Sumselterkini.co.id, -HANOI, VIETNAM – Media OutReach Newswire – Dengan melakukan elektrifikasi pada armada taksinya, Jakarta dapat mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas udara secara signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh keberhasilan taksi listrik di kota-kota di seluruh dunia , yang juga mengubah sikap masyarakat terhadap kendaraan listrik (EV).
Jakarta tidak asing dengan polusi udara, dan sering kali menempati peringkat kota paling berpolusi di dunia. Bahkan, Jakarta menduduki peringkat global IQAir sebagai kota paling berpolusi di dunia pada bulan Juni ini[1].
Polusi ini lebih dari sekadar gangguan—tetapi merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat. Agus Dwi Susanto, ketua Perkumpulan Respirologi Indonesia, menggambarkannya sebagai “pembunuh diam-diam”.[2] Penelitian dari Perhimpunan Respirologi Indonesia menunjukkan bahwa pekerja luar ruang di Jakarta menghadapi risiko penyakit pernapasan akibat asma akibat kualitas udara kota yang buruk. Penyebab utamanya? Transportasi, yang menyumbang 44% polusi udara di Jakarta[3].
Dengan dominasi emisi kendaraan dalam profil polusi kota, pentingnya solusi transportasi yang lebih bersih menjadi semakin mendesak. Di tengah krisis ini, taksi listrik menawarkan peluang ganda: mengurangi emisi dan mengubah persepsi masyarakat mengenai mobilitas berkelanjutan.
Perjuangan Jakarta dengan Emisi Kendaraan
Mesin perekonomian Jakarta juga merupakan beban lingkungan terbesarnya. Sekitar 24 juta kendaraan melintasi jalan-jalan kota setiap hari[4], mengeluarkan partikel berbahaya dan nitrogen oksida ke udara.
Untuk mengatasi hal ini, Jakarta telah menerapkan langkah-langkah agresif. Dua zona rendah emisi (LEZ) kini membatasi kendaraan dengan emisi tinggi, mendorong penggunaan alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti mobil listrik. Aturan ganjil genap semakin memberikan insentif bagi kendaraan listrik dengan mengecualikan mereka dari lalu lintas Selain itu, uji emisi untuk kendaraan tertentu menambah lapisan akuntabilitas. Meskipun inisiatif ini penting, namun hal ini belum cukup untuk menyelesaikan masalah.
Peran taksi listrik dalam menghasilkan udara yang lebih bersih sudah jelas. Di Guangzhou, Tiongkok, sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menemukan bahwa taksi listrik mengurangi partikel sebesar 34% dan nitrogen oksida sebesar 51%[5]. bahwa mengganti mobil berbahan bakar bensin dengan kendaraan listrik mengurangi emisi sebesar 8,72 kilogram CO₂ per kendaraan setiap bulannya[6]. armada Hackney Carriage menurunkan emisi NOx di pusat kota sebesar 11%[7].
Selain mengurangi polusi, taksi listrik juga merupakan katalisator untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Masing-masing taksi menjadi papan iklan yang bergerak untuk keberlanjutan, menormalisasi kendaraan listrik, dan mendorong penggunaan kendaraan secara individu.
Pelajaran dari Xanh SM: Cetak Biru Jakarta
Taksi listrik lebih dari sekedar solusi lokal; mereka adalah bagian dari pergerakan global, dengan kota-kota besar di Amerika Utara dan Eropa memimpin dalam hal ini.
Tidak jauh dari sana, Jakarta dapat mengambil inspirasi dari keberhasilan Vietnam dalam transportasi ramah lingkungan, yang dipimpin oleh Xanh SM, operator taksi listrik murni terbesar di negara tersebut. Sejak diluncurkan di Hanoi pada tahun 2023, Xanh SM telah berkembang ke 56 dari 63 provinsi dan kota di Vietnam armada yang berjumlah 80.000 kendaraan—termasuk mobil listrik, sepeda elektronik, dan unit yang dioperasikan mitra—melayani jutaan penumpang setiap hari[8]. 100.000 ton emisi CO₂ setiap tahunnya, setara dengan penyerapan karbon 4,7 juta pohon[9].
Sebagai perusahaan transportasi ramah lingkungan multi-platform pertama di dunia, Xanh SM juga berkomitmen untuk membuat kendaraan listrik dapat diakses oleh banyak orang. Dengan menanamkan keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari, perusahaan ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kenyamanan, kecerdasan, dan manfaat mobilitas ramah lingkungan bagi lingkungan.
“Xanh SM dianggap sebagai penyedia teratas dalam hal kualitas layanan, jangkauan, ukuran armada, dan kepuasan pelanggan, mengungguli layanan taksi tradisional dan berbasis teknologi,” kata Mordor Intelligence[10]. elektrifikasi dalam skala besar—sebuah model yang dapat ditiru oleh Jakarta.
Memposisikan Jakarta sebagai Pemimpin Ramah Lingkungan
Upaya elektrifikasi di Jakarta telah berjalan, dengan inisiatif seperti bus listrik dan infrastruktur pengisian daya yang telah membuka jalan. Namun potensi pasar yang sangat besar dan dukungan pemerintah membuat kota ini berada pada posisi yang tepat untuk mencapai hal yang lebih besar lagi. Taksi listrik, jika dikembangkan dengan tepat, mempunyai potensi untuk mencapai hal tersebut tidak hanya meringankan krisis polusi di Jakarta namun juga memposisikan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam transportasi berkelanjutan.
Transformasi ini memerlukan waktu, namun momentumnya akan terus terbangun. Melalui kebijakan pemerintah, inovasi sektor swasta, dan keterlibatan publik, Jakarta dapat menjadi kisah sukses global dalam mobilitas bersih.
Indonesia, dengan Jakarta sebagai garda depan, menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya menggarisbawahi dedikasi Indonesia dalam melindungi lingkungan namun juga menjadi seruan inspiratif bagi dunia usaha dan masyarakat untuk bersatu menuju masa depan yang lebih hijau.[***]/ril