Obyek Wisata

Menanti Wisata Air di Pulau Kemaro, Palembang Harus Contoh Vietnam, Jadikan Sungai Mekong Hasilkan Devisa Negara di Sektor Pariwisata

ist

PEMERINTAH Kota Palembang serius menggarap Pulau Kemaro menjadi obyek wisata air serupa Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta dengan harapan pada 2023 destinasi wisata tersebut menjadi icon baru Kota Palembang sehingga dapat diminati oleh pelancong wisata.

Pulau Kemaro yang terletak diantara Kecamatan Ilir Timur II dan Kecamatan Kalidoni, Palembang Timur ini, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, keberadaannya di depan eks Pabrik Ban Intirub, tak jauh dari Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina di Seberang Ulu.

Jaraknya sekitar 6 km dari Jembatan Ampera, di areal Pulau Kemaro dapat dijumpai Pagoda, dengan 9 lantai letaknya di ujung Pulau tersebut, sebagai Icon -nya Pulau Kemaro.

Pulau Kemaro, biasanya mulai ramai dikunjungi masyarakat Tiong-Hoa dari berbagai daerah di Sumsel, bahkan ada pula yang berasal dari Kepuluan Bangka, Jambi, Lampung, Jakarta, Negeri Jiran -Malaysia, serta Singapura yang sengaja berkunjung untuk melakukan ritual pada Perayaan Cap Go Meh.

Biasanya, dalam perayaan Cap Go Meh, Ribuan lampion dan lilin raksasa terlihat mendominasi isi pulau yang terletak aliran Sungai Musi ini. Sayangnya usai perayaan Cap Go Meh, Pulau tersebut, tak ramai dikunjungi pelancong. Hanya penduduk asli yang berdomisili di Pulau yang terkenal dengan legenda  Tan Bun An dan Siti Fatimah [Legenda pasangan yang menjadi cikal bakal kemunculan Pulau Kamaro].

Sadar dengan potensi yang ada di Pulau, akhirnya pada 2021 ini, Pemkot Palembang mulai serius menggarapnya bukan saja untuk perayaan cap go meh saja, melainkan dapat dikunjungi pelancong wisata baik dari lokal maupun mancanegara.

Untuk mewujudkan sebagai pusat wisata air Pulau Kemaro, yang memiliki lahan seluas 25 Ha itu, Walikota Palembang Harnojoyo berinisiatif menggandeng banyak investor, termasuk Kementerian Pariwisata RI.

“Kita ingin pastikan kawasan ini benar- benar bersih, sehingga banyak investor yang berminat untuk mengembangkan Pulau Kemaro menjadi wisata baru,”tuturnya saat meninjau Kawasan Bungalow di Pulau Kemaro, senin (25/1/2021).

Bahkan, dia memperkirakan, jika dibandingkan dengan Ancol yang hanya memiliki luas 22 Ha, Pulau Kemaro memiliki luas yang melebihi Ancol. Oleh sebab itu, kalau dikemas dengan sangat apik, tentunya mata wisatawan akan tertuju ke Kota Palembang. Apalagi Kota Palembang dinilai sangat strategis, bisa dijangkau melalui penerbangan. Dari Singapura ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin [SMB] II dapat ditempuh waktu sekitar 45 menit, dan Malaysia, pun tak begitu jauh.

Selain itu, jarak Lampung-Palembang bisa ditempuh lebih kurang 4 jam perjalanan melalui jalan tol. “Nah, ini keuntungan kita,karena infrastuktur sangat menunjang, dan rute Palembang bisa dilalui dengan singkat oleh para pelancong,”paparnya.

Dia optimistis, jika memang terealisasi Pulau Kemaro akan menjadi tempat wisata air yang luar biasa. Meski demikian, untuk mewujudkannya
perlu dukungan berbagai pihak, terutama investor, agar tertarik untuk berinvestasi mengembangkan Pulau Kemaro.

Ia mengkalim, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan pusat, untuk membangun jembatan yang menghubungkan jalan darat menuju Pulau Kemaro. “Jadi kalau ada jembatan, untuk berkunjung ke Pulau Kemaro tidak hanya melalui jalur sungai saja, tetapi bisa ditempuh melalui jalur darat,” tegasnya.

Harnojoyo menggambarkan, nantinya Pulau itu tidak hanya memiliki fasilitas tempat menginap di Bungalo, namun juga akan dibangun permainan wahana air, seperti waterboom, pusat rekreasi permainan dan lainnya, termasuk pusat jajanan yang akan memanjakan para wisatawan, sehingga UMKM dapat tubuh berkembang, bahkan dampaknya perekonomian masyarakat setempat dapat meningkat.

