Sumselterkini.co.id, – Kalau dulu orang tua kita bilang, “Main gaple boleh asal jangan ngutang,” maka hari ini harus ditambah “Main HP boleh, asal jangan buat judi online.” Sebab kalau sudah masuk ke dunia judi digital, itu bukan lagi iseng-iseng berhadiah, tapi nekat-nekat berduka.
Pemerintah, lewat Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi (jangan salah sebut jadi Komdingdong), baru saja meluncurkan mobil edukasi yang akan keliling Indonesia dalam kampanye nasional bertajuk #JudiPastiRugi. Bukan mobil odong-odong, tapi kendaraan serius yang membawa misi penyadaran menyelamatkan rakyat dari jerat aplikasi abal-abal yang menggoda dompet dan menghancurkan tabungan emak-emak.
Coba bayangin, judi online ini seperti rentenir digital. Nggak perlu datang ke rumah, cukup lewat notifikasi. Awalnya disodorin iming-iming “deposit pertama dapat bonus.” Lama-lama, bukan cuma bonus yang ilang, tapi saldo ATM, motor, dan bahkan buku nikah bisa ikutan disekolahkan ke pegadaian.
Menurut data, kerugian akibat judi online di Indonesia bisa tembus Rp1.000 triliun di akhir 2025. Itu bukan angka dari hasil ngitung kelereng, tapi hitungan serius dari Pusat Pengawasan dan Analisis Transaksi Keuangan. Artinya, kerugian ini bisa bikin satu provinsi hidup seperti zaman batu, atau minimal bikin negara tetangga ngajak kita patungan.
Makanya, Komdigi sekarang bikin mobil edukasi kayak transformer versi penyuluhan. Akan keliling ke 30 kota buat nyadarin rakyat bahwa klik “taruhan” itu bukan cuma bikin miskin, tapi juga bikin generasi muda kejebak lingkaran setan. Bayangkan, anak-anak remaja sekarang lebih hafal nama situs judi daripada nama Menteri Agama. Ini darurat, Bos!
Jangan anggap remeh. Mobil ini bukan sekadar bawa brosur dan stiker. Ia datang dengan semangat nasionalisme ala “pahlawan literasi digital.” Di dalamnya ada edukator, penyintas (korban judi online), dan konten digital yang siap menyadarkan masyarakat dari tidur panjangnya di ranjang judi virtual.
Ibarat nasi bungkus di kuburan tampaknya enak, tapi bikin merinding. Judi online itu begitu tampilan glamor, ujungnya kesengsaraan. Dan seperti pepatah lama yang dimodernisasi “Lebih baik beli kuota buat nonton YouTube masak rendang, daripada habis buat taruhan skor bola Liga Turki Divisi Dua.”
Pemerintah juga ngajak semua pihak dari pejabat, guru, artis TikTok, sampai wartawan infotaiment buat bahu-membahu. Karena kalau cuma Komdigi yang bergerak, ibarat naik sepeda tandem sendirian, jalannya miring.
Harus ada kolaborasi. Kampus bisa bikin kuliah umum soal bahaya judi digital. Pemda bisa masukin kurikulum anti-judi di pelatihan PKK. Influencer bisa upload video “Dari Judi ke Jualan Cilok Cerita Hijrahku.” Media massa juga jangan cuma bahas settingan artis, tapi juga bisa buka rubrik “Curhat Korban Klik Judi.”
Kalau boleh saran, selain mobil edukasi, kenapa nggak bikin serial web drama di Netflix atau YouTube? Judulnya “Klik Terakhir”kisah remaja yang kehilangan segalanya gara-gara satu klik di aplikasi taruhan. Nggak perlu aktor Korea, cukup aktor lokal dengan emosi murni dan latar kos-kosan.
Bisa juga buat gim edukatif “Escape from Judi Island”, dimana pemain harus kabur dari pulau judi dengan bantuan literasi digital dan penguatan mental. Anak muda lebih relate kalau disuguhi konten yang seru daripada disuruh ikut seminar pakai kemeja batik jam sembilan pagi.
Kalau dibiarkan, judi online ini bisa jadi kanker dalam kehidupan digital kita. Mengerogoti produktivitas, menyedot uang belanja dapur, dan menjauhkan anak muda dari mimpi-mimpinya.
Upaya Komdigi patut diapresiasi, tapi juga harus dikawal. Jangan sampai mobil edukasi ini cuma lewat kayak konvoi kampanye, tanpa efek jera atau perubahan perilaku. Harus ada tindak lanjut, pengawasan, dan inovasi terus-menerus.
Karena ruang digital itu seperti rumah kita bersama. Kalau dibiarkan kotor oleh judi, maka jangan salahkan kalau anak-anak kita tumbuh dengan mental penjudi, bukan pejuang.
Ingat, judi itu ibarat pelihara ular di saku lama-lama gigit isi dompet, lalu isi hati. Maka sebelum terlambat, mari kita tepuk dada dan nyalakan data #JudiPastiRugi!.[***]