OKI Terkini

Misi Penyelamatan Aset Terlantar

ist

Sumselterkini.co.id, – Bayangkan sebuah penggilingan padi yang dulunya gagah, sekarang cuma jadi rumah rayap dan sarang burung walet. Atau perkemahan yang dulunya ramai anak pramuka, kini lebih mirip lokasi syuting film horor. Inilah kisah tragis yang diam-diam sering terjadi aset daerah mangkrak, dibiarkan menua dalam sepi, tanpa fungsi, tanpa cinta.

Untunglah, Wakil Bupati Ogan Komering Ilir, Supriyanto, tidak tinggal diam menonton sinetron sedih ini. Beliau turun gunung bukan dalam makna spiritual, tapi harfiah. Dari Teluk Gelam hingga Lempuing Jaya, beliau menyusuri jejak-jejak aset daerah yang nasibnya tragis macam tokoh utama dalam lagu dangdut klasik.

Mari kita tepuk tangan dulu. Karena tidak banyak pejabat yang sudi menginjak lumpur demi mengecek alat pertanian yang sudah lebih banyak debunya daripada fungsinya.

Tapi kita harus jujur  ini bukan sekadar tugas mulia, ini PR lama yang numpuk.

Aset daerah itu bukan barang koleksi. Bukan pula peninggalan masa lalu yang pantas dibingkai dan dikasih label “Kenangan Pemerintahan 2012”. Aset itu dibeli pakai uang rakyat uang yang dikumpulkan dari pajak, retribusi, dan kadang juga dari senyuman warga yang ikhlas bayar pajak parkir walau lahannya cuma dua ubin.

Kalau alat pertanian dibiarkan karatan, siapa yang rugi? Petani. Kalau bumi perkemahan terbengkalai, siapa yang kehilangan tempat berkegiatan? Pemuda. Lalu kita semua, pelan-pelan, kehilangan harapan bahwa pemerintah benar-benar tahu cara menjaga barang yang dibeli pakai uang kita.

Itu sebabnya langkah Wabup Supriyanto harus kita apresiasi, bahkan didukung habis-habisan. Tapi… jangan sampai semangat blusukan ini cuma jadi “seremonial dengan pose serius di depan kamera.”

Aset tidak akan hidup kembali hanya dengan tatapan prihatin. Ia butuh rencana, perbaikan, pendanaan yang masuk akal, dan—yang paling penting niat baik dari hulu sampai hilir. Dari pengadaan yang tepat guna, hingga pemeliharaan yang tidak setengah hati.

Wabup sudah gerak, sekarang giliran kita bersuara. Pemerintah daerah jangan cuma jago beli, tapi harus jago rawat. Jangan sampai kita dikenal bukan karena inovasi, tapi karena koleksi alat rusak dan bangunan tak terpakai.

Dan terakhir, untuk para pembuat kebijakan tolong, sebelum beli sesuatu, tanya dulu ini benar-benar dibutuhkan rakyat atau cuma biar terlihat “ada kerjaan”? Karena percuma beli traktor kalau sawahnya sudah dijual jadi perumahan.

Jangan sampai generasi cucu kita nanti menemukan alsintan berkarat dan mengira itu peninggalan zaman kerajaan Sriwijaya.[***]

Terpopuler

To Top