Sumselterkini.co.id, – Seperti petugas kebersihan yang sedang membersihkan tumpukan sampah, pelayanan haji itu juga perlu dijaga dengan hati-hati.
Kalau sampai kita tersandung atau malah membuang sampah sembarangan, bisa berantakan semuanya. Nah, inilah yang jadi pesan penting dari Direktur Jenderal PHU, Hilman Latief, yang menyampaikan pesan serupa di seremonial pembukaan Orientasi PPIH Arab Saudi Terintegrasi 1446 H / 2025 M di Tangerang beberapa waktu lalu.
“Semoga semua petugas bisa menjalani proses ini dengan baik, mentalnya dipupuk seperti baja, jadi pelayan yang tahan banting!” kata Hilman dengan penuh semangat. “Jangan sekali-sekali membentak jemaah, apalagi suaranya keras seperti penyiar radio pagi. Lembutkan suara, bentangkan senyum. Kita ini bukan pelatih basket yang harus teriak-teriak.”
Sontak, para calon petugas haji yang mendengarkan pesan itu pun sedikit tertawa, meskipun tetap serius. Ya, mereka memang harus menjalani orientasi ini dengan hati terbuka dan mental baja.
Ibarat melayani tamu di rumah, kalau tamunya datang dengan penuh doa, ya kita harus menyambut dengan keramahan, bukan dengan muka cemberut atau tangan yang capek.
Di sisi lain, Musta’in Ahmad, Direktur Bina Haji Umroh, ikut menambahkan ada 612 orang calon petugas haji yang sedang menjalani orientasi kali ini.
Para petugas ini berasal dari berbagai instansi dan lembaga, dari TNI/Polri hingga Kementerian Kesehatan. Coba bayangkan, kalau mereka semua bisa bekerja sama, layaknya orkestra yang setiap pemainnya tahu kapan harus masuk dan memainkan alat musiknya, pasti layanan haji bisa jadi pengalaman yang luar biasa. Bukan cuma bagi jemaah, tapi juga bagi para petugas.
Musta’in berkata, “Semoga petugas haji yang terpilih bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Ingat, haji bukan hanya soal ibadah, tetapi juga soal bagaimana kita menjaga tamu Allah sebaik-baiknya.”
Namun, ada satu hal yang tak kalah penting yang disampaikan Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji. Menurutnya, para petugas harus menjaga koordinasi, berkolaborasi, dan bekerja dengan profesional.
“Semua petugas itu sama-sama pelayan. Kalau ada yang merasa sendiri, ya sama aja seperti chef yang masak sendirian di dapur besar. Itu bakal kacau. Jadi, kolaborasi adalah kunci utama,” ujarnya.
Di akhir sambutan, Sekretaris Utama BPH, Teguh Dwi Nugroho, menekankan satu hal yang tak kalah penting keramahtamahan. “Kita harus memberi keramahtamahan seperti keluarga sendiri. Kalau sudah bisa menyambut jemaah dengan senyum, berarti kita sudah memenangkan setengah dari perjalanan ini.”
Mendengar pesan-pesan ini, calon petugas haji pun merasa seperti berada di ruang kuliah dengan dosen yang penuh energi. Tidak hanya belajar teori, tapi juga mengolah jiwa agar siap melayani dengan tulus.
Mari kita ingat sebuah pepatah “Jika kita ingin dilayani dengan baik, kita harus bisa melayani dengan lebih baik.”.
Pelayanan haji bukan sekadar tugas, tapi panggilan hati. Kalau para petugas bisa menjalani tugas mereka dengan senyuman, kekuatan mental, dan kerja sama yang solid, maka jemaah pun akan merasa nyaman seperti tamu yang dihormati di rumah yang penuh berkah.[***]