OKI Terkini

Jalan Rusak, Anggaran Defisit, Bupati OKI & Jurus Silat Bangub

ist

Sumselterkini.co.id, – Bayangkan sebuah kabupaten yang luasnya seperti permadani raksasa, tapi permukaannya bukan lembut berdebu melainkan penuh lubang dan kubangan. Itulah Ogan Komering Ilir (OKI) hari ini sebuah daerah yang bukan hanya kaya sumber daya, tapi juga kaya tantangan. Kalau infrastruktur di OKI ini diibaratkan manusia, mungkin sudah masuk UGD karena tulangnya (baca: jalannya) patah-patah, dan urat nadinya (jembatan) nyaris copot.

Masalahnya? Uang defisit alias kocek bolong Rp560 miliar. Itu bukan jumlah yang bisa ditambal dengan receh kembalian warung kopi. Maka bergeraklah sang Bupati, H. Muchendi, bak pendekar kehausan dana, menuju pusat kekuasaan di Palembang, menghadap sang Gubernur Herman Deru.

Dan apa yang dibawanya? Bukan keranjang buah, bukan juga proposal recehan. Tapi daftar panjang infrastruktur yang sudah lebih butuh perawatan daripada sandal jepit bekas kehujanan. Jalan rusak? Ada 10 ruas. Yang parah? 69 persen rusak berat. Sisanya? Ya… rusak juga.

Pak Bupati sepertinya sadar betul, tak mungkin semua ditangani sendiri. Maka dimintalah Bantuan Keuangan Bersifat Khusus alias Bangub. Sebuah keran penyelamat yang dalam istilah kasarnya: “Tolong, Pak Gubernur, kami butuh suntikan dana secepatnya, sebelum OKI jadi cagar budaya jalan bolong!”

Lucunya, ini bukan semata soal jalan. Bupati juga minta bantuan internet buat desa-desa blankspot karena masa iya anak muda OKI mau kirim CV lewat merpati? Listrik pun dibahas, terutama untuk wilayah pesisir. Solusinya? Panel surya. Canggih. Ini seperti ganti senter dengan lampu disko tenaga matahari. Dan jangan lupa, usulan soal kebudayaan pun dilontarkan. Karena hidup ini tak hanya soal infrastruktur, tapi juga tentang jiwa. Jiwa-jiwa yang butuh hiburan, kesenian, dan pementasan, bukan cuma tambal sulam jalan.

Menanggapi itu, Gubernur Deru bak tokoh bapak bijak di film superhero. Ia menyimak, manggut-manggut, lalu menyampaikan: “Semuanya ini masuk superprioritas!” Wah, ini seperti dapat kartu sakti di permainan monopoli  langsung melaju ke depan tanpa harus bayar sewa.

Tapi Gubernur juga tidak tinggal diam. Ia menambahkan “Infrastruktur bukan cuma jalan dan jembatan, Pak Bupati. RS Pratama, Puskesmas rawat inap, hingga koneksi internet semuanya juga penting.” Dengan kata lain, OKI jangan cuma jadi kabupaten dengan pemandangan indah tapi fasilitas ala kadarnya.

Khusus soal listrik wilayah pesisir, teknologi surya power pun ditawarkan. Ini seperti upgrade dari lilin ke listrik bertenaga matahari. Jadi warga bisa nge-charge HP sambil menjemur ikan asin. Efisien dan hemat energi.

Namun, di balik semua usulan, satu hal yang tak boleh dilupakan adalah semua ini bukan sekadar soal angka dan anggaran. Ini soal tanggung jawab moral, seperti kata Gubernur. Karena jadi pemimpin itu bukan sekadar duduk di kursi empuk, tapi kadang harus jongkok di pinggir jalan rusak, mikir gimana cara bangun tanpa anggaran.

Jadi, mari kita tunggu. Apakah Bangub akan jadi oasis di tengah gurun defisit? Apakah OKI akan bangkit dari kubangan lubang-lubang jalan? Ataukah ini hanya satu episode dari sinetron anggaran yang panjang dan berliku?

Yang jelas, OKI sedang butuh lebih dari sekadar tambal sulam. Ia butuh reboot total. Semacam “upgrade firmware” dari versi Beta ke Superprioritas.

Dan kita? Kita hanya bisa berharap, semoga langkah Bupati ini bukan sekadar jurus silat di udara. Tapi benar-benar jadi solusi di tanah. Karena kalau tidak, jalan rusak itu bisa berubah jadi arena motocross permanen. Gratis. Tapi bahaya.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com