Sumselterkini.co.id, – Kalau dulu kita sering dengar istilah “uang rakyat harus dikelola dengan bijak”, kini di Muba, pepatah itu di-upgrade jadi “uang rakyat jangan cuma dikelola, tapi dicatat real-time dan bisa di-screen shoot!” Ya, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) baru saja launching gaya baru dalam urusan keuangan Kartu Kredit Pemerintah Daerah alias KKPD. Bukan buat gesek di swalayan beli susu anak camat, tapi buat reformasi keuangan yang canggih, transparan, dan, tentu saja, minim drama.
Kalau biasanya kepala dinas harus bawa dompet tebal berisi uang perjalanan dinas yang penuh resiko tercecer atau tersusupi amplop iklan, kini cukup gesek kartu langsung tercatat di sistem. Ini seperti pindah dari era batu ke era bluetooth.
KKPD ini ibarat kunci jawaban di tengah ujian transparansi. Dikit-dikit gesek, dikit-dikit tercatat. Kalau ada yang main-main, sistem langsung manggut-manggut dan bilang. “Data Anda sedang kami proses, Pak!”.
Bupati HM Toha pun tampak mantap saat me-launching kartu ini. Dalam pidatonya, beliau menyebut KKPD sebagai tonggak percepatan transformasi digital. Kami tidak bisa tidak membayangkan saat daerah lain masih sibuk nge-print laporan keuangan manual dengan printer dot matrix yang bunyinya kayak mesin ketik rusak, Muba sudah selangkah di depan tinggal klik, keluar semua data. Keuangan daerah jadi lebih segar daripada jus jambu di kantin BKD.
Plt Kepala BPKAD, Ariyanto, bilang bahwa semua pihak akan disosialisasikan soal KKPD ini. Maklum, perubahan itu kadang lebih sulit dari memindahkan lemari tua, tapi kalau sudah terbiasa, enak juga. Sama kayak waktu pertama kali belajar transfer pakai mobile banking awalnya deg-degan, lama-lama jadi hobi. Nggak heran kalau nanti bendahara-bendahara SKPD di Muba jadi lebih akrab dengan dashboard digital daripada laporan manual yang penuh koreksi pulpen merah.
Dan hebatnya lagi, Bank Sumsel Babel ikut nimbrung bantu implementasi, kata Direktur Bisnis-nya, KKPD ini bukan sekadar kartu, tapi simbol keseriusan daerah menuju birokrasi yang sehat dan tanpa “dana siluman”. Ini bukan hanya modern, tapi juga membumi karena langsung menyentuh kebutuhan harian pemerintah dalam belanja-belanja rutin yang selama ini terlalu banyak formalitas.
Kalau pepatah lama bilang “hemat pangkal kaya”, maka versi Muba sekarang “digital pangkal akurat”. Uang rakyat bukan hanya harus aman, tapi juga harus bisa dilacak seperti jejak sandal di lumpur sawah. Tidak bisa lagi ada alibi “lupa” atau “terselip”, karena semua sudah terekam dalam sistem. Ini kayak punya CCTV 24 jam di rekening pemerintah.
Peluncuran KKPD oleh Pemkab Muba bukan cuma gebrakan teknologi, tapi juga tamparan halus bagi daerah lain yang masih nyaman dengan sistem keuangan model “buku besar dan penghapus”. Dengan KKPD, Muba menyatakan niatnya untuk tidak hanya canggih, tapi juga jujur, transparan, dan bertanggung jawab.
Sebab dalam tata kelola keuangan daerah, kejujuran itu seperti kuah pempek kalau nggak ada, rasanya hambar dan bikin seret tenggorokan. Jadi selamat untuk Muba. Semoga gesekan kartu ini bukan hanya untuk belanja, tapi juga untuk membuka jalan menuju pemerintahan yang bersih, cekatan, dan tak takut audit!. “KKPD bukan sekadar kartu, tapi komitmen geseknya boleh kecil, tapi dampaknya besar!”.[***]