SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Provinsi Sumsel menggelar rapat terkait antisipasi menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumsel.
Rapat koordinasi dan evaluasi intensif setiap minggu ini digelar di Ruang Rapat Posko Satgas Darurat Bencana Kantor BPBD Provinsi Sumsel, kamis (14/9/2017).
Rapat Koordinasi Teknis dan evaluasi dipimpin langsung Kalaksa BPBD Prov.Sumsel, Iriansyah dihadiri Kasi Ops. Korem 044, Andik.S, mewakili Danlanud, Iwan Irawan, Sekretaris BPBD Prov.Sumsel, Yana, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, Badan Lingkungan Hidup dan Pertanahan, DPMD, BMKG Sumsel ,Pol.PP Manggala Agni, UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup, Pejabat eselon III dan IV serta Staf BPBD Prov.Sumsel.
Dalam sambutannya Kalaksa BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah mengungkapkan kondisi Hotspot terdeteksi 42 Hotspot. Hotspot ini terpantau melalui Satelit Lapan maupun berdasarkan laporan di lapangan oleh petugas BPBD. Tentang kondisi wilayah Sumsel dilihat dari peta rawan kebakaran wilayah Sumsel terdapat lahan gambut yang cukup luas sehingga di musim puncak kemarau rentan terjadinya kebakaran.
Ironisnya pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dari cuaca tetapi dari oknum yang ingin membuka lahan dengan cara membakar.
Untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini pihaknya juga membuat Posko Terpadu, Patroli Rutin Satgas Darat bersama TNI-Polri, Patroli Udara dengan Heli Bolcow dan Water Boombing dengan Heli MI, bantuan sarana dan prasarana, dan juga sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang larangan buka lahan dengan membakar.
” Mari bersama kita bahu membahu, menghimbau guna menanggulangi karhutla, mari bersama kita sosialisasikan kepada masyarakat, untuk tidak membakar hutan atau lahan bila membuka lahan tersebut untuk pertanian, intinya boleh ada api tetapi harus langsung aksi”, ujar Iriansyah
Dansatgas Korem 004 Andik. S menambahkan cara jitu menangani Karhutla adalah sinergitas antara pemerintahan, pihak swasta dan masyarakat bersama-sama bekerja sama untuk menanggulangi Karhutla.
“Dengan MOU yang sudah disepakati, jangan beri kesempatan untuk melegalkan membakar hutan ataupun lahan tetapi lebih tingkatkan dan optimalkan lagi usaha yang telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat terutama di wilayah desa rawan Karhutla serta sosialisasi dengan tujuan merubah mindset masyarakat agar tidak membuka lahan dengan membakar”, ujar Kasi Ops. Korem 044 Garuda Dempo tersebut.
Selain sinergitas, Andik juga memperkenal Konsep Night Resource Mobile yaitu konsep penanggulangan kebakaran di lokasi yang sulit dijangkau dan jauh dari sumber air dengan menggunakan kendaraan yang sudah dimodifikasi untuk pemadaman api kecil yang jauh dari jangkauan.
“Api yang besar bermula dari setitik api untuk itulah kita padamkan sehingga bencana kebakaran hutan dan lahan yang lebih besar bisa terdeteksi secara dini dan langsung dipadamkan”, jelasnya.