Festival Rempah Sumsel 2020 diikuti sedikitnya 30 stan utusan organisasi wanita maupun Tim penggerak PKK se-kabupaten /Kota se-Sumsel. Selama dua hari Sabtu-Minggu (24-25/10/2020) di halaman Griya Agung.
Pelaksanaannya yang dilaksanakan di masa pandemi membuat panitia membatasi pengunjung serta pihak-pihak yang dilibatkan. “Bagaimanapun, kami harus taat pada protokol kesehatan. Meski demikian, informasi dari festival ini tetap akan sampai ke pihak-pihak yang membutuhkan. Yakin saja, bahwa media massa akan memberitakannya sehingga tujuan festival akan tercapai sesuai harapan,” ujar Gubernur Sumsel H Herman Deru kepada wartawan saat meninjau stan festival.
Disebutkan Herman Deru, ide terlaksananya festival ini adalah dari Ketua TP PKK Sumsel Febrita Lustia, yang juga istrinya. “Makanya, festival ini melibatkan berbagai organisasi wanita dan TP PKK kabupaten/kota se-Sumsel,” jelasnya.
Keberadaan rempah ini sendiri menurut Herman Deru sudah disadari sejak lima abad yang lalu. Ketika bangsa Eropa mulai menginvasi ke kawasan-kawasan jauh demi perdagangan rempah-rempah. Artinya, rempah memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Dan hingga kini pun disadari bahwa rempah telah memberikan pelajaran bahwa posisinya punya peran yang strategis. “Bayangkan, negara tetangga kita yang mengandalkan bisnis pariwisata, terutama kunjungan ibu-ibu, ternyata mengalami kontraksi eknomi melebihi 40 persen. Berbeda dengan Sumsel, yang punya penghasilan rempah-rempah lumayan tinggi. Tercatat mengalami kontraksi ekonomi yang paling minim,” jelasnya.
Karenanya, rempah harus mendapat perhatian. Dan harus ditanamkan pengertian dan pemahaman kepada anak didik sejak dini. “Saya minta kepala dinas pendidikan mengupayakan agar ada materi yang megajarkan tentang rempah kepada anak didik,” ujarnya.
Juga nantinya akan melibatkan berbagai unsur dan pihak terkait serta lintas instansi. antara perkebunan bagaimanapun memang harus bersinergi antar instansi.
Ketua Dewan Rempah Indonesia (DRI) Syamuel Khahib senada mengaskan pentingnya rempah dalam peningkat ekonimi. “Sementara rempah bagi petani dan pekebun, selama ini belum jadi komoditas utama. Itu yang harus kita komitmen kan bersama bahwa rempah harus menjadi komoditas utama,” ujarnya.
Festival rempah, memang memberikan kesempatan kepada masing-masing kabupaen/kota untuk menampilkan produk yang terdapat di daerahnya. “Sehingga masing-masing daerah bisa saling bertukar pendapat dan pikiran, mencari peluang dan kesempatan untuk lebih maju,” tamgah Herman Deru.
Selain produk yang belum diolah, stan-stan yang ada, sebagian menampilkan pengolahan rempah menjadi bahan konsumtif yang menyegarkan dan menyehatkan. Bisa memberi asupan bergizi yang bisa menangkal covid 10.
Melalui festival in, lanjut Gubernur, diharapkan informsi akan pentinnya rempoah ini bisa tersampaikan ke masyarakat umum, khususnya pekebum dan petani. (**) sir
Festival Rempah Berharap Peran Serta Media Massa
By
Posted on