DPRD Provinsi Sumsel menggelar Paripurna Istimewa Hari Jadi Provinsi Sumsel ke-77. Rapat tersebut dibuka Ketua DPRD Provinsi Sumsel, Hj. RA. Anita Noeringhati, SH, MH dan turut hadir Gubernur Sumsel H Herman Deru, Wakil Gubernur, H Mawardi Yahya dan seluruh kepala daerah Bupati, walikota se Sumsel. Hadir juga Gubernur Provinsi Sumsel periode 2003 2008, H Syarial Oesman dan juga mantan Wakil Gubernur, H Ishak Mekki, Senin [15/5/2023].
Kemudian hadir pula Wakil Gubernur Jambi, Drs H Abdullah Sani Mpdi , Menteri Dalam Negeri di wakili Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Dr. Drs. Agus Patoni, Inspektur Wilayah I Itjen Kemendagri Bachtiar Sinaga, Menteri Perhubungan Indonesia di wakili Kepala Dinas Dinas Navigasi , Marta, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan, Buyung Wiromo Samudro,Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya., anggota DPRD Sumsel, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat seluruh Sumsel, bupati dan walikota seluruh Sumsel, Pangdam II Sriwijaya di wakili Irdam II Sriwijaya Brigadir Jenderal TNI Heru Setio Paripurnawan, M.D.A., M.S.S, Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Norman Saito, Kapolda Sumsel di wakili Wakapolda Sumsel Brigjen Polisi M Zulkarnain, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan Agoes Soenanto Prasetyo,S.H.,M.H.
HUT Sumsel jatuh pada tanggal 15 Mei . Peringatan HUT Provinsi Sumsel kali ini mengusung tema bersinergi mewujudkan Sumsel maju untuk semua, diadakan bazar UMKM yang menampilkan beberapa produk kuliner dan produk lainya.
Ketua DPRD Provinsi Sumsel, Hj. RA. Anita Noeringhati mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT bahwa ditahun ini pihaknya bisa menggelar HUT Sumsel terlepas dari pandemi Covid-19 karena dua tahun terakhir harus dibatasi baik dengan tamu maupun komunikasi.
“ Tahun ini kita bisa memeriahkan dengan beberapa agenda yang kita melibatkan semua masyarakat karena diusia 77 ini bertepatan dengan berakhir masa jabatan tahun kelima Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, dimana seluruh pembangunan sesuai dengan RPJMD Gubernur bisa terlaksanakan semua,” katanya.
Kalaupun belum ada yang terlaksanakan menurut politisi Partai Golkar ini itu menjadi pihak kita semua bahwa semua ini untuk Provinsi Sumsel.
“ Dengan adanya moto di tahun 2023 ini bahwa Sumatera Selatan Maju Selalu Terdepan, inilah terus kita agendakan,” katanya.
Dan tantangan Sumsel kedepan menurut Anita, yang pasti Sumsel menyelesaikan seluruh kabupaten kota yang menjadi tugas perbantuan dari provinsi agar seluruh pembangunan Sumsel bisa merata.
Sementara Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan, pihaknya bersGyukur karena Sumsel sudah bisa mencapai ketitik ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
“ Tapi ada hikmah lain yang harus kita gunakan untuk introspeksi , apa saja yang sudah kita lakukan , jika baik kita terus tingkatkan, jika kurang baik kita perbaiki, jika memang sudah tidak sesuai , misalnya sebuah program tentu harus segera kita koreksi,” katanya.
Selain itu apa yang Sumsel laksanakan pada saat ini tentu harus dilaksanakan dan awasi dengan baik , baru berikutnya merencanakan kedepan untuk lebih baik lagi.
“Kalau untuk Tanjung Carat on progres, khan kita butuh administrasi yang kongkrit misal masalah amdal itu berkaitan hajat hidup orang banyak maka analisasi dampak lingkungannya betul-betul akurat dan melibatkan semua komponen , tidak bisa begitu saja , kita ikuti tahapan,” katanya.
Pekerjaan rumah lain menurut Gubernur misalnya ingin Sumsel ini menjadi juara 1 penghasil pangan .
“ Kita nyatanya dari 8 baru masuk peringkat 5 , itu salah satu ya, artinya meskipun itu sebuah progres tapi masih kita harapkan minimal 3 besar, ” paparnya.
Sementara untuk kemiskinan sendiri Herman Deru mengklaim angka kemiskinan di wilyahnya turun menjadi 11,9 persen di tahun sebelumnya, meskipun janji politiknya bisa 1 digit. Penurunan ini, merupakan terendah dalam dua dekade terakhir di Sumsel.
Dimana angka kemiskinan di Sumsel tahun 2021 menyentuh diangka 12,79 persen dari data itu, per September 2022 angka kemiskinan di Sumsel memang turun 0,84 persen.
“Ada penurunan, artinya dalam dua dekade dalam 20 tahun terakhir, baru ini Sumsel berkepala 11. Kita perlu kerja sama lagi agar Sumsel mencapai dengan kemiskinan satu digit,” pungkasnya.
Dia mengatakan, bukan hanya tingkat kemiskinan saja yang turun, tapi tingkat penggaguran terbuka (TPT) Sumsel dari tahun ke tahun selalu lebih baik dari nasional.
“TPT menurun menjadi 4,63 persen dari tahun sebelumnya 4,98 persen dan lebih baik dari nasional yang sebesar 5,86 persen,” ujarnya.
Sementara, sambungnya, untuk indeks pembagunan manusia (IPM) Sumsel tahun 2022 mencapai 70,90 dan merupakan tahun kelima status IPM kategori tinggi.[ADV]