BERLENGGAK lenggok tampak beberapa model tinggi semampai memakai Gambo Muba pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2019 di Senayan City, Selasa (22/10/2019).
Tampil percaya diri model yang memakai produk eco fashion Gambo Muba tersebut memukau pengunjung yang hadir. Benar saja, pada ajang JFW ini Gambo Muba bertengger bersama ratusan produk fashion dari designer baik dari Tanah Air maupun mancanegara ikut berpartisipasi dalam JFW 2019 dan memamerkan koleksi-koleksi terbarunya.
Salah satu event mode terbesar di Indonesia ini merupakan bagian dari ID Creative Week bersama Ideafest dan Brightspot. Ketiga event besar tersebut diadakan secara berurutan dan menjadi panggung bagi pelaku industri kreatif untuk menampilkan karya-karyanya.
“Di ajang JFW 2019 ini ada beberapa produk Gambo Muba yang kita pamerkan dan Alhamdulillah sangat mendapat respon positif,” ungkap Ketua TP PKK Muba, Thia Yufada Dodi Reza yang juga Inisiator Gambo Muba.
Dikatakan Thia, saat ini Gambo Muba terus turut berpartisipasi di ajang fashion baik skala Indonesia maupun mancanegara. “Jadi target kita Gambo Muba ini tidak hanya jadi trend fashion, tapi Gambo Muba juga membumi bagi seluruh kalangan,” tuturnya.
Kini memperluas pangsa pasar untuk produk non fashion yakni menjadi bahan untuk kelengkapan furniture dan interior hotel. Salah satu hotel bintang lima yang bakal menggunakan Gambo Muba untuk furniture dan interior yakni hotel bintang lima Kempinski di Jakarta.
“Ya, kesepakatan ini setelah Gambo Muba mengikuti pameran beberapa waktu lalu di Jakarta. Dan Alhamdulillah, nantinya desain interior dan furniture di Kempinski Hotel Jakarta akan memakai Gambo Muba,” ucap Inisiator Gambo Muba yang juga Ketua TP PKK Muba, Thia Yufada Dodi Reza.
Dikatakan Thia, kerjasama dengan Kempinski Hotel ini sudah disepakati bahwa Gambo Muba menjadi pemenang tender. “Target kami adalah untuk memperkenalkan pewarna alami getah gambir khas Muba yang ternyata tampil sangat menawan saat diterapkan di bahan-bahan industri interior,” ungkap peraih Penghargaan Perempuan Hebat Indonesia 2019 itu.
Mampu Bersaing
Thia optimis produk asli daerahnya ke depan dapat terus bersaing. Sehingga memang harus ada inovasi-inovasi kekinian yang terus berkembang.
“Sesuatu yang tidak berguna kami coba manfaatkan dengan maksimal supaya memiliki nilai tinggi dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, terutama untuk perkembangan industri tekstil,” ulasnya.
Thia menyebut Gambo Muba sebagai eco fashion yang mampu mengangkat ekonomi petani getah gambir lantaran dikerjakan oleh tangan-tangan terampil para ibu di desa. Hasilnya telah menambah penghasilan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan.
Gambo Muba adalah tekstil khas metode jumputan, diwarnai dengan dicelup getah gambir yang awalnya dianggap limbah dan dibuang percuma. Kini Thia mampu mendorong perajin gambir dengan merubah limbah menjadi pewarna utama kain. Sebagai prosuk Eco fashion, Gambo Muba memakai 100 persen pewarna anti kimia.
“Ini menjawab isu international bahwa lebih dari 50 persen limbah kimia berasal dari limbah tekstil. Gambo Muba adalah aksi alternatif dan sumbangan Muba untuk dunia tekstil. Kami tidak menghasilkan limbah kimia tetapi memanfaatkan limbah getah gambir untuk pewarna alami Gambo Muba,” terangnya.
Sebelumnya pula jumputan Musi Banyuasin berbasis pewarna alami ini berhasil bikin Ibu Negara Irina Joko Widodo kagum. Iriana menyebut produk Gambo Muba telah mengangkat kearifan lokal dan memberikan kontribusi positif bagi petani gambir dan pengrajin Gambo Muba.
Sementara itu, Ketua Umum Jakarta Fashion Week sekaligus CEO Femina Group Svida Alisjahbana mengatakan, kolaborasi kembali jadi fokus utama tahun ini. Kini, pihaknya memperkaya khasanah kreasi melalui kolaborsi lintas batas negara, industri, generasi bahkan juga lintas komunitas.
“Melalui bergabungnya Jakarta Fashion Week, Ideafest, dan Brightspot dalam satu wadah yaitu ID Creative Week, selebrasi kreativitas ini tentunya menjadi lebih megah,” ulasnya.
Svida menambahkan bahwa tahun ini, JFW juga berkolaborasi dengan beberapa negara yaitu Inggris, Jepang, Australia, Korea Selatan, India, Pakistan, dann Perancis. Salah satu kolaborasi pada JFW 2019 kali ini yaitu antara Darwin Aboriginal Arts Fair Foundation (DAAFF) dengan desainer lokal Novita Yunus. Ini adalah pertama kalinya, seni dan gaya busana penduduk asli Australia hadir pada Jakarta Fashion Week.
Novita Yunus dengan brand-nya Batik Chic membawakan batik tradisional Indonesia seperti batik Tuban dan menggabungkannya dengan bordir asli Australia. Perpaduan gaya dan bahan maupun tenik pembuatan pakaian dari Indonesia dan Australia mencerminkan perkawinan budaya di antara keduanya.
Lainnya, yaitu antara British Council yang mempersembahkan Teatum Jones x Sean Sheila. Selain itu, tampil pula Japan Fashion Week Organization, Korea Content Creative Agency (KOCCA), Korea Foundation for International Culture Exchange (KOFICE), Young Creator Indonesia Fashion Institute, Fashion Design Council of India, dan Emerging Pakistan.
Pada JFW 2019, hubungan antara Indonesia dengan Jepang semakin dipererat dengan hadirnya Japan Fashion Week Organization (JFWO). Keikutsertaan JFWO pada JFW 2019 sekaligus menandai 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jepang. Kali ini, mereka membawa Makoto Washizu sebagai desainer dan fashion stylist untuk menata tampilan karya tiga merek lokal Indonesia yaitu Bateeq, Danjyo Hiyoji, dan NY by Novita Yunus.
Beberapa desainer terkenal yang mempertunjukkan karya-karya terbarunya yaitu Anne Avantie yang membawakan tema “Badai Pasti Berlalu”. Desainer lainnya yaitu Dian Pelangi, Barli Asmara, Restu Anggraini, Zaskia Sungkar dan Shiren Sungkar ((Zashi), Norma Hauri, dan Ria Miranda bersama Wardah yang mempersembahkan koleksi fashion dan tampilan makeup bertema “The Unstoppable You”.
Tak ketinggalan, ada pula Hannie Hananto, Anggia Mawardi, Linda Sukijo yang berkolaborasi dengan Flamoush dan Iwan Tirta Private Collection yang berkolaborasi dengan Yayasan Jantung Indonesia dengan tema “Nuswantara Menjalin Hati”.