DENGAR kata Kartu Kuning, sebagian orang langsung mikir “Waduh, siapa nih yang dilanggar?, Wasit mana yang mau ngeluarin kartu?”
Eits, sabar dulu, kartu kuning yang satu ini bukan buat ngusir pemain bola dari lapangan, tapi buat masuk ke dunia kerja dengan elegan dan legal. Namanya Kartu AK-1, singkatan dari Angkatan Kerja satu, bukan Adu Ketahanan 1 jam di ruang tunggu, seperti yang kamu pikir,
Suatu pagi, Nia Okta, gadis Muba yang semangatnya 1000 watt, bangun dengan tekad bulat “Hari ini aku mau ngurus Kartu AK-1, biar hidupku nggak nganggur-nganggur amat”.
Dia buka HP, lihat pengumuman “Kartu AK-1 bisa dicetak di mana saja dan gratis lho!”, mendengar kata gratis, mata langsung berbinar, kayak nemu saldo misterius di e-wallet, tapi dalam hati kecilnya, Nia masih curiga, “gratis nih beneran?, jangan-jangan gratis masuk, bayar keluar”.
Nia pun berangkat ke kantor Disnakertrans Muba, langkahnya mantap, tapi hatinya was-was, takut disuruh fotokopi 8 lembar, stempel 3 warna, atau tanda tangan lurah tetangga.
Tapi begitu sampai, dia disambut petugas ramah yang ngomongnya halus, kayak operator customer service yang baru naik gaji. “Mbak, syaratnya gampang, cuma KTP, ijazah, KK, pas foto, akta lahir, dan surat domisili kalau perlu, gratis ya, Mbak, nggak bayar.”
Nia pun bengong.
Gratis?
Nggak perlu uang rokok?
Nggak disuruh beli map khusus warna pelangi?
Wah, ini bukan pelayanan publik, ini pelayanan publik rasa spa!
Belum sempat Nia buka bekal,
eh… kartunya udah jadi!
Secepat kilat, kayak printer-nya diisi energi matahari. “Kartu ini berlaku dua tahun ya, Mbak. Bisa diperpanjang juga nanti secara online”, kata petugas dengan senyum setulus sinar matahari jam sepuluh pagi.
Nia yang biasanya trauma ngurus surat jadi terharu.
Dia sampai pengen nyanyi “Oh Disnakertrans Muba, engkaulah cinta pertamaku dalam urusan administrasi!”
Setelah keluar dari kantor, Nia ngomong ke temen-temennya. “Sumpah, ini layanan paling cepat, gratis, dan nggak ada drama, operatornya ramah, informatif, bahkan kayak bisa baca pikiran”
Biasanya, urus dokumen itu kaya sinetron panjang, berliku, dan ending-nya nggak jelas. Tapi kali ini beda ending-nya bahagia tanpa kredit motor.
Kepala Disnakertrans Muba, Pak Herryandi Sinulingga AP, juga mantap ngomong, “Pelayanan Kartu AK-1 ini gratis dan bisa diakses semua masyarakat, kami berkomitmen memberi kemudahan bagi pencari kerja”
Visi dan Misi Bupati HM. Toha dan Wakil Bupati Kyai Rohman juga jelas Muba Maju Lebih Cepat, Masyarakat Sejahtera, dan ternyata bukan cuma slogan di baliho, tapi kenyataan yang bisa dipegang (bahkan difotokopi).
Kata pepatah, “Jangan tunggu bola, kalau bisa rebut peluang dari sekarang”, begitu juga hidup, jangan tunggu lowongan datang, urus dulu Kartu AK-1-nya!, siapa tahu besok dipanggil kerja, kan malu kalau ditanya, “Kartunya mana, Kak?” trus jawab, “Masih di mimpi, Bang”.
Jadi, inget baik-baik ya Kartu Kuning AK-1 bukan buat ngusir pemain, tapi buat manggil rezeki, apalagi bikinya gratis, cepat, dan tanpa drama, kayak cinta tanpa mantan.
Kalau semua pelayanan publik kayak Disnakertrans Muba, bisa-bisa masyarakat Muba nanti nggak cuma maju lebih cepat, tapi juga ketawa lebih sering!.[***]