MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku ekonomi kreatif di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk cepat tanggap dalam mengikuti arus perkembangan teknologi, agar bisa masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital, sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Pelatihan dan Workshop Pemberdayaan UMKM yang berlangsung dengan sangat antusias melibatkan 130 peserta, di Warung Soto Tepi Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (2/6/2022) diapresiasi oleh Menparekraf Sandiaga Uno. Ia mengatakan pelatihan membuat produk ekraf yaitu sabun yang diinisiasi oleh Yayasan Indonesia SETARA ini sangat konkrit, tepat sasaran, dan tepat manfaat bagi pelaku ekraf Banjarmasin.
“Ini adalah salah satu pelatihan sebagai bagian dari langkah pertama untuk bisa menanggapi situasi yang tidak menentu. Bagaimana pelaku UMKM baik ibu-ibu maupun bapak-bapak bisa membuat suatu produk yang berkualitas yang dapat menambahkan penghasilan ibu dan bapak semua,” ujar Menparekraf.
Terlebih pandemi COVID-19 mendorong terjadinya akselerasi proses digitalisasi secara lebih cepat. Survei We Are Social pada April 2021 menyebutkan sekitar 88,1 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan layanan perdagangan elektronik (e-commerce) untuk berbelanja produk. Peluang yang baik ini harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menjual produk unggulan mereka, salah satunya sabun.
“Karena produknya memiliki kualitas yang baik dan kemasannya juga tidak kalah dengan produk-produk impor. Ini juga bisa menggantikan produk-produk impor atau produk-produk lain yang lebih mahal,” ujar Menparekraf.
Dikatakan Menparekraf bahwa 77 persen UMKM belum terdigitalisasi, 83 persen belum berbadan hukum, 89 persen belum memiliki merek atau brand, dan Hak Kekayaan Intelektual. Kemudian 92,4 persen masih menggunakan modal sendiri atau belum mendapat akses pembiayaan, dan 92,6 persen penghasilannya di bawah satu juta perhari.
“Ini yang harus kita ubah, ubahnya dengan digitalisasi, karena UMKM-lah yang akan menjadi tulang punggung untuk menciptakan lapangan kerja. Sebab 97 persen lapangan kerja diciptakan oleh UMKM,” kata Menparekraf.
“Terkait dengan banyak pelaku UMKM yang belum berbadan hukum, saya dengan Kadispar Kalimantan Selatan akan berkoordinasi untuk memudahkan perizinan terutama bagi para pelaku UMKM mulai dari PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) sampai pengurusan BPOM dan juga merek HKI. Mudah-mudahan ini bisa meringankan beban pelaku UMKM yang selama ini merasakan bahwa perizinannya ini dipersulit. Sekarang zaman telah berubah, tatanan pascapandemi perizinanlah yang akan dipermudah,” kata Menparekraf.
Pada kesempatan yang sama, Menparekraf pun membagikan tiga tips dalam memulai usaha. Yakni selalu mau belajar dan berusaha melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang diiringi dengan 3G ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, ‘gaspol’ garap semua potensi untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya. “Tidak boleh jadi agen rebahan, harus jadi agen perubahan,” kata Menparekraf.[***]