MENTERI Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mengatakan telah terjadi perkembangan yang sangat positif terkait program vaksinasi di 131 negara.
Seperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu), kemlu.go.id, pada Kamis (18/3/2021), Menlu menegaskan COVAX telah mengirim sejumlah 28.3 juta vaksin ke lebih dari 46 negara.
COVID-19 Vaccines Global Access, disingkat sebagai COVAX, adalah sebuah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin COVID-19 yang dipimpin oleh Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
“Sejak pertemuan yang lalu, kita menyaksikan perkembangan yang signifikan dimana program vaksinasi telah dimulai setidaknya di 131 negara dan COVAX telah mengirim lebih dari 28.3 juta ke lebih dari 46 negara. Semua ini memberikan harapan. Mari kita terus bekerja sama untuk menjaga momentum ini,” kata Menlu, usai memimpin Pertemuan COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) secara virtual bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia (Lia Tadesse), dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada (Karina Gould).
Selain itu, Menlu menyatakan adanya tantangan baru yang dihadapi antara lain munculnya varian baru, dan kepastian penjadwalan pengiriman vaksin.
Sedangkan dalam pertemuan tersebut, Chief Executif Officer (CEO), dan para pakar dari GAVI dan WHO antara lain menyampaikan:
Pertama, hingga saat ini, Covax Facility telah berhasil memobilisasi dana sebesar USD6,3 miliar dan telah melakukan kesepakatan dengan perusahaan manufaktur vaksin sebanyak 2.3 miliar dosis hingga 2021. Pertemuan juga membahas proyeksi alokasi vaksin dan waktu pengiriman selanjutnya bagi negara AMC hingga akhir 2021.
Kedua, terkait dengan mutasi varian baru COVID-19. WHO menyebutkan bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang telah diprediksi sejak awal. WHO sampaikan terus memonitor mutasi virus tersebut dan sebut bahwa hasil riset WHO menunjukan bahwa varian tersebut tidak berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin yang dikirim melalui COVAX Facility.
Ketiga, terkait keputusan beberapa negara untuk menunda pemberian vaksin AZ khususnya yang diproduksi di Eropa menyusul ditemukannya dampak setelah vaksinasi, WHO sampaikan secara regular melakukan komunikasi dengan berbagai otoritas di Eropa maupun dunia terkait aspek keamanan vaksin COVID-19.
WHO simpulkan bahwa hingga saat ini, nilai manfaat dari vaksin AZ lebih besar dari resiko yang ditemui. Untuk itu, WHO merekomendasikan vaksinasi dengan AZ dapat dilanjutkan.
Keempat, pertemuan menggarisbawahi pentingnya mengamankan kebutuhan pendanaan COVAX Facility untuk memenuhi kebutuhan vaksin khusus nya bagi negara berkembang dan kurang berkembang. Kampanye untuk mendapatkan dukungan dana tambahan akan terus dilakukan di beberapa pertemuan internasional seperti G-7, G-20, SMU PBB dan pertemuan internasional lainnya.InfoPublik (Foto: Kemlu)