Palembang Terkini

Peci Guru, Topi Peradaban

ist

Sumselterkini.co.id, – Di Halaman Kantor Wali Kota Palembang bukan cuma jadi tempat upacara, tapi juga berubah jadi panggung fashion show terbesar se-Sumsel. Ribuan peserta upacara berdiri gagah dengan pakaian adat seantero nusantara. Ada yang pakai baju bodo dari Sulsel, ulos dari Batak, sampai yang pakai blangkon dan celana batik tapi sepatu roda mungkin dia buru-buru ngejar makna pendidikan yang lincah dan cepat.

Bukan cuma pelajar dan guru, pegawai dinas pendidikan pun tampil seperti mau syuting sinetron kolosal. Tapi ini bukan adegan sinetron  ini Hari Pendidikan Nasional. Momen sakral mengenang Ki Hajar Dewantara, si jenius yang bilang. “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,”. (Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.)

Tapi jangan salah. Kalau sekarang Ki Hajar hidup lagi dan lihat sistem zonasi PPDB, mungkin beliau bakal nyeletuk, “Wah, kok malah murid didorong-dorong ke sekolah terdekat, tapi nggak ditanya cocok atau enggaknya kayak jodoh di Tinder.”

Sekretaris Daerah Palembang, Aprizal Hasyim, tampil memimpin upacara. Ia memberi sambutan serius, tapi sayangnya mikrofon sempat ngadat. Sempat ada momen hening yang bikin peserta mikir, “Ini refleksi atau colokan putus?”, Jumat 2 mei 2025.

Setelah teknis normal, Sekda Aprizal menegaskan.“Pendidikan bukan seremoni, tapi hak asasi dan hak sipil. Tidak boleh ada diskriminasi, baik karena agama, fisik, suku, ekonomi, atau tempat tinggal!”

Kalimat itu bikin guru-guru yang sudah nyaris pensiun jadi semangat lagi. Satu guru bahkan nyeletuk, “Lah iya, Pak. Tapi kalau gaji belum naik-naik juga, kami diskriminasi dompet namanya.”

Aprizal juga menyebut Asta Cita keempat dari Presiden Prabowo yang menempatkan pendidikan sebagai prioritas nasional. Katanya, pembangunan SDM adalah jalan menuju Indonesia maju. Nah, itu pas. Karena kadang yang dibangun di Indonesia cuma tugu, bukan mutu.

Aristoteles – Filsuf Yunani mengatakan.“Educating the mind without educating the heart is no education at all.” (Mendidik pikiran tanpa mendidik hati bukanlah pendidikan sejati.).

Tan Malaka – Tokoh revolusioner dan pendidik menambahkan. “Tujuan pendidikan adalah mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”

Makanya, yuk mulai dari rumah. Ajari anak-anak cara mikir, bukan cuma cara nyalin jawaban dari Google, karena peradaban gak lahir dari ranking UN, tapi dari kejujuran, empati, dan logika yang jalan meski sinyal hilang.

Hardiknas itu bukan cuma soal nyanyiin “Hymne Guru” sambil tahan ngantuk. Tapi soal merawat api perjuangan agar anak petani bisa jadi profesor, dan anak guru honorer bisa jadi menteri asal jangan malah jadi buzzer.

Pendidikan harus jadi tempat anak-anak tumbuh, bukan cuma duduk. Tempat guru dihargai, bukan cuma disuruh fotokopi. Dan tempat ide besar dilahirkan, bukan cuma tempat nilai ditargetkan. Jadi… selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari kita pakai peci guru, bukan cuma topi seragam, karena dari kepala gurulah, peradaban kita bertunas.[***]

Terpopuler

To Top