Palembang Terkini

Setetes Darah, Seember Semangat, Air Bersih Janji Bertitikah!

ist

Sumselterkini.co.id, – Suasana Kantor PDAM Tirta Musi mendadak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada promo air satu kubik gratis beli dua, tapi karena ada yang lebih serius donor darah.

Ya, kegiatan mulia yang sering bikin orang mikir dua kali antara takut jarum atau takut ketahuan golongan darahnya bukan seperti yang dia klaim ke gebetan.

Di pojok ruangan, Pak Rojali, pegawai senior bagian meteran, terlihat galau. “Pak, giliran Bapak sekarang ya,” ujar Mbak petugas PMI sambil senyum manis.

Pak Rojali langsung panik, “Eh, anu… saya baru makan jengkol tadi pagi, itu boleh nggak ya?”. “Yang penting sehat, Pak. Jengkol bukan golongan darah,” jawab si Mbak santai.

Begitulah, donor darah kadang lebih banyak dramanya daripada sinetron jam tujuh. Tapi hari itu bukan sembarang donor. Kemarin hari yang bersejarah, PDAM Tirta Musi jadi BUMD pertama di Palembang yang meneken MoU bareng PMI. Gagah betul. Biasanya MoU itu urusan proyek atau tender, kali ini soal darah, setetes darah, sejuta harapan.

Wali Kota Palembang, Drs. Ratu Dewa, M.Si, hadir langsung. Dengan gaya khasnya, beliau menyampaikan pesan penuh semangat.
“Stok darah di Palembang itu masih ngos-ngosan. WHO bilang idealnya 7.000 kantong per bulan, tapi kita baru punya 3.000–4.000. Ini sama kayak orang lari maraton tapi napasnya baru kuat buat jalan keliling lapangan voli,” katanya.

Beliau lalu melirik ke jajaran BUMD yang hadir.
“Ayo, jangan biarkan PDAM sendirian. Masa air sudah disumbang, darah nggak?” katanya.

Tepuk tangan pun membahana. Beberapa orang mulai meringis,  bukan karena terharu, tapi karena baru sadar belum sarapan sebelum donor.

Ketua PMI Palembang, Dewi Sastrani, tak mau ketinggalan.“PDAM Tirta Musi ini bukan cuma ngucurin air bersih, tapi juga jadi sumber inspirasi. Mereka pionir, pelopor, dan pelaku langsung donor darah. Kami harap instansi lain ikut,” ujarnya.

Bayangkan, kalau semua kantor di Palembang rutin donor darah, mungkin rumah sakit nggak perlu repot pas ada pasien butuh transfusi. Apalagi kalau butuh golongan darah AB, yang langkanya kayak sinyal 5G di pedalaman.

Salah satu pendonor, Mbak Rina dari bagian Keuangan PDAM, bercerita. “Awalnya saya takut jarum, tapi setelah tahu ada orang yang bisa selamat gara-gara darah kita, saya pikir… masa saya kalah sama nyamuk yang tiap malam nyedot darah tanpa izin?”

Iya juga sih, nyamuk nggak perlu MoU buat donor, tinggal nyosor aja. Tapi kita manusia, tentu perlu tata cara, prosedur, dan tentu saja niat tulus dari hati.

Orang bijak pernah berkata. “Lebih baik berdarah karena kemanusiaan, daripada berdarah karena menggaruk gigitan nyamuk.” Nah, itulah semangat yang ingin ditularkan lewat program ini.

PMI Palembang memastikan semua darah yang disumbang akan mengalir ke orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Dan tenang saja, PMI nggak jualan darah kayak jualan pulsa. Ini murni untuk kemanusiaan.

Jadi, buat kamu yang masih mikir donor darah itu serem, pikir lagi. Kalau air bisa mengalir sampai jauh, kenapa darah kita nggak bisa? Jangan biarkan hati saja yang rela berdarah karena cinta, sementara tubuh kita pelit setetes untuk sesama.

PDAM Tirta Musi sudah mulai, tinggal kita yang ikut, karena dalam dunia yang kadang kehausan empati, setetes darah bisa jadi mata air kemanusiaan.

Selama ini, kita tahunya PDAM itu jago memutus aliran air kalau telat bayar. Tapi ternyata, mereka juga bisa jadi pelopor aliran kemanusiaan lewat donor darah. Hebat, kan? Semoga semangat mengalirkan darah ini lebih lancar,  aliran air bersih ikut macet.

Dan jangan berhenti di seremoni dan tanda tangan MoU. Jangan sampai gerakan donor ini cuma kayak air ledeng deras di awal, netes-netes di tengah, lalu mampet entah ke mana. Jangan juga semangat kemanusiaan cuma mengalir waktu ada media datang atau Wali Kota ikut selfie. Karena darah itu bukan konten, tapi harapan.

Karena kalau PDAM bisa konsisten donor darah, siapa tahu suatu hari mereka juga konsisten bikin air ngalir 24 jam tanpa drama, biar rakyat Palembang bisa mandi bukan cuma pas hujan.

Lihat ke daerah lain di Jepang misalnya, Tokyo Waterworks Bureau bekerja sama dengan Palang Merah Jepang mengadakan “Water for Life – Blood for Life”, program donor darah rutin yang terintegrasi dengan layanan pelanggan. Jadi sambil bayar tagihan air, bisa sekalian donor darah. Luar biasa. Air bersih dan kemanusiaan dijadikan satu paket hemat, bukan dua dunia yang terpisah kayak pipa bocor dan tukang servis yang tak kunjung datang.

Oleh karena itu, kita doakan semoga darah yang mengalir dari pegawai PDAM bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menyadarkan bahwa pelayanan publik itu harus seperti darah, terus mengalir, tak pilih-pilih, dan tak pernah mogok kerja.[***]

Terpopuler

To Top