Inspirasi

Pentingnya Komunikasi Perubahan Iklim & Pembangunan Berkelanjutan di Masa Pandemi

MEMPERINGATI Hari Lingkungan Hidup Sedunia  yang jatuh pada 5 Juni 2020, Center  for Public Relations, Outreach and Communication (CPROCOM) menyelenggarakan Climate Communication Forum (CCF) bertajuk “Darurat Komunikasi Isu Perubahan Iklim, Pembangunan dan Lingkungan”,  melalui zoom meeting.

Kegiatan webinar ini merupakan kerjasama dengan The Climate Reality Project Indonesia, Kementerian Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal, dan  Transmigrasi, The Body Shop Indonesia, FISIP UIN Raden Fatah Palembang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Maritim Muda Nusantara, dan Yayasan Indonesia Bersih Berkelanjutan.

“Dalam kondisi saat ini, terjadi dominasi isu pandemi Covid-19 di media sosial dan media massa. Isu-isu lain yang penting pun seperti lingkungan, pembangunan, dan perubahan iklim terpinggirkan. Untuk itu, CPROCOM bekerjasama dengan beberapa mitra, selama bulan Juni 2020 berinisiatif mengadakan seri Climate Communication Forum (CCF) dengan mengangkat topik-topik yang aktual dan relevan dengan tema Hari Lingkungan HidupSedunia 2020.,” ujar Dr. Emilia Bassar.

Suzy Hutomo, pendiri dan pemimpin The Body Shop Indonesia juga mengakui, mengkomunikasikan isu perubahan iklim tidaklah mudah, karena isunya kompleks,sehingga isu perubahan iklim harus dibuat lebih menarik dengan visualisasi yang menarikjuga. “Perlu ada tips-tips yang lebih personal saat menyampaikan what can we do untuk menangani perubahan ikiim,” ujar Suzy.

Sejalan dengan data YouGov-Cambridge Globalism Project, tercatat 18 persen masyarakat Indonesia ragu bahwa perubahan iklim dikarenakan oleh faktor manusia.

“Ini persolan besar bagi kita, terutama ilmuwan komunikasi.  Meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak perubahan iklim menjadi pekerjaan rumah kita bersama-sama,” kata Yenrizal, peneliti komunikasi lingkungan FISIP UIN Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan.

Diketahui dari hasil riset Yenrizal di beberapa wilayah desa di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa 90 persen warga desa tidak paham dengan istilah perubahan iklim. Yang mereka ketahui adalah musim tanam sudah tidak karuan lagi, cuaca makin panas, serta kekeringan dan banjir mudah terjadi. Yenrizal juga mengungkapkan “Desa sebagai tulang punggung harus menjadi prioritas, diberikan pencerahan, literasi, dan pemahaman dampak perubahan iklim terhadap aktivitas masyarakat desa serta diksi perubahan iklim perlu bahasa tersendiri agar mudah dipahami,”tuturnya.

Isu perubahan iklim harus disuarakan dan dilakukan aksi nyatanya oleh berbagai komponen masyarakat, termasuk perusahaan dan pemuda. The Body Shop Indonesia telah menjadi green office dengan memasang panel surya sebanyak 252 module seluas 409 m2, menanam mangrove, melakukan daur ulang, adanya program bring back our bottleI, dan lainnya. Atas upayanya tersebut, Body Shop Indonesia mendapatkan Platinum Rank Greenship Certificate yang diberikan oleh Green Building Council.

“Kami juga menerapkan green office policy secara ketat dengan melarang penggunaan styrofoam, plastik sekali pakai, dan plastic cup di kantor,” ungkap Suzy lagi.

Kaisar Akhir, M.Sc., pendiri dan ketua umum Maritim Muda Nusantara yang juga lulusan kelautan IPB mendorong pemuda untuk menjadi pemuda ekonomi biru 4.0., yaitu melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang berorientasi kelautan. Gagasan ini terdiri dari 3 komponen, yaitu ekonomi biru, pemuda harus prima dan kompeten, dan juga bisa menerapkan teknologi revolusi industri 4.0.

‘Marilah kita, anak muda Indonesia, mengambil aksi iklim sebagai pemuda ekonomi biru untuk keberlanjutan laut kita,” tutup Kaisar pada paparannya yang inspiratif.[***]

ril

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com