Sumselterkini.co.id, -Ada yang lebih berharga dari sekadar uang? Jawabannya senyum para pahlawan kebersihan yang sehari-hari jungkir balik menghadapi sampah, debu, dan entah apa lagi di jalanan!.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersama Baznas OKI bikin kejutan manis buat mereka. Bukan es cendol gratis, tapi bantuan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS)! Cihuy!
Sebanyak 356 tenaga kebersihan di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI mendapatkan bantuan tunai Rp 200.000 per orang. “Bukan cuma dari saya dan Wakil Bupati, tapi juga dari ASN yang ikut menyisihkan rezekinya,” kata Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki, dengan penuh semangat. Intinya, gotong royong untuk kebaikan, nih!
Mungkin ada yang nyinyir, “Duit segitu mah cepat habis buat beli beras!” Eits, tapi jangan salah! Ini bukan cuma soal angka di dompet, tapi penghargaan atas kerja keras mereka. Bayangkan kalau para tenaga kebersihan mogok seminggu. Jalanan penuh sampah, bau amis di mana-mana, dan kita semua bakal berasa lagi syuting film zombie! Jadi, ini langkah awal yang perlu diapresiasi.
Tapi, ada tapinya nih! Zakat dan bantuan tunai itu sifatnya temporer, sedangkan kesejahteraan mereka butuh solusi permanen. Masalahnya, tenaga kebersihan ini termasuk pekerja esensial, tapi sering kali digaji rendah dan fasilitas mereka minim. Kendaraan operasional yang uzur, alat kerja seadanya, dan kadang nggak ada jaminan sosial yang memadai.
Harusnya, pemerintah bukan cuma bagi-bagi uang setahun sekali, tapi juga bikin kebijakan yang lebih berpihak. Misalnya, menaikkan insentif mereka, memberikan tunjangan kesehatan, atau minimal ada asuransi tenaga kerja yang layak. Masa sih tenaga kebersihan yang kerja tiap hari buat kita, malah hidupnya masih di bawah standar?
Bupati juga janji bakal nambah fasilitas kebersihan biar kerja mereka lebih ringan. Semoga aja bukan janji surga belaka, ya. Kita tahu anggaran daerah kadang lebih kering dari kerupuk kelelep kuah bakso. Tapi kalau ada niat baik dan realisasi nyata, pasti bisa! Mungkin nanti ada bonus tambahan, seperti kendaraan operasional yang nggak usang dan alat kebersihan yang lebih canggih dari sekadar sapu lidi.
Di sisi lain, Ketua Baznas OKI, Devison, berharap makin banyak orang sadar pentingnya zakat dan berbagi. Jadi, bukan cuma tenaga kebersihan yang bisa tersenyum, tapi juga lebih banyak masyarakat yang terbantu. “Kami ngajak semua ASN dan kepala dinas buat nyalurkan zakat lewat Baznas,” katanya. Mantap, Pak!
Nah, sekarang giliran kita yang mikir. Kita sering komplain soal jalanan kotor atau bau sampah, tapi udah pernah kasih apresiasi ke mereka yang banting tulang tiap hari? Belum, kan? Ya udah, minimal kita mulai dari nggak buang sampah sembarangan. Atau kalau mau level naik, ikut gerakan berbagi biar makin banyak orang yang terbantu.
Jadi, intinya zakat ini mungkin nggak bikin mereka langsung kaya raya, tapi minimal bikin mereka merasa dihargai. Tapi kalau pemerintah benar-benar mau menunjukkan kepeduliannya, harus ada perubahan sistematis. Jangan cuma ingat tenaga kebersihan pas mau bagi-bagi bantuan doang!. Mereka bukan sekadar objek belas kasihan, tapi pilar utama dalam menjaga kebersihan kota. Yuk, mulai pikirkan skema yang lebih berkelanjutan. Kalau mau OKI bersih dan nyaman, ya orang-orang yang bikin bersih juga harus sejahtera.[***]
