Olahraga & Otomotif

Ribuan Tendangan, Jaket Kamuflase, & Mimpi Indonesia Emas, Ketika Jakabaring Jadi Pabrik Ninja”

JANGAN anggap enteng sepakan anak bangsa, kalau dulu kita bangga sama sepakan Kungfu Panda, sekarang giliran Taekwondoin Jakabaring yang bikin geger Hall Ranau kayak dapur nasi goreng panas, berasap, dan penuh teriakan.

Hari Sabtu (26 Juli 2025), Jakabaring Sport City berubah bukan jadi tempat nonton badminton atau selfie di bawah jembatan Ampera mini, tapi jadi zona epik ribuan tendangan. Ada 2.100 atlet dari Sumsel, Jambi, Bengkulu, dan Riau. Bukan datang mau demo harga sembako, tapi ikut Kejuaraan Taekwondo Bela Negara Piala Menteri Pertahanan 2025.

“Ini bela negara versi kaki kanan duluan, bukan lempar kursi DPR,” celetuk seorang penonton. Sayang namanya nggak boleh disebut, katanya takut viral dan disangka nyindir.

Di tengah riuh matras dan suara “Hyaattt!!” yang bersahutan kayak orkestra ninja, Gubernur Sumsel Pak Herman Deru muncul. Dasi rapi, senyum kalem, sepatu kayak habis poles di salon mobil. Dalam sambutannya, beliau bilang “Saya ingin Taekwondo ini sampai ke pelosok desa!”

Bayangin kalau nanti di pelosok Musi Rawas ada turnamen Sabuk Hitam Antar-RT, bisa-bisa warung kopi langsung live report: “Pak RT habis dapet flying kick dari Pak RW, tapi tetap jabat tangan.”

Sementara banyak generasi Z sibuk debat capres di TikTok dan perang stiker WA, 2.100 anak muda ini lebih milih nendang daripada nyinyir. Kata Ibu Meilinda HZ, Ketua Pengprov Taekwondo Sumsel, ini bukti semangat bela negara lewat cara elegan pakai dobok, bukan pakai jas sidang paripurna.

“Kami bangga bisa kumpulkan ribuan atlet,” katanya sambil ngelirik daftar peserta yang panjangnya kayak struk belanja tanggal tua.

“Dan kami berterima kasih ke Pak Gubernur yang support penuh.”

Tentu saja, support di sini bukan cuma spanduk dan selfie di depan backdrop, tapi juga anggaran yang, semoga, nggak cuma numpang lewat kayak tukang parkir di minimarket.

Jangan sampai kejuaraan kayak gini cuma jadi ajang foto rame-rame lalu bubar jalan. Olahraga bukan event musiman yang datang pas ada menteri datang, lalu hilang pas honor belum cair. Kalau mau serius bela negara, mulailah dari matras yang empuk dan pelatih yang digaji, bukan dibayar pakai nasi bungkus.

Pepatah dari Korea bilang “Sepakan hari ini adalah pondasi negarawan esok hari.”

Sementara pepatah lokal kita bunyi “Anak muda yang kuat nendang hari ini, besok bisa kuat nolak suap.”

Acara ini bukan soal siapa menang atau kalah. Tapi soal mental, disiplin, dan harapan. Daripada anak muda nongkrong sambil konten TikTok “cari geng motor terdekat”, lebih baik mereka fokus pada sepakan sabuk biru ke merah. Satu tendangan lurus hari ini, bisa selamatkan satu masa depan dari jurang kenakalan.

Jakabaring bukan sekadar tempat selfie di stadion. Tapi juga tempat lahirnya calon-calon patriot pakai dobok. Dengan niat, disiplin, dan sepatu yang gak copot saat tendangan memutar, siapa tahu 2045 nanti Indonesia Emas bukan cuma mimpi PowerPoint.

Kalau kata pelatih legendaris (yang nggak mau disebut namanya) “Kalau belum bisa tendang tepat sasaran, jangan dulu sok jadi motivator!”

Atau versi wong Palembang “Dak biso nendang, jangan banyak gaya. Apolagi gaya-gayaan di TikTok!”[***]

Terpopuler

To Top