Sumselterkini.co.id, Jakarta – Sejak beberapa hari ini Gubernur Sumsel [Sumsel]H Herman Deru sibuk mikirkan bagaimana meningkatkan pendapatan petani karet di Sumsel yang tengah lesu, meskipun ia harus menghadiri kegiatan yang lannya.
Namun sebagai pemimpin, hal tersebut tidak menjadi penghalang, Ia tetap fokus dengan berjuang untuk mencari solusi agar produksi dan pendapatan petani karet seimbang.
Salah satu yang dilakukan Herman Deru, yakni menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Penerapan Tata Niaga Karet dan pembentukan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar, dengan semua unsur terkait salah satunya Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo).
Hal tersebut diungkapkannya usai melakukan pertemuan khusus dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA, bertempat di Ruang Pola – Gedung A lantai 2 Kanpus Kementerian Pertanian RI, Senin (4/2/2019).
Menurut Herman Deru, Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian memang mempunyai perhatian khusus terhadap peningkatan harga karet. Bukan itu saja yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produktifitas karet petani.
“Walaupun harganya stabil. Namun tidak diikuti dengan meningkatnya produksi. Maka akan sama saja pendapatan yang dicapai petani. target kita pendapatan petaninya yang bertambah,” tuturnya
Dijelaskan, sesuai dengan visi misi HD-MY untuk membangun Sumsel Maju Bersama, Pemprov Sumsel akan melibatkan banyak pihak terkait dengan akan diterbitkannya Pergub Tata Niaga Karet dan pembentukan UPPB. Ia meyakini dari terobosan baru tersebut akan berdampak pada petani yang juga ada posisi tawar-menawar, sehingga tidak melemah dalam penjualan.
“Kalau soal tata niaganya, akan melibatkan semua pihak mulai dari pemerintah pusat dan juga Gapkindo. Jadi petani juga ada posisi tawar-menawar tidak lemah dalam penjualan,” tambahnya
Gubernur menambahkan, untuk peningkatan produktifitas karet petani di Sumsel. Pemerintah akan memberikan sejumlah subsidi kepada petani. Diantranya ketersedian pupuk. Jika petani dibantu dengan pupuk. Dirinya yakin produksi karet petani akan meningkat.
“Pupuk dibantu produktifitas naik, nah untuk masalah penjualanya, nanti pada tingkat menteri yang memutuskan apakah subsidi di pajak, apakah subsidi di transportasi, tapi yang jelas pemerintah pusat tidak tinggal diam dengan kondisi ini” imbuhnya.
Selain masalah pupuk lanjut Herman Deru. Upaya mendongkrak produksi karet petani. Dengan memberikan bibit unggul. Disamping itu juga direncanakan akan diberikan subsidi Asam Semut cairan pembeku getah karet.
Pemerintah juga akan terus mengajak petani karet agar memperbaiki kualitas getah. Dengan perlakuan yang benar disaat proses produksi seperti tidak lagi menggukan cara-cara tradisional. Saat proses pembekuan getah petani dianjurkan menggunakan asam semut.
Tidak lagi menggunakan cuka para atau tawas. Selain itu petani jangan bertindak curang dengan memasukan tatal kayu dan sejenisnya. Untuk menekan kadar air getah patani diharapkan tidak lagi merendam getah.
“Petani karet diupayakan memiliki alat pengukur kadar air. Sehingga saat penjualan, petani sudah mengetahui seberapa besar harga getah karetnya dihargai oleh pembeli,” tandasnya.[**]
Penulis : As