Palembang Terkini

Cinta Sejati Versi Dewi Sastrani

ist

Sumselterkini.co.id, – Ada yang unik di Palembang. Biasanya pensiun itu karena umur, atau karena udah kenyang jadi pejabat. Tapi ini beda. Istri Wali Kota Palembang, Dewi Sastrani, justru pensiun dini dari pekerjaan resminya bukan karena capek, bukan karena udah waktunya, tapi karena cinta. Bukan cinta yang bikin pipi merona-rona, tapi cinta pada tugas sosial, cinta pada rakyat, cinta pada anak-anak stunting, emak-emak pelaku UMKM, sampai cinta pada program posyandu yang kadang suka dilupain kalau bukan karena ada lomba RT.

Ya, ini bukan pensiun biasa. Ini pensiun rasa pengabdian. Dan ini dilakukan bukan di hari biasa, tapi pas peringatan Hari Kartini. Pas banget. Kalau Kartini dulu nulis surat-surat perjuangan dari Jepara, sekarang Dewi Sastrani mulai “menulis sejarah” dari ruang Parameswara Setda Kota Palembang.

Dikukuhkan sebagai Ketua Tim Penggerak PKK 2025–2030, plus merangkap Ketua PMI, jelas tugas ini bukan tugas ringan. Ini bukan semacam jadi ketua arisan RW yang tugasnya hanya mencatat iuran dan beli kue sus. Ini tugas sosial yang menyentuh langsung jantung masyarakat  dari urusan keluarga, anak, kesehatan, sampai ke isu-isu nasional kayak stunting dan narkoba.

Bayangkan, ini seperti main catur sambil masak opor harus multitasking, strategis, dan tetap bikin semua orang kenyang dan senang. Dan menariknya, Wali Kota Ratu Dewa gak sekadar ngasih sambutan formal beliau bahkan terang-terangan bilang mendukung sang istri untuk pensiun dini demi fokus ke TP PKK dan PMI. Nah lho, ini baru pasangan power couple yang kerjaannya bukan sekadar potong pita dan selfie, tapi benar-benar saling dukung untuk kebaikan kota.

Contoh nyatanya? Nih, data dari Januari sampai Maret 2025, jumlah balita stunting di Palembang turun dari 199 jadi 184. Ini bukan sulap, bukan sihir, ini kerja keras. Tanda bahwa TP PKK bukan cuma organisasi seremonial yang isinya lomba masak dan senam poco-poco, tapi benar-benar bergerak. Mereka bisa jadi garda terdepan menangani masalah yang kadang bikin pemerintah pusat pun pusing tujuh keliling.

Dan Dewi Sastrani juga tegas kerja pertama yang dia mau genjot adalah sistem pelayanan. Nggak mau cuma jadi simbol, dia pengin jadi motor. Jadi jangan kaget kalau nanti ibu-ibu di Palembang makin aktif, makin sejahtera, dan makin rajin ikut kegiatan karena pemimpinnya pun turun tangan, bukan cuma tunjuk tangan.

Ini bukan soal istri pejabat dapat jabatan. Ini tentang seseorang yang memilih jalan yang lebih berat demi melayani masyarakat. Seperti nelayan yang rela bangun sebelum ayam berkokok demi tangkapan terbaik, Dewi Sastrani juga memilih mundur dari zona nyaman agar bisa fokus menebar manfaat.

Dan kita, sebagai warga, tinggal pilih  mau duduk manis nonton atau ikut gerak bareng. Karena kalau ibu-ibu PKK udah bergerak, itu seperti pasukan semut lagi gotong rendang kecil-kecil tapi kerjaannya nyata.

Semoga TP PKK dan PMI di bawah komando Dewi Sastrani bisa jadi contoh, bukan hanya untuk Palembang, tapi untuk seluruh kota di Indonesia. Kalau kata orang tua: ini baru namanya pensiun yang naik level, bukan turun derajat! [***]

Terpopuler

To Top