari wabah COVID-19 ini,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini diinisiasi PWI dan diikuti segenap asosiasi jurnalis dan insan pers sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi negeri yang tengah menghadapi pandemi Covid-19. PWI pun menyadari, penanganan persoalan ini harus melibatkan semua komponen bangsa.

“PWI menyadari perang melawan Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua elemen bangsa. Tidak bisa pemerintah semata, tenaga kesehatan atau aparat penegak hukum saja. Semua komponen bangsa harus hadir saling mendukung dan saling mengingatkan agar perang melawan Covid-19 bisa segera kita menangkan,” ucap Ketua PWI Pusat Atal S Depari.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh pun menggarisbawahi lintas komponen bangsa sebagai kunci dalam penanganan pandemi Covid-19 karena pandemi ini adalah persoalan kompleks.

“Persoalan kompleks, approach-nya harus approach kompleks. Salah satu approach kompleks itu adalah lintas, lintas komponen bangsa, lintas sektor industri. Intinya adalah kebersamaan, partisipasi dari masyarakat secara keseluruhan menjadi kata kunci. Jika kompleks, tidak ada saya, yang ada adalah kita. The power of we,” ucap Nuh.Kominfo (***)

Ril

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com