“Oleh sebab itu, kita ingin memastikan terlebih dahulu, kawasan ini sudah benar- benar bersih, sehingga menjadi magnet bagi investor,” ungkapnya.

Ia mengakui, selama tiga minggu ini, gotong -royong dipusatkan di Pulau Kemaro bersama OPD dan melibatkan masyarakat setempat, karena banyak fasilitas yang ada yang harus diperbaiki lagi, termasuk pembangunan tanggul dan menambah banyak aksesoris lainnya.“Kita juga meminta dukungan  semua pihak perusahaan untuk bersama mempercantik Pulau Kemaro melalui dana CSR- nya, untuk menjawab tantangan kita bersama, memulihkan perekonomian kita saat ini,” tegasnya.

Jangan sekedar mimpi
Hampir dua pekan ini, Pemkot Palembang terlihat fokus menyelenggarakan gotong-royong di obyek wisata Pulau Kemaro, guna mewujudkan Pulau Kemaro menjadi obyek wisata air seperti Ancol.

Kegiatan ini sudah seharusnya dilakukan, Pulau Kemaro sebagai obyek wisata air harus digarap serius, apalagi memiliki potensi sangat besar untuk menghasilkan Pendapatan Asli Daerah [PAD] untuk Palembang. Meski demikian, ambisi Walikota Palembang, jangan hanya sekedar mimpi, setidaknya Pemkot Palembang perlu mencontoh salah satu Negara tetangga dibelahan Asean, Vietnam. Vietnam mampu menyulap Sungai Mekong di  Ho Chi Minh, menjadi obyek wisata air yang hampir setiap musim liburan tak pernah sepi pengunjung, dari berbagai Negara.

Melansir Wikipedia, Sungai Mekong sendiri merupakan Sungai terpanjang ke-12 di dunia, dan ke-10 terbesar dalam volume (melepas 475 km³ air setiap tahunnya), dengan wilayah seluas 795.000 km². Dari Tibet, sungai ini mengalir melalui Cina, Provinsi Yunnan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Sungai Mekong ini tidak terlepas dari sejarah bangsa-bangsa terutama di kawasan Asia Tenggara. Sementara di Pulau Kemaro juga tak lepas dari sejarah Kerajaan Sriwijaya di masa keemasannya. Sungai Musi menjadi tempat bernaungnya Pulau Kemaro. Sedangkan di Sungai Mekong Vietnam, memiliki Pulau Phoenix.

Salah satu andalan Vietnam di antaranya wisata Sungai Mekong yang membelah Provinsi Tien Giang. Dengan menggunakan perahu yang berkapasitas 20 orang, wisatawan dari berbagai belahan dunia diajak menyusuri sungai berkedalaman 15 meter.

Sungai tersebut selama ini memang menjadi pusat lalu lintas dan kegiatan ekonomi masyarakat. Tak heran jika sepanjang sungai banyak dijumpai perahu bermuatan berbagai komoditi seperti kelapa, tebu, pisang, dan pasir, dan feri yang mengangkut penumpang.

Setelah beberapa jam berlayar, wisatawan kemudian diajak singgah di Pulau Phoenix. Untuk mencapai pulau ini rombongan wisatawan harus menyambung dengan sampan kecil berkapasitas lima orang dengan menembus Hutan Water Coconut atau Kelapa Air.

Di Pulau Phoenix wisatawan dikenalkan pada hasil bumi dan kerajinan tangan penduduk setempat–kalau di Indonesia dikenal dengan wisata agro. Di sana, wisata semacam itu dimulai dari kebun buah sambil mencicipi buah-buahan tropis.

Wisatawan juga diberi kesempatan untuk mengenal lebih jauh usaha kecil setempat mulai dari pembuatan tikar, tas, sandal dan berbagai jenis obat kuat yang terbuat dari madu asli. Turis juga berkesempatan mencicipi makanan tradisional seperti uli yang dibentuk seperti bola maupun manisan kelapa. Pengunjung juga diajak mengenal budaya setempat melalui petunjukan nyanyian dan musik tradisional di tiap lokasi yang dikunjungi.

Nah, dari gambaran singkat tentang Pulau Phoenix di Sungai Mekong,  Ho Chi Minh Vietnam yang mampu menghasilkan devisa serta mampu menghidupkan ekonomi rakyat-nya, mungkin bisa menjadi pertimbangkan Pemerintah Kota Palembang.., semoga sukses, dan mimpi Kota Palembang menjadi kenyataan.[***]

Ril/One

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com