Inspirasi

TAWA TAPI TAHU :“Rak Piring, Penjaga Keharmonisan Rumah Tangga yang Jarang Dipuji”

ist

HALO, kenalin… aku  rak piring, jangan remehkan aku cuma karena badanku penuh lubang-lubang kawat dan sering diparkirin di pojokan dapur. Ingat pepatah lama “Jangan lihat isinya aja, tapi lihat juga raknya”. Walau aku nggak secantik keramik, aku tetap jadi tulang punggung dapur, si penopang kehidupan rumah tangga.

Coba bayangin hidup tanpa aku, piring habis dicuci, ditaruh sembarangan di atas meja. Tahu-tahu jatuh, pecah, terus mamamu ngomel kayak toa masjid pas subuh. Nah, di situlah aku hadir, jadi pahlawan tak bertepi. Aku bukan hanya tempat piring, tapi juga tempat harapan harapan agar piring nggak meluncur bebas kayak atlet ski es.

Kegunaan utamaku jelas menyimpan piring, gelas, sendok, garpu. Aku ibarat bandara internasional buat peralatan makan. Ada terminal khusus gelas, ada runway buat piring, ada hanggar buat sendok. Semua mendarat dengan aman, tertata, dan nggak benturan.

Tapi hidupku tak selalu indah. Kadang aku dijadikan gudang darurat. Ada tupperware tanpa tutup, mangkok tanpa pasangan, bahkan plastik kresek misterius yang kayaknya sudah tiga kali lebaran nggak pernah dipakai. Aku cuma bisa pasrah. Kata orang Jawa, “Urip iku mung mampir ngombe”. Ya sudah, aku pun cuma mampir nampung.

Banyak orang nggak sadar, aku punya filosofi hidup. Kalau manusia punya prinsip “hidup harus rapi dan tertata”, itu aku banget. Kalau piring ditaruh sembarangan, cepat jatuh. Sama kayak hidup kalau nggak teratur, gampang amburadul.

Aku juga mengajarkan kesabaran. Bayangin tiap hari aku menahan beban puluhan piring, gelas, sendok, belum lagi wajan yang nyasar. Aku nggak pernah ngeluh. Aku tahan banting, kuat meski kadang berkarat. Dari situ manusia bisa belajar jangan gampang patah hati cuma karena ditinggal mantan, coba lihat aku ditinggal karatan aja aku tetap setia berdiri.

Pepatah dapur bilang “Rak piring itu seperti sahabat sejati. Ia rela menopang, meski jarang dipuji”. Nah, aku ini contoh nyata.

Kadang aku merasa kayak pelawak. Bayangin aja, tiap ada tamu, aku yang paling rame dipandang. Orang suka lihat rak piring penuh piring kinclong, trus bilang, “Wah rajin ya cuci piringnya.” Padahal bisa jadi itu piring baru dicuci karena tamu mau datang. Lucunya, aku yang dipuji, padahal yang kerja keras itu manusia.

Aku juga sering jadi saksi bisu drama rumah tangga. Ada istri yang ngomel ke suami “Mas, gelasnya jangan ditaruh sembarangan dong, taruh di rak piring!”

Suaminya nyengir “Kan aku juga lagi nyari rak piring buat hatimu, biar rapi”
Nah, di situ aku jadi korban perumpamaan murahan. Tapi ya sudah, aku ketawa aja, toh itu bikin dapur lebih hangat.

Selain tempat piring, aku punya peran penting, yakni antara lain

Menjaga kebersihan, piring nggak berantakan di meja dapur. Menghemat ruang, dapur kecil pun jadi lega kalau ada aku. Mempercepat kering,  piring bisa cepat kering karena aku punya rongga dan dekorasi dapur,  aku bisa jadi pemanis, kalau desainku cantik, dapur langsung kayak dapur selebgram.

Aku ini bukti pepatah “Yang sederhana belum tentu sepele”, jangan remehkan aku, karena tanpa aku, dapurmu bisa kayak kapal pecah.

Aku ingin titip pesan hidup ini sebenarnya mirip dapur. Kita butuh “rak piring” buat menata masalah. Kalau semua ditaruh sembarangan, hidup cepat berantakan. Kalau kita simpan dengan rapi, hidup lebih teratur.

Piring-piring di rak itu ibarat masalah ada yang gede kayak piring prasmanan, ada yang kecil kayak cawan teh. Semua harus punya tempatnya. Jangan numpuk masalah tanpa disusun, nanti jatuh berantakan.

Belajarlah juga dari sendok dan garpu di rak. Mereka berbeda bentuk, tapi tetap kompak disimpan berdampingan. Begitu juga manusia, meski berbeda karakter, tetap bisa hidup harmonis kalau ditempatkan dengan benar.

Jadi, kalau ada yang bilang aku cuma “rak piring biasa”, coba pikir lagi. Aku bukan sekadar kawat atau plastik yang berdiri di dapur. Aku adalah penata, pengatur, dan penyelamat suasana rumah tangga. Aku sih nggak minta apa-apa, cukup jangan biarkan aku berkarat atau penuh debu. Sesekali laplah aku, kasih perhatian kecil.

Ingat pepatah terakhir dariku “Hidup tanpa rak piring ibarat makan nasi tanpa lauk, tetap bisa, tapi hambar dan bikin sengsara”

Oleh sebab itu, hormatilah aku, rawatlah aku, dan jangan pernah menyepelekanku, karena aku, rak piring, meski sering diam di pojok dapur, diam-diam aku punya peran sebesar kepala keluarga menopang, merapikan, dan menjaga keseimbangan.

Dan terakhir… kalau ada tamu datang, jangan lupa pamerin aku. Biar mereka tahu, hidupmu tertata, dapurmu berwibawa, dan rak piringmu luar biasa.[***]

Terpopuler

To Top