
Sumselterkini.co.id,- Kalau menyetrika baju bisa rapi sampai lipatan dalam, maka Pemprov Sumatera Selatan layak disandingkan dengan setrika level dewa. Pasalnya, untuk ke-11 kalinya secara berturut-turut, Sumsel sukses meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Ini bukan sekadar penghargaan, tapi seperti naik kelas tanpa remedial di mata keuangan negara.
Ibarat lomba kebersihan kampung, Pemprov Sumsel jadi RT yang menang terus karena rumah-rumahnya bersih, taman wangi, dan gotnya tak pernah mampet. Nah, rumah itu ya laporan keuangan tamannya itu program pembangunan dan gotnya… ya pengawasan anggaran!.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, dalam nada bangga tapi tetap santai, mengatakan “Ini bukan kerja sulap. Tapi kerja sama. Yang kerja bukan jin, tapi OPD, DPRD, hingga staf-staf yang jarang disorot kamera tapi rajin ngecek nota sampai subuh”.
Kalau laporan keuangan ibarat masakan, maka Pemprov Sumsel sukses bikin rendang keuangan yang empuk, gurih, gak gosong, dan bumbunya pas. Semua sesuai takaran, tak ada yang keasinan (alias mark-up) atau kepedasan (alias kelebihan bayar). Kata orang tua dulu “Uang bukan segalanya, tapi dari cara seseorang mengurus uang, kita bisa tahu siapa dia”.
Nah, kalau dilihat dari laporan keuangan Sumsel, sudah kayak orang tua bijak yang naruh uang receh dan lembaran seratus ribu di dompet yang berbeda supaya gak kebablasan belanja.
Sarjono, Dirjen Pemeriksaan Keuangan Negara I BPK RI, menyebut capaian 11 kali WTP ini bukan hal ecek-ecek. “Ini seperti rekor MURI, tapi versinya keuangan negara. Konsistensi seperti ini jarang. Biasanya naik-turun, kayak sinyal WiFi di kampung,” ujarnya sambil senyum dalam Rapat Paripurna XIV DPRD Provinsi Sumsel di Ruang Rapat Paripurna DPRD Prov.Sumsel dengan Agenda Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan [LHP] atas Laporan Keuangan pemprov.Sumsel, Rabu [4/6/2025].
Ia berharap Sumsel bisa jadi contoh, seperti warung kopi yang bersih dan ramai karena pembukuan jelas, harga pas, dan nggak pernah kasih kembalian permen.
Tak lupa, Gubernur juga mengingatkan bahwa WTP ini bukan berarti Pemprov bisa leha-leha sambil rebahan. “WTP itu bukan akhir, tapi pintu gerbang buat belanja pembangunan yang benar. Jangan sampai WTP jadi hiasan dinding, tapi rakyat masih makan mi instan pakai air mata,” ujarnya penuh gaya bahasa rakyat.
Kalau dulu gelar tertinggi itu Profesor Doktor, sekarang Pemprov Sumsel layak digelari “Sarjana Keuangan Negara dengan Predikat Cum Laude 11 Kali”. Tapi, kata pepatah“Menjaga lebih sulit daripada meraih”
Maka WTP ini jangan bikin bangga semata, tapi jadi cambuk buat terus benahi, evaluasi, dan rawat kepercayaan rakyat supaya duit rakyat tetap aman, program tetap jalan, dan laporan keuangan tetap wangi seperti lembaran baru dari bank.
Sumsel sudah buktikan kalau kelola uang rakyat itu bukan urusan main-main, melainkan perjuangan kolektif penuh disiplin dan kerja keras. Jadi buat Pemprov lain yang mau belajar, jangan cuma nonton di pinggir lapangan. Yuk, ikut berlari sambil bawa tas berisi laporan keuangan yang kinclong, biar sama-sama dapat WTP! [***]