Hiburan

“Mang Zenal & Wak Bek ‘Ngandon’ Demi Gaple HUT RI Muba, Ditolak Satpam, Viral & Kini Jadi Duta Nasionalisme Ngakak”

ist

PERSIAPAN HUT RI ke-80 di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tahun 2025 makin semarak. Jadwal lomba-lomba rakyat seperti gaple, bulu tangkis, tarik tambang, panjat pinang, hingga turnamen song dan tenis meja mulai mencuri perhatian warga. Kata kunci “lomba HUT RI Sekayu 2025”, “karnaval Muba”, “Paskibraka Serasan Sekate”, dan “peringatan 17 Agustus Muba” merajai pencarian lokal. Tapi, bukan cuma jadwal yang viral. Dua tokoh fiksi dari Dusun Sepucuk Mang Zenal dan Wak Bek ikut bikin heboh. Bukan karena mereka juara lomba, tapi karena kisah perjuangan mereka ngandon demi ikut gaple di Sekayu dan ditolak satpam!

Mang Zenal, pensiunan petani sekaligus spesialis gaple tengah malam, mendengar kabar lomba 17 Agustus di Sekayu dari siaran radio rusak di warung Wak Ujang. “Katonyo ado lomba gaple, hadiahnya teko listrik karo sertifikat nasionalisme,” katanya ke Wak Bek sambil nyeret sandal jepit. Wak Bek yang sejak pensiun cuma ngipas pakai kipas lidi, langsung semangat 45. “Kita berangkat besok, Naek Supra 95, biar slow tapi mantap nasionalis,” ujarnya sambil ngoles minyak kayu putih ke dengkul.

Berbekal dua bungkus krupuk udang, segelas semangat, dan sepucuk harapan, mereka meluncur ke Sekayu. Sampai di pos pendaftaran lomba, Mang Zenal langsung celoteh, “Kami wakil dari Dusun Sepucuk Timur Jauh, mohon dicatat.” Satpam yang jaga daftar peserta sempat terkesiap, “Waduh, lomba ini khusus untuk warga asli Muba, Pak.” Wak Bek panik, “Loh, padahal aku udah mimpi panjat pinang semalam. Masa mimpi nasionalis dibatalkan realitas administratif?”

“Maaf, Pak, ini untuk warga domisili Muba. Kalau bapak mau nonton, silakan duduk di tribun rakyat merdeka,” ujar panitia. Mang Zenal kecewa, tapi tak menyerah. “Kalau pun kami cuma penonton, biarlah kami menonton dengan hati penuh bendera,” katanya. Wak Bek hanya mengipas lebih kencang, sambil menggumam, “Ngandon nasionalis, ditolak administratif.”

Tapi kehebohan belum selesai. Seorang remaja medsos hunter memvideokan momen mereka ditolak dan curhat ke tukang es kelapa. Video itu viral di TikTok dengan caption “Ketika gaple lebih sakral dari administrasi RT, Mang Zenal & Wak Bek ngandon demi Merdeka.” Warganet langsung heboh. Ada yang komentar, “Dua orang ini harusnya masuk parade senja,” dan ada juga yang usul, “Bikinkan lomba khusus kelas pengembara nasionalis!”

Panitia pun kelabakan, dalam rapat kilat darurat, diputuskan lomba tambahan “Gaple Tamu Undangan Patriotik” Khusus warga luar Muba yang rela datang tanpa SKTM tapi bawa semangat setara proklamator. Mang Zenal dan Wak Bek jadi peserta pertama. Bahkan Mang Zenal diminta buka lomba dengan pidato berjudul “Gaple sebagai Jalan Tengah Kemerdekaan”

Lomba dimulai dengan suasana haru biru, Wak Bek menang di ronde pertama dan mencium papan gaple kayak cium bendera. Penonton bersorak. “Merdeka itu bukan cuma soal tempat lahir, tapi juga soal tempat kita rela ngadon demi teko listrik!” seru MC acara. Mang Zenal pun berkata bijak, “Kami mungkin tamu, tapi semangat kami asli. Kalau perlu, kami ikut gladi kotor juga!”

Kisah mereka bahkan sampai ke grup WA RT seluruh Muba, banyak warga yang awalnya males ikut lomba, jadi semangat karena malu sama duo ngandon ini. “Kalau Mang Zenal aja datang dari dusun luar, masa kita yang tinggal di sini malah ogah ikut panjat pinang?” kata Pak RW Sekayu sambil nyiapin sarung baru.

HUT RI ke-80 di Muba tahun ini pun bukan hanya soal lomba rakyat dan upacara kenegaraan, tapi juga tentang solidaritas dan humor ala kampung. Tentang dua orang renta, yang walau tak punya KTP Sekayu, tetap punya KTP semangat dan paspor nasionalisme.

Kini, Mang Zenal dan Wak Bek resmi dijuluki “Duta Ngandon Merdeka.” Tahun depan katanya mereka bakal keliling kabupaten lain, bawa pesan “Merdeka itu bukan status domisili, tapi keberanian ikut lomba gaple walau ditolak satpam!”.[***]

Cerita ini adalah fiksi reflektif dengan latar nyata jadwal kegiatan HUT ke-80 RI di Kabupaten Muba. Tokoh Mang Zenal dan Wak Bek hanyalah rekaan jenaka sebagai simbol semangat masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan. Jangan ditelan bulat-bulat, cukup kunyah pakai logika dan ketawa bersama.

Terpopuler

To Top