PALEMBANG, tanah legenda sepak bola Sumatera Selatan, kini disambut oleh gelombang semangat baru, setelah era keemasan Sriwijaya FC yang pernah menjuarai kompetisi nasional dan memiliki suporter militan, hadir Sumsel United FC, tim yang siap menorehkan sejarah baru di Championship 2025/2026. Dengan pelatih kepala Nilmaizar di pucuk pimpinan, Juaro, julukan Sumsel United tampil di launching meriah di Ballroom Hotel Arya Duta Palembang, Minggu (7/9/2025).
Tapi sebelum membahas Sumsel United, mari sejenak menengok sejarah panjang sepak bola di Bumi Sriwijaya.
Di Palembang, ibukota Sumatera Selatan, sebelumnya sudah lama dikenal sebagai kota yang hidup dengan sepak bola sebagai hiburan, beberapa dekade lalu, di era kompetisi Galatama, muncul Kramayudha Tiga Berlian, klub yang meraih prestasi gemilang bukan hanya di kompetisi PSSI, tapi juga menembus level Asia. Klub ini dimiliki Sarnubi Said, sosok pengusaha yang berani menginvestasikan sumber daya dan semangatnya untuk sepak bola Sumsel. Nama Kramayudha menjadi kebanggaan warga Sumsel, simbol bahwa sepak bola lokal bisa bersaing di panggung besar.
Tak hanya itu, ada juga Pusri Palembang, klub milik Pabrik Pupuk tertua di Tanah Air ini, meski prestasinya tidak semulus Kramayudha atau Sriwijaya FC, tapi tetap dikenal sebagai klub yang konsisten menumbuhkan talenta lokal dan membangun budaya sepak bola di Palembang.
Lompatan berikutnya terjadi saat Sriwijaya FC, yang dibentuk di era Gubernur Sumsel Syarial Oesman, dan dilanjutkan di bawah kepemimpinan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Klub ini bukan sekadar tim baru, tapi proyek ambisius yang menegaskan bahwa Sumsel ingin menjadi pusat sepak bola di Indonesia. Sriwijaya FC pun menorehkan sejarah, juara kompetisi nasional, pemain berbakat, dan suporter fanatik.
Saat itu, Sriwijaya FC bukan hanya tim mereka adalah simbol kejayaan sepak bola Sumsel, namun juara kompetisi Nasional, pemain berbakat, dan suporter fanatik membuat lawan gentar. Jika Sriwijaya FC adalah keris tajam yang disegani lawan, Sumsel United baru seperti pedang bayi yang sedang diasah.
Kehadiran Sumsel United adalah pengingat bahwa sejarah tidak bisa diwariskan begitu saja, tapi semangat juang bisa menular, seperti kata pepatah “Air tenang jangan disangka tiada buaya”. Artinya, dibalik tenangnya permukaan, selalu ada potensi yang menunggu untuk dibuktikan.
Yang membuat Sumsel United FC unik adalah hampir seluruh pemainnya adalah putra daerah Sumsel. Presiden klub, H. Cik Ujang, menegaskan, ini adalah inisiatif mandiri tanpa dana dari pemerintah provinsi. Tidak main-main, total 33 pemain diperkenalkan, termasuk pemain dari Brasil dan Korea sebagai bumbu Internasional.
Pelatih Nilmaizar menyebut tim ini sudah kompak, setelah beberapa latihan. Kapten Rachmad Hidayat optimistis memimpin skuad ini meraih kesuksesan. Dalam bahasa sepak bola sehari-hari, kalau Sriwijaya FC dulu seperti “kereta cepat ditarik lokomotif veteran”, Sumsel United adalah “mobil balap siap ngebut di lintasan baru”.
Keunggulan lokal ini juga berarti dukungan fanbase lebih mudah dibangun, karena warga Sumsel bisa langsung mengidentifikasi diri dengan para pemainnya, bukan hanya tim, tapi bagian dari komunitas.
Mari sedikit bercanda, Sumsel United masih baru, energik, dan penuh percaya diri, kadang, semangat ini bisa membuat pemain “menendang bola ke tribune, bukan ke gawang.” Tapi itu wajar, bagian dari proses belajar, pepatah yang pas “Belajar berjalan, jangan lari terburu-buru, nanti jatuh”.
Kepercayaan masyarakat & sponsor
Selain itu, membangun chemistry dengan suporter juga tantangan tersendiri. Suporter fanatik Sriwijaya FC dulu rela hujan panas tetap memberi support. Sumsel United harus membuat fans ikut “terbawa euforia”, kalau tidak, stadion bisa terasa sepi seperti warung kopi pagi-pagi.
Persaingan di Championship 2025/2026 tidak akan mudah, banyak tim sudah berpengalaman dan memiliki strategi matang. Sumsel United harus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar tim baru yang ramai di launching, tapi benar-benar punya taring di lapangan.
Jika Sriwijaya FC sukses, karena kombinasi pemain lokal dan impor yang matang, Sumsel United menekankan talenta lokal plus bumbu Internasional, formula ini bisa jadi rahasia sukses, asal disiplin dijalankan.
Yang menarik, Sumsel United punya kesempatan menulis sejarah sendiri, tanpa bayang-bayang terlalu menekan, sebab pemain muda lebih energik, strategi lebih fleksibel, dan semangat juara lebih segar.
Pembina sepak bola Sumsel, H. Herman Deru, menekankan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat dan sponsor. Ini bukan soal uang semata, tapi soal kredibilitas dan reputasi. Klub yang menjaga kepercayaan akan mendapat dukungan jangka panjang.
Dengan memadukan talenta lokal, semangat juang, dan strategi matang, Sumsel United suka tidak suka harus bisa mengambil inspirasi dari sejarah Kramayudha, Pusri, dan Sriwijaya FC, bukan intimidasi atau menghilangkannya, jika perlu prestasi Sumsel United lebih baik dari ke tiga klub yang pernah ada di Palembang, Sumsel. Mereka punya peluang membuktikan bahwa sepak bola Sumsel masih bisa bersinar di level Nasional.
Mampukah Sumsel United FC mengulang kejayaan Sriwijaya FC?, Jawabannya mampu, jika mereka pintar belajar dari sejarah panjang sepak bola Sumsel, memaksimalkan talenta lokal, dan menjaga kepercayaan publik serta sponsor. Dengan semangat kebersamaan, humor sebagai perekat mental, dan strategi tepat, tim ini bisa menjadi harapan baru bagi sepak bola Sumatera Selatan.
Jika Sriwijaya FC adalah legenda yang dihormati, Sumsel United berpotensi menjadi legenda baru yang lahir dari akar sendiri, dengan pepatah sederhana sebagai pedoman “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”.
Palembang, bersiaplah, petualangan Juaro baru saja dimulai, dan siapa tahu, dalam beberapa musim ke depan, nama Sumsel United akan bersinar setara atau syukur-syukur bisa melebihi Sriwijaya FC.
Dengan tekad, kerja keras, dan kebanggaan lokal sebagai fondasi, tim ini bisa menjadi simbol aspirasi generasi muda Sumsel.
Setiap gol, setiap kemenangan, akan menulis bab baru yang menginspirasi. Dan yang terpenting, Sumsel United bisa membuktikan bahwa sejarah sepak bola bukan hanya tentang masa lalu, tapi tentang masa depan yang siap ditaklukkan. [***]