Otomotif

Dari Tangerang ke Buriram: Bintang Pranata Sukma dan “Dagelan Serius” di Thailand Talent Cup 2025

astra-honda.com

KALAU ada pepatah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, mungkin itu benar buat duren. Tapi buat Bintang Pranata Sukma, pebalap belia binaan Astra Honda Racing School (AHRS), pepatahnya lebih pas begini “anak tanggung dari Tangerang bisa bikin geger Buriram.”

Ya betul, bocah 14 tahun ini sukses bikin ribut Chang International Circuit, Thailand, lewat aksinya di Thailand Talent Cup (TTC) 2025 putaran ketiga. Jangan bayangkan ributnya macam penonton konser dangdut yang rebutan saweran. Ributnya lebih elegan: dua kali podium kedua, nyaris menggeser juara.

Race pertama, Sabtu (23/8), Bintang start dari posisi kelima. Ibarat ikut lomba makan kerupuk, dia memang tak langsung nyosor, tapi sabar dulu biar lawan ngos-ngosan. Hasilnya? Tinggal tancap gas di ujung, dan akhirnya finish kedua dengan jarak tipis, cuma 0,162 detik. Itu jarak yang kalau diukur di warung kopi, setara telat bayar gorengan sebelum disemprit sama emak warung.

Race kedua, Minggu (24/8), Bintang malah start dari grid ke-8. Banyak orang mungkin mikir “Waduh, start di belakang, pasti susah.” Tapi bocah Tangerang ini kayak motor bebek di jalan sempit, suka nyelip-nyelip.

Dia sempat memimpin di beberapa lap terakhir, bikin penonton Thailand mungkin mikir, “Lho, ini anak siapa tiba-tiba nyodok di depan?” Sayangnya, finish lagi-lagi di posisi kedua, kali ini cuma selisih 0,091 detik. Lebih tipis lagi, kayak beda harga cabai di pasar tradisional dan supermarket.

Yang bikin cerita makin rame, Abimanyu Bintang Fermadi juga ikut debut di seri ini. Bocah 13 tahun dari Sleman itu langsung dikasih tanggung jawab menggantikan Ziven Rosul Abiy Salim yang sedang pemulihan pasca operasi patah tulang paha.

Abimanyu start dari posisi 14 di race pertama, finish ke-11. Lumayan, tak nyasar ke pit stop jualan som tam. Race kedua, lebih mantap start dari grid 9, finish di posisi 7 besar, dapat poin pula. Untuk ukuran debutan, itu prestasi. Ibarat murid baru, belum kenal siapa-siapa, tapi sudah bisa rebut kursi paling depan pas guru belum masuk.

Ziven sendiri jangan dilupakan. Meski lagi pemulihan, di dua seri awal Thailand Talent Cup 2025, dia konsisten panen poin. Jadi kalau dirangkum, trio ini mirip boyband balap Indonesia. Bintang sang vokalis utama, Abimanyu si gitaris pendatang baru, dan Ziven sang drummer yang sedang cuti sakit tapi tetap punya beat.

Thailand Talent Cup (TTC) bukan sekadar balapan. Ini ibarat gerbang tol menuju Road to MotoGP. Bedanya, kalau di tol kita siap-siap bayar, di sini justru siap-siap bayar keringat, mental, dan nyalir

Bintang sekarang ada di posisi keempat klasemen dengan 74 poin. Jaraknya 18,5 poin dari pemuncak klasemen. Bagi sebagian orang, angka 18,5 mungkin sama dengan uang bensin motor seminggu. Tapi buat Bintang, itu jarak yang masih bisa disusul. Apalagi masih ada tiga seri lagi Sepang September, Sepang November, dan Buriram November. Kalau konsisten, bukan tidak mungkin dia naik podium utama dan bikin lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Thailand.

Yang menarik, ini semua bukan sekadar kisah anak kecil main motor. Ada tangan dingin PT Astra Honda Motor (AHM) lewat Astra Honda Racing School. Mereka seperti petani modern yang menanam bibit unggul, lalu menyiram dengan pelatihan, disiplin, dan jam terbang. Hasilnya? Panen podium di ajang internasional.

Kata Andy Wijaya, General Manager Marketing Planning & Analysis AHM, pihaknya bangga karena semua pebalap muda menunjukkan perkembangan positif. Terjemahannya dalam bahasa dagelan “Lha wong baru belajar pubertas aja, anak-anak ini sudah puber podium.”

Kalau ditanya apa pelajaran dari cerita ini, jawabannya simpel prestasi tak datang tiba-tiba kayak undangan kondangan tetangga. Harus ada proses, latihan, bahkan jatuh-bangun. Bintang Pranata Sukma bisa konsisten podium bukan karena dia kebal angin atau punya jimat dari Tangerang. Tapi karena kerja keras, dukungan tim, dan mental baja.

Pesannya buat anak muda lain? Gaspol boleh, tapi jangan nekat. Kalau balap di jalan raya itu namanya ngerusuhi emak-emak naik motor matic bawa belanjaan sayur. Kalau mau balap, ya di sirkuit, pakai perlengkapan, ada aturan. Itu namanya balapan sehat.

Kisah Bintang Pranata Sukma di Thailand Talent Cup 2025 ini seperti sinetron, baru masuk episode tiga tapi sudah bikin penasaran kelanjutannya. Akankah ia berhasil merebut juara seri berikutnya? Atau malah muncul drama tambahan dari Abimanyu dan Ziven yang bisa mengacak-acak klasemen?

Satu hal yang jelas, trio pebalap muda Indonesia ini bukan sekadar numpang lewat di ajang balap Asia. Mereka sedang menuliskan bab baru bahwa anak-anak Indonesia bisa, dan siap bersaing menuju MotoGP. Dari Tangerang, Sleman, sampai Mandalika, semua bersatu di lintasan internasional.

Kalau pepatah bilang, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian,” maka buat Bintang cs, pepatahnya mungkin begini “berlap-lap ke Buriram, berpodium-podium ke Sepang.”

Jadi, mari kita tunggu. Siapa tahu sebentar lagi bukan cuma Bintang yang bersinar, tapi seluruh galaksi pebalap muda Indonesia ikut terang benderang di panggung dunia.[***]

Terpopuler

To Top