SETELAH sebelumnya meninjau langsung penanganan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kegiatan vaksinasi di Provinsi Papua Barat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melanjutkan agenda kunjungan ke Provinsi Papua, Sabtu (4/9/2021).
Stadion Lukas Enembe yang terletak di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, menjadi tujuan pertama yang dikunjungi oleh Menko Airlangga. Stadion tersebut selesai dibangun pada pertengahan 2019 dan memiliki daya tampung lebih dari 40 ribu penonton.
Stadion yang sebelumnya bernama Stadion Papua Bangkit dan setelah diresmikan pada 23 Oktober 2020 diubah menjadi Stadion Lukas Enembe, akan menjadi venue utama dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Oktober 2021. Acara pembukaan dan penutupan gelaran olahraga tersebut juga akan diselenggarakan di stadion tersebut.
Stadion Lukas Enembe berada dalam satu komplek dengan gedung olahraga lainnya, seperti gedung indoor yang akan digunakan untuk pertandingan cabang olahraga basket dan voli, serta gedung akuatik untuk cabang olahraga renang, loncat indah, polo air, dan sebagainya. Baik stadion maupun gedung olahraga tersebut memiliki fasilitas-fasilitas berstandar internasional yang tentunya bermutu tinggi.
“Luar biasa fasilitasnya,” ujar Menko Airlangga kagum ketika berkeliling meninjau kesiapan komplek stadion tersebut.
Lapangan cabang olahraga sepak bola di Stadion Lukas Enembe telah mengikuti standar FIFA, begitu juga dengan sarana pendukung lainnya. Lintasan atletik sintetisnya juga sudah disertifikasi kelas 1 sesuai standar Federasi Atletik Internasional (IAAF). Sementara, untuk sarana dan prasarana di gedung akuatik sudah mendapatkan sertifikasi dari induk organisasi olahraga renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA), pada 27 Juni 2020 lalu.
Menko Airlangga juga mengungkapkan, persiapan penyelenggaran PON bulan depan, tak hanya sekadar dari sarana dan prasarana saja, tapi juga dari sisi pencegahan penularan COVID-19. Misalnya dengan penyediaan fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter) di beberapa kota penyelenggara PON XX, termasuk isoter di Kapal Pelni (KM Tidar), dan percepatan vaksinasi kepada masyarakat.
Pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) juga harus dijalankan secara ketat. Setiap kontingen yang menjadi bagian dari ajang ini harus melakukan skrining atau tes COVID-19 terlebih dahulu sejak berada di wilayah asal, sebelum berangkat menuju tempat berlangsungnya PON.
Setibanya di lokasi penyelenggaraan PON XX Papua, para kontingen harus melakukan skrining kembali sambil melakukan karantina/isolasi di fasilitas yang disediakan panitia. Bagian yang terpenting yakni seluruh pihak yang terlibat dalam PON XX juga harus sudah divaksin, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, tenaga pendukung, sampai masyarakat di sekitar venue. Ditargetkan pada Oktober nanti, seluruh pihak yang terlibat sudah menerima dua dosis vaksin. Pelaksanaan prokes dalam PON XX Papua ini juga diadaptasi dari kesuksesan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang berakhir 8 Agustus 2021 lalu.
“Alhamdulillah Wali Kota Jayapura responsif terhadap keberadaan kapal (isoter). Isoter kapal ini akan ada sampai PON selesai. Untuk vaksinasi, targetnya di Kab/Kota Jayapura, Kab. Mimika, Kab. Merauke, dan Kab. Keerom (sebagai daerah penyangga) vaksinasinya minimal 70 persen yang dosis 1, dan dosis 2 menyesuaikan. Untuk jumlah penonton memang terbatas (sesuai arahan Presiden) dan hanya boleh bagi yang sudah divaksin. Jadi harus didorong masyarakat siap divaksin,” paparnya.
Menko Airlangga juga menuturkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan PON untuk Provinsi Papua. “Dampak sebelum PON yaitu pada pembangunan (infrastruktur), dan setelah PON, tentu dari pemanfaatan venue (yang sudah dibangun), juga dampak dengan banyaknya atlet yang datang untuk bertanding,” tutupnya. InfoPublik (***)
Ril