Sumselterkini.co.id, – Kalau kata orang tua zaman dulu, “Belajar di usia muda itu ibarat mengukir di atas batu”. tapi kalau sekarang kita pakai analogi yang lebih kekinian, mengenalkan literasi sejak dini itu ibarat menanam chip RAM ke otak anak-anak biar pas dewasa nanti, loading mikirnya nggak muter-muter kayak WiFi di gang sempit.
Itulah semangat yang dibawa oleh Hj. Patimah Toha, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Musi Banyuasin sekaligus Bunda Baca Muba, saat datang ke PAUD Kasih Bunda pada hari Jumat, 13 Juni 2025. Didampingi Staf Ahli TP PKK Muba, Rosada Rohman, kedatangan mereka bukan sekadar kunjungan seremonial bergaya “dadah-dadah trus pulang”, tapi benar-benar seperti menanam biji buku di taman pikiran anak-anak PAUD yang polos dan lugu itu.
Kata orang bijak, “Anak kecil itu ibarat spons apa pun yang kita tuangkan, bakal diserapnya bulat-bulat,”. Maka yang dituang ke mereka jangan cuma video kartun dan nyanyian TikTok, tapi juga dongeng-dongeng klasik, cerita inspiratif, dan bacaan bergizi untuk otak. Hj. Patimah paham betul soal ini, bukan hanya membawa bingkisan, tapi juga membawa pesan rumah adalah taman baca paling utama, bukan hanya tempat tidur dan rebahan.
Dengan gaya ramah dan suara yang mengalun seperti ibu peri literasi, Hj. Patimah menyentil lembut Pendidikan sejatinya dimulai dari rumah. Ucapan ini mungkin sederhana, tapi kalau direnungkan, dalamnya bisa sampai ke sumur kehidupan. Sebab, memang betul kalau rumah isinya cuma TV nyala dan orang tua sibuk scroll medsos, bagaimana anak-anak bisa kenal buku? Mau jadi generasi micin literasi?.
Bersama Rosada Rohman, sang sahabat literasi, mereka menggulirkan semangat bahwa membaca bukan sekadar kegiatan iseng, tapi investasi panjang umur. Rosada bilang, “Kegiatan ini bukan hanya tentang membaca, tetapi membangun kebiasaan yang akan mengubah masa depan anak-anak,” Nah, ini penting membangun kebiasaan karena seperti kata pepatah, “Ala bisa karena biasa” Kalau biasa lihat orang tua membaca, anak juga akan meniru, namun kalau yang dilihat orang tuanya main game sambil makan keripik, ya besok-besok anaknya bisa jadi atlet e-sport, bukan pembaca buku.
Momen makin syahdu saat podcast literasi dimulai. Ibu-ibu diajak untuk menjadikan rumah sebagai taman belajar yang menyenangkan. Jangan sampai anak-anak lebih betah di warnet daripada di rumah sendiri. Dalam podcast itu, Hj. Patimah semacam memutar tombol kesadaran bahwa sebelum kita sibuk membenahi dunia luar, ada baiknya kita tata dulu perpustakaan kecil dalam rumah kita masing-masing. Kalau perlu, rak piring digeser sedikit biar ada tempat buat buku.
Kepala DPK Muba, Sunaryo, pun sumringah menerima kunjungan ini. Katanya, ini bukan cuma kunjungan, tapi penguatan ekosistem literasi bahasa pejabatnya memang seperti judul skripsi, tapi maknanya dalam literasi itu bukan kerja satu orang, tapi kerja bareng-bareng. Ada PKK, ada orang tua, ada guru PAUD, dan tentu saja ada anak-anak sebagai calon bintang masa depan.
Dalam acara itu juga tampak perwakilan dari Kominfo Muba, Meita Ariansi, ikut hadir. Sebuah sinyal bahwa literasi bukan cuma tentang buku, tapi juga tentang kesiapan menghadapi era digital yang makin tak terbendung.
Memang literasi zaman sekarang bukan hanya membaca huruf, tapi juga membaca tanda-tanda zaman. Jangan sampai generasi depan kita lebih paham tutorial makeup daripada sejarah bangsa sendiri. Kalau kita ingin generasi mendatang punya akhlak mulia, logika tajam, dan imajinasi liar yang sehat, maka bacalah sejak dini.
Ajak anak mencintai huruf seperti kita mencintai diskon akhir tahun, jangan tunggu nanti, karena nanti itu suka keduluan lupa, dan kalau rumahmu belum punya rak buku, jangan panik. Mulailah dengan satu buku, satu cerita, dan satu waktu yang rutin karena dari situlah taman pikiran anak-anak akan tumbuh, berkembang, dan kelak berbunga jadi generasi hebat.
Jadi, mari kita rawat literasi sejak kecil. Sebab kalau tidak, jangan kaget kalau besok anak-anak kita lebih kenal nama-nama selebgram daripada pahlawan nasional. Ingat, bangsa besar bukan cuma bangsa yang hafal sejarah, tapi juga yang doyan baca, dari PAUD sampai pensiun.[***]