JANGAN heran kalau di halaman kantor Pemkab Muba tiba-tiba terdengar suara peluit dan jeritan semangat macam panggilan senam SKJ tempo dulu. Jangan pula kaget kalau PNS yang biasanya serius di balik meja kini sibuk main voli, lari-lari, atau bahkan latihan tarik tambang sampai keringetan lebih deras dari anggaran belanja tahunan. Bukan demo, bukan senam massal, tapi ini… pemanasan menuju Porprov KORPRI 2025!.
Ibarat ayam kampung yang dikasih multivitamin, semangat para PNS-PPPK ini mendadak meletup-letup. “Semangat ini kayak kas bon THR, meledak tak terduga,” celetuk seorang ASN sambil mengencangkan tali sepatu (yang biasanya dipakai buat kondangan). Bupati Muba, H. M. Toha, tak mau main-main, rapat teknis digelar, bukan untuk bahas seragam upacara, tapi strategi pertandingan!. Wakil Bupati Rohman juga tak tinggal diam, beliau bahkan menyampaikan pesan penuh makna. “Ini bukan sekadar lomba, ini momen silaturahmi, kayak reuni SD, tapi pakai medali!”.
Benar juga. Di tengah dunia kerja yang kadang seperti sinetron azab penuh drama, tekanan, dan deadline Porprov ini jadi seperti liburan rohani, tapi pakai jersey. Ketua KORPRI Muba, Musni Wijaya SSos MSi, menyebutkan akan ada 12 cabang olahraga dipertandingkan, mulai dari tenis meja, bulu tangkis, futsal, hingga catur, jangan salah, main catur di sini bukan buat nyari inspirasi, tapi cari medali.
Pesertanya?, ya.. jajaran PNS dan PPPK yang siap bertanding bahkan katanya ada yang sudah diet mie instan biar ringan di lapangan, dan tempat bertandingnya di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, tempat yang biasanya dipakai atlet nasional, sekarang giliran ASN yang unjuk kebolehan, dari Sekayu ke Palembang, rombongan kontingen ini akan berangkat dengan semangat membara, macam anak kos pulang kampung jelang Lebaran.
Kata pepatah, “Tak ada rotan, akar pun jadi”, maka tak heran jika yang biasa nyusun laporan kini jadi striker futsal, yang dulunya jago nyusun SK, kini nyusun strategi rebut bola, bahkan ada yang baru kemarin belajar smash, hari ini sudah percaya diri jadi duta bulu tangkis “asal shuttlecock-nya jangan nyangkut di lampu,”.katanya.
Kegiatan ini mengajarkan kita bahwa PNS bukan sekadar tukang tanda tangan dan absen digital, mereka juga bisa berlari mengejar bola, bukan cuma mengejar SK mutasi, mereka bisa menang lomba, bukan cuma menang tender!.
Dukungan dari warga Muba sangat diperlukan, bukan cuma kirim semangat di WhatsApp grup RT, tapi juga ikut nyumbang yel-yel yang pantas masuk TikTok. Kalau perlu, bikin spanduk bertuliskan. “Muba Bukan Cuma Bisa Ngurus Surat, Tapi Juga Jago Smash dan Sundulan Akurat!”.
Yuk, kita doakan kontingen Muba pulang bawa medali. Tapi kalaupun nggak menang, yang penting sudah berkeringat dan terhindar dari kolesterol jahat, karena hidup ini bukan melulu soal laporan keuangan dan LKPJ, tapi juga tentang lompat jauh, servis atas, dan yel-yel… Ingat !. Siapa tahu dari ajang ini kita bisa ketemu bibit baru PNS yang kelak jadi atlet nasional, atau minimal, jadi juara lomba joget antar-OPD.
Jangan salahkan kami kalau setelah ini muncul cabang olahraga baru: Lomba Stempel Cepat dan Lomba Ketik SK dengan Mata Tertutup, karena di Muba, semua bisa… asal kompak dan pantofel diganti sepatu kets!.
Kalau setuju tulisan ini dibacakan di apel pagi sambil senam, boleh kok, kalau mau dijadikan yel-yel juga tak masalah. Muba Bisa! ASN Bahagia! KORPRI Juara!. (Dan tolong jangan lupa bawa balsem, ya… buat jaga-jaga.).[***]