Palembang Terkini

Dua Pawang Stunting Turun Gunung

ist

Sumselterkini.co.id, – Di rumah dinas wali kota yang biasanya sunyi seperti perpustakaan setelah Ujian Nasional, belum lama ini mendadak jadi tempat bertemunya dua “koki” yang sama-sama sedang sibuk meracik resep sehat untuk anak bangsa Ketua Tim Penggerak PKK Dewi Sastrani dan Ketua IDAI, Dokter Julius Anzar. Bukan untuk buka puasa bersama, tapi untuk menyusun menu kolaborasi yang akan disajikan dalam bentuk seminar imunisasi anak.

Layaknya dua orangtua yang bersatu padu demi bekal anak masuk sekolah, IDAI dan PKK sepakat bahwa imunisasi bukan sekadar suntikan, tapi tameng pertama agar anak-anak tak tumbang sebelum waktunya. Julius, yang gayanya kalem tapi isinya tajam bak jarum suntik, langsung menembakkan niat baiknya.

“Kami siap bantu PKK, bukan cuma pas seminar, tapi sampai ke Puskesmas kalau perlu. Pokoknya demi anak-anak sehat,” ujarnya, dengan semangat seperti dokter jaga IGD pas Lebaran.

PKK pun tak tinggal diam. Bu Dewi menyambut tawaran itu bak petani yang ditawari pupuk gratis. Apalagi, katanya, TP PKK itu ibarat ujung cangkul yang langsung menyentuh tanah, alias masyarakat.

“Kita ini tiap hari bertemu warga, dari yang lagi nyuapin anak sampai yang lagi galau karena anaknya nggak doyan sayur. Jadi soal stunting, imunisasi, kesehatan anak, ya kita siap,” kata Bu Dewi, sambil tersenyum semangat.

Kalau sudah begini, pepatah lama cocok disematkan “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.” Apalagi urusan kesehatan anak ini bukan cuma kerja satu pihak. Ibarat got, kalau hanya satu yang nyodok, mampet juga akhirnya. Tapi kalau ramai-ramai nyodok bareng, air pun lancar, nyamuk minggat, dan anak-anak bisa bermain tanpa batuk-batuk lagi.

Kolaborasi antara PKK dan IDAI ini semestinya jadi contoh bagaimana urusan anak tidak bisa ditunda-tunda seperti cucian kotor. Anak-anak ini bukan sekadar generasi masa depan, mereka adalah masa depan itu sendiri yang sudah ada di depan pintu, ngetuk sambil bilang, “Bu, saya mau sehat.”

Seminar imunisasi ini bukan cuma acara tempelan. Ini adalah bagian dari perjuangan panjang menjaga tumbuh kembang anak, menurunkan stunting, dan mencegah masa depan suram yang datang diam-diam seperti nyamuk demam berdarah.

Kalau dokter dan ibu-ibu PKK sudah bersatu, maka anak-anak kita bisa tidur tenang. Ibu lega, bapak tersenyum, dan masa depan Indonesia tidak lagi bergantung pada minyak goreng murah, tapi pada generasi sehat yang bisa berlari kencang mengejar cita-cita.

Karena membesarkan anak itu bukan kerja satu orang. Itu kerja ramai-ramai, seperti kata pepatah “Sekuat-kuatnya tembok, tetap butuh semen.” Maka sekuat-kuatnya niat, tetap butuh kolaborasi nyata.[***]

Terpopuler

To Top