Sumselterkini.co.id, – Ada kabar menggembirakan untuk kita semua, terutama buat emak-emak yang selama ini kalau liburan cuma mentok di mal, dan anak-anak yang kalau lihat gajah cuma bisa dari Youtube atau stiker WA. Kini, Palembang bersiap-siap naik kelas di dunia pariwisata, bukan lagi kota pempek doang, tapi juga bakal punya Taman Safari-nya sendiri!
Ya, betul, bukan taman safari rasa-rasa, tapi yang beneran, dengan hewan beneran, dan (semoga) pengunjungnya bukan cuma bawa nasi kotak dan stereo bluetooth.
Proyek ini sedang digarap serius oleh Pemkot Palembang, tepatnya di kawasan Gandus. Lokasinya udah dapet restu, tinggal dibangun aja. Wali Kota Ratu Dewa dan Wakil Wali Kota Prima Salam pun udah tampil bak duo MC acara khitanan, kompak bener menyampaikan misi mereka ke publik dan kementerian.
“Insya Allah, pengelolaan Punti Kayu akan dilakukan oleh Kota Palembang, dan ini akan menjadi wisata baru yang cukup menjanjikan,” ujar Ratu Dewa, sambil menaburkan harapan seperti garam di sambal terasi.
Gandus, yang selama ini lebih dikenal sebagai “kampung sebelah yang jauh dari pusat kota”, kini naik daun. Luas lahannya 12 hektare. Cukup untuk bikin safari, lapangan bola, dan tempat istirahat driver ojek online sekaligus. Dan kabarnya, sudah ada investor tajir yang siap modalin. Jadi bukan hanya mimpi di siang bolong, tapi ini sudah masuk tahap, “tinggal nyalain mixer buat ngaduk adonan.”
Menurut Wakil Wali Kota Prima Salam, konsep kebun binatangnya beda dari Punti Kayu. Kalau Punti Kayu nanti mau disulap jadi taman ala-ala Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta lengkap dengan restoran, tempat loncat-loncatan, dan spot selfie buat influencer kelas menengah ke atas, maka kebun binatang di Gandus akan didesain seperti Taman Safari Indonesia. Artinya, bukan cuma monyet di kandang, tapi bisa jadi harimau lewat depan mobil kita, atau zebra yang lebih eksis dari pengunjungnya.
Coba bayangkan. Anak-anak Palembang yang selama ini kalau ditanya soal jerapah cuma bisa jawab, “itu yang ada di TV, Ma,” nanti bisa jawab, “yang kemarin ngintip pas aku makan mi ayam di mobil, Ma.”.Betapa naik daunnya kualitas cerita anak-anak sekolah dasar nanti.
Pemkot bilang, proyek ini akan direalisasikan “secepat-cepatnya.” Tapi kita semua tahu, dalam bahasa birokrasi, “secepat-cepatnya” bisa berarti mulai dari minggu depan sampai pemilu berikutnya. Tapi jangan suudzon dulu, karena dari narasi yang disampaikan, tampaknya memang serius. Udah ketemu Dirjen Konservasi, udah ada investor, udah kayak mau buka franchise KFC baru.
Dan jangan salah, Indonesia bukan yang pertama soal beginian. Di Thailand ada Safari World Bangkok yang rame terus walau panasnya kayak oven. Di Singapura, Night Safari-nya bahkan bisa ngajak jalan malam bareng binatang. Di Jerman, kebun binatang Berlin jadi wisata utama dan harimau di sana punya jadwal makan yang lebih disiplin daripada kita saat puasa.
Artinya? Wisata fauna itu laku! Dan kalau Palembang bisa nyusul, ini bisa jadi perombakan citra wisata yang serius. Tak lagi hanya jembatan Ampera dan sungai yang penuh kenangan (dan kadang sampah), tapi juga kota tempat gajah dan orangutan bisa selfie bareng pengunjung.
Proyek ini memang ambisius. Tapi justru di situlah seninya. Kalau Palembang bisa punya “Gandus Safari Park”, maka kita semua bisa bangga bilang. “Dulu, Gandus tempat nyari ilalang buat lempar layangan. Sekarang? Tempat ngelihatin singa tidur siang.”
Tapi ingat ya, kalau nanti udah jadi, tolong jangan lemparin makanan ke hewan. Kasian. Harimau itu dietnya ketat, bukan fans nasi padang. Dan semoga Punti Kayu juga jadi seperti yang direncanakan bukan lagi hutan tempat pacaran diam-diam, tapi taman keluarga yang bisa bersaing sama tempat healing ala selebgram.
Karena ya, masa Jakarta punya PIK, Bandung punya Lembang, Bali punya Ubud, masa Palembang cuma punya… kenangan?. Ayo, kita dukung! Biar nanti kalau orang bilang, “eh liburan ke mana?” Kita bisa jawab “Ke Gandus, lihat jerapah. Habis itu makan pempek. Hidup ini indah, bro.”[***]