Sumselterkini.co.id, – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengaku gemar menggunakan batik dalam kegiatan sehari-hari oleh sebab itu mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk pelestarian warisan budaya tak benda, pesan itu disampaikannya saat memperingati Hari Batik Nasional 2023, kemarin.
“Baju sehari-hari saya kan batik. Saya termasuk orang yang penggemar batik karena nyaman dipakai, punya nilai keindahan, rasa, arsitektur. Batik ini beragam, yang saya kenakan motifnya Surakarta atau Solo, pilihan istri,” tuturnya.
Menurutnya batik merupakan warisan Indonesia dengan nilai budaya dan filosofi yang kuat. Budi Arie Setiadi menekankan batik perlu terus dijaga dan dilestarikan salah satunya dengan pemanfaatan teknologi digital.
Dalam Peringatan Hari Batik Nasional 2023, Menteri Budi Arie mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk pelestarian warisan budaya tak benda itu. Menurutnya, penjualan busana batik harus ditingkatkan dari segi konvensional maupun digital, karena menurutnya hal itu bisa melahirkan multiplier effect, khususnya di sektor pertumbuhan ekonomi.
“Justru ini harus bisa kita tingkatkan. Dengan kita membeli satu buah batik, multiplier effect kemana-mana penjahitnya pasti orang Indonesia, motifnya, perajinnya. Jadi, kita harus bangga dengan adanya karya kreatif produk dalam negeri,” ungakpnya.
Acara Istana Berbatik dibuka Presiden RI Joko Widodo, pukul 19.00 WIB. Dalam acara tersebut, kepala negara mengenakan batik motif Parang Barong Seling Kembang Udan Riris dengan dominasi warna coklat. Batik motif parang mempunyai makna memerangi, simbol seorang pemimpin harus berani bersikap tegas memerangi ketidakbenaran yang ada. Motif ini biasa dikenakan oleh para raja, sementara motif udan riris yang berarti hujan gerimis bermakna memberikan kesejukan di tengah kondisi yang gersang.
Event Istana Berbatik merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional pada Senin, 2 Oktober. Acara itu diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Peragaan busana batik yang dihadiri sekitar 500 peserta itu digelar untuk melestarikan budaya Indonesia sekaligus meneguhkan batik sebagai warisan budaya asal Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage sejak 2 Oktober 2009.[***]