Palembang Terkini

Long March Cinta dari Palembang untuk Palestina

ist

Sumselterkini.co.id, – Di Palembang, pagi Minggu (27/4/2025) itu bukan sekadar hari libur. Bukan juga hari jalan santai berhadiah rice cooker. Tapi hari ketika ribuan orang dari emak-emak sampai bocil, dari ustazah sampai driver ojek online menyemut di Bundaran Air Mancur Masjid Agung, bersatu suara dalam Aksi Damai Bela Palestina Jilid IV.

Mereka tidak demo harga cabai, bukan pula protes jalan rusak. Tapi ini tentang hati. Tentang rasa. Tentang jeritan rakyat Palestina yang makin hari makin mirip nonton film perang, tapi tanpa sutradara dan tanpa akhir.

Bayangkan, panas menyengat, sandal jepit digerus aspal, tapi semua itu tak menyurutkan semangat warga. Dari Bundaran Air Mancur menuju Gedung DPRD Kota Palembang, kaki boleh pegal, tapi dada tetap bergelora.

“Palestina, Palestina!” teriak mereka, bukan karena nonton bola, tapi karena cinta. Cinta yang melintasi benua, waktu, dan saldo dompet. Ada yang bawa spanduk, ada yang bawa anak, ada juga yang bawa bekal nasi bungkus karena tahu perjuangan butuh asupan karbo.

Di tengah massa, tampak sosok Wali Kota Palembang, Ratu Dewa. Tak pakai protokoler ribet, beliau ikut nimbrung. Bukan sekadar datang untuk selfie lalu pulang, tapi membawa pesan yang membekas: bahwa Palembang, kota pempek dan jembatan merah itu, ikut merasakan pedihnya Palestina.

“Dari dulu, kita ini sudah komit mengecam aksi Zionis Israel. Ini bukan soal agama saja, tapi soal kemanusiaan,” ujarnya dengan suara berapi-api, mirip orator demo tapi pakai kemeja dinas.

Bahkan, beliau menyentil fakta bahwa jurnalis pun menjadi korban. “Orang yang cuma pegang kamera, bukan senjata, juga jadi sasaran. Di sana, wartawan bukan cuma nulis berita, tapi kadang jadi berita,” ucapnya, membuat suasana makin sendu.

Tak berhenti di orasi, Ratu Dewa juga mengajak masyarakat Palembang untuk berdonasi. Bukan cuma omongan manis, tapi aksi nyata. Bahkan beliau mengaku sudah menitipkan bantuan melalui Pak Gunding relawan yang sudah belasan tahun di tanah Palestina. Nama Pak Gunding ini semacam legenda hidup, kalau di dunia super hero, dia mungkin semacam “Iron Man yang doyan shalat tahajud.”

“ASN di Pemkot pun saya ajak ikut menyumbang. Masa kalah sama anak SD yang rela sisihkan uang jajan?” tambah Ratu Dewa.

Dalam sambutannya, Ratu Dewa juga mengingatkan bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. “Mereka dulu mendukung kita. Sekarang giliran kita berdiri di belakang mereka. Atau di depan, kalau perlu,” kata beliau, setengah serius setengah patriotik.

Palestina, menurut Ratu Dewa, bukan hanya negeri di ujung barat Asia, tapi bagian dari sejarah batin bangsa ini. Negeri yang diberkahi, tapi hari ini justru penuh duka.

Aksi Damai Bela Palestina Jilid IV ini bukan sekadar long march. Ini adalah pawai rasa. Jalan kaki melintasi aspal kota demi mengantar empati. Di tengah gaduh dunia, Palembang menyalakan lilin kecil kemanusiaan. Mungkin tak bisa menghentikan roket, tapi bisa menyentuh langit dengan doa.

Dan dari kota pempek ini, kita belajar satu hal solidaritas itu bukan soal siapa yang paling lantang, tapi siapa yang paling tulus. Karena kadang, langkah kecil dari Bundaran Air Mancur bisa bergema sampai Gaza.

Mau donasi? Ayo. Mau doa? Boleh. Mau diam tapi penuh empati? Juga boleh. Tapi jangan pura-pura nggak tahu. Karena di dunia yang saling terhubung ini, penderitaan mereka adalah ujian nurani kita. Maka, dari Palembang salam damai, salam cinta, dan salam pempek untuk Palestina.[***]

Terpopuler

To Top