Sumselterkini.co.id, – Di tengah derasnya arus digitalisasi yang kenceng kayak air cucian piring bocor di rumah mertua, Sekda Muba Dr Apriyadi MSi melenggang ke Jakarta bukan buat nonton konser, tapi menghadiri Rakernas Forsesdasi 2025 di Hotel Grand Mercure Kemayoran bareng Kabag Organisasi Setda Muba, Bu Nuzahrawati SPd MT, tujuannya katanya ahli di urusan tata kelola sampai ke urusan merapikan meja kerja. Rombongan ini mewakili semangat ASN Kabupaten Muba yang pengin naik level, bukan cuma dalam pangkat, tapi juga dalam hal skill digital.
“ASN itu bukan cuma harus bisa ngetik surat di Word dan nyetak di printer, sekarang zamannya klik-klik layar, bukan copot-copot staples,” ujar Apriyadi sambil sesekali melirik slide presentasi yang tampil di layar LED segede papan reklame di simpang empat.
Di forum resmi nan adem itu, dibahas hal-hal yang bikin para ASN se-Indonesia angkat alis mulai dari penataan pegawai ASN, PPPK, hingga soal pentingnya skill digital. Ibaratnya, ASN zaman sekarang jangan kayak kakek-kakek yang baru pegang HP android bingung buka kamera, tapi jago main domino online.
“Kita ini hidup di era gempuran digital, bukan era gempuran gorengan pasar, jadi ASN juga harus punya mindset yang digital, bukan cuma digitalin absen doang, tapi digitalin cara kerja,” lanjutnya, disambut anggukan-anggukan serius yang terlihat seperti sedang menimbang beratnya gorengan bakwan versus tahu isi.
Deputi Bidang SDM Kemenpan-RB Aba Subagja SSos MAP juga ikut menabuh genderang perubahan. Katanya, ASN itu harus disiapin jadi talenta digital yang mumpuni. Bukan cuma mumpuni bikin laporan keuangan, tapi juga mumpuni cari sinyal buat upload dokumen di daerah 3T.
“ASN harus ada sistem penghargaan berbasis kinerja,” ujar beliau. Betul juga, masak yang rajin masuk kerja dan yang doyan titip absen dapet insentif sama? Itu mah sama aja kayak masak nasi liwet pakai timer, tapi yang makan cuma yang dateng belakangan.
Kalau ASN masih gaptek dan ngandelin tukang fotokopi buat semua urusan, jangan harap pelayanan publik bisa cepat. Ibarat naik sepeda pakai rantai putus pedal udah muter, tapi roda tak berputar. Maka digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Bukan hanya demi efisiensi, tapi juga supaya birokrasi kita gak lagi dibilang lemot kayak siput pensiun. Pepatah baru hari ini bilang [asli baru lho!]. “ASN melek digital, rakyat tak bakal krisis sinyal pelayanan,”.
Kalau Muba berhasil akselerasi skill digital ASN-nya, maka urusan surat menyurat, izin usaha, layanan publik, hingga laporan kinerja tak lagi kayak nungguin durian jatuh dari pohon lama, dan kadang gak dapet juga. Tapi bisa jadi kayak order makanan online jelas, cepat, dan bisa direview.
Rakernas ini jadi semacam kompor gas yang membakar semangat perubahan. Sekda Apriyadi sudah angkat jangkar digitalisasi. Tinggal kita tunggu, apakah kapal ASN Muba bisa melaju tanpa perlu sering-sering “mogok internet”. Kalau berhasil, maka Muba tak hanya harum di Jakarta, tapi bisa jadi percontohan nasional. Dan ingat, ASN itu bukan singkatan dari “Asem Ngetik Surat”, tapi “Agen Solusi Nasional”. Jadi doakan semoga ASN di Muba makin cekatan, makin digital, dan makin gak gampang panik saat laptop tiba-tiba minta update Windows.[***]