SUMSELTERKINI.CO.ID, SEKAYU – Kabupaten Musi Banyuasin [Muba] akan membuat desain sabuk hijau (green belt) dengan menggandeng Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar dapat mengatasi kawanan gajah liar yang kerap masuk ke pemukiman warga dan perkebunan.
Bupati Dodi Reza Alex mengatakan kawanan gajah liar yang kerap masuk kepemukiman menjadi momol bagi warga, bahkan gajah liar sering merusak perkebunan warga.
“Ini perhatian serius saya, untuk mengatasi masalah tersebut, agar gajah liar tidak lagi masuk kepemukiman dan merusak perkebunan. Untuk itu kami mengajak Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk segera mencari solusinya,”tuturnya.
Dengan desain sabuk hijau (green belt) kata dia, akan dijadikan pembatas saat kawanan gajah liar melintas ke perkebunan warga.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI , Indra Exploitasia menambahkan pihaknya mengapresiasi gagasan Muba.
“Memang bupati dan wakil bupati harus kreatif dan inovatif, untuk mencari gagasan agar masalah ini dapat diatasi,”paparnya di sela Pertemuan dengan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi dalam Rangka Pembahasan Kawanan Gajah Liar di Kecamatan Batanghari Leko, di RM Pondok Kelapa, Kamis (13/12/2018).
Dia mengatakan desain sabuk hijau nantinya akan dikonsep dengan membuat batasan dari tanaman, sehingga kawanan gajah liar yang melintas tidak lagi merusak perkebunan warga dan meneror warga.
“Dibuatkan sejenis pembatas yang terbuat dari jenis-jenis tumbuhan yang bisa juga menjadi makanan kawanan gajah, ini solusi untuk mengalihkan perhatian gajah dengan tidak memakan hasil kebun warga,” jelasnya.
Konsep ini, baru pertama kali akan dilakukan di Muba. “Ini konsep pertama di Indonesia, ini reaksi yang sangat positif dan sangat mengedepankan kepentingan masyarakat,”apresiasinya.
Pro aktif
Wakil Bupati Muba Beni Hernedi menyebutkan pihak Muba akan pro aktif nantinya bersama pihak Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyelesaikan persoalan kawanan gajah liar yang masuk ke perkebunan warga.
“Nanti akan dibentuk tim dengan melibatkan Dinas terkait, kami nilai ini jadi solusi tepat untuk meminimalisir terjadinya konflik antara gajah liar dengan warga yang selama ini merasa terganggu dengan kawanan gajah liar yang melintas,” ulasnya.
Beni menambahkan, desain ini juga bisa menjadi alternatif ekowisata, sehingga tidak ada anggapan dari warga bahwasannya kawanan gajah liar yang melintas tersebut menjadi perusak perkebunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Muba Andi Wijaya Busro mengatakan rencananya Jumat ini tim akan langsung terjun ke lokasi, untuk memetakan konsep pembuatan sabuk hijau. “Kita akan langsung turun ke lokasi di Batanghari Leko, dengan melibatkan masyarakat dan perangkat desa serta Kecamatan,” pungkasnya.
Pada pertemuan tersebut juga turut dihadiri Kepala Balai Konservasi SDA Sumsel, Genman S Hasibuan, Deputi Project Director Zoological Society of London (ZSL) David Ardhian, Koordinator Frankfurt Zoological Society Albert Tetanus, Kepala Dinas Perkebunan Muba Iskandar, Kepala Bappeda Muba Yusuf Amilin, Kabag Protokol M.Fariz Sstp , Camat Batanghari Leko Nwardi dan Kabag Humas Pemkab Muba Herryandi Sinulingga,Ap.[**]
Penulis : One