MUSIM kemarau memang membawa dampak kekeringan dimana-mana, bahkan tumbuhan pun banyak yang mati akibat kekurangan pasokan air. Taman-taman terkesan kotor dan tak terurus. Ini bukan saja terjadi di Kota Palembang, namun seluruh daerah pasti mengalami kekeringan. Tinggal bagaimana kreativitas masyarakat agar dapat merawat tanaman di saat musim kemarau sehingga tetap segar, dan tumbuh.
Oleh sebab itu membiasakan diri untuk merawat tanaman harus disosialisasikan, sebab dengan tanaman-tanaman, seperti pepohonan, dan bunga tetap tumbuh di perkotaan setidaknya tetap menambah suasana kota tetap indah, hijau dan sejuk.
Selain itu terlihat Kota akan lebih nyaman dan enak dipandang mata, pasalanya tanaman yang terdapat di taman akan memberikan kontribusi yang cukup penting untuk sirkulasi udara yang segar dan bersih bagi penghuni rumah.
Terlebih jika tinggal di perkotaan yang tingkat polusi udaranya cukup tinggi. Di tempat semacam ini, taman dapat berperan sebagai penyangga ekosistem dan sebagai suplai oksigen dan udara bersih yang menyehatkan.
Taman juga berguna sebagai arena rekreatif yang bermanfaat bagi anggota keluarga. Apalagi bila luas eksterior taman cukup besar untuk bermain dan berkumpul bersama keluarga, tentu berguna untuk meningkatkan komunikasi.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Palembang tetap komit menjaga agar taman kota tetap terawat.
Bahkan tak sungkan-sungkan Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda turun kelapangan guna melihat kondisi taman kota di Sepanjang Jalan Wahid Hasyim, tepatnya di dekat Tugu KB, Kecamatan Seberang Ulu I sampai dengan Simpang Flyover Keramasan, Kecamatan Kertapati.
“Taman di Tugu KB dan disekitarnyaharus segera diperbaiki, meskipun kondisi iklim saat ini mengalami musim kemarau panjang,”tuturnya.
Dia mencontohkan disepanjang jalan poros kondisinya sangat memprihatinkan, semua tanaman kering dan mati serta banyak debu jalanan yang melekat,” kata Fitri, didampingi Kepala Dinas PU Pera KP Palembang, saat meninjau lokasi taman di Palembang, kemarin.
Seluruh taman di Palembang ini, kata dia segera diperbaiki, mengingat kondisi sekarang sangat kurang mendukung. Baginya, tanpa ruang terbuka hijau kota Palembang tidak terlihat indah, bahkan kurang suasana teduhnya.
Kepala Dinas Pera KP, Afan Prafanca menambahkan, jika kerusakan taman yang rusak dan tanamanya banyak mati sekitar 30 % dari jumlah keseluruhan 400 hektare lahan yang kita jadikan taman. Di antaranya taman yang rusak dan kita perbaiki antara lain taman di Musi II, Nurdin Panji, Dempo serta seputaran lampu merah.
Guna mengatasi tanaman yang mati, menurut dia berbagai upaya dilakukan seperti melakukan penyiraman tanaman sebanyak dua kali sehari serta penggemburan tanah. Pada 2019 ini sudah dianggarkan Rp17 miliar untuk perawatan taman.[**]
Penulis : one