Sumselterkini.co.id, – Pak Haji dan Bu Haji yang lagi khusyuk ibadah di Tanah Suci, hati-hati ya… jangan sampai semangat naik haji malah berujung jadi sate manusia! Bukan karena digaruk malaikat, tapi karena suhu di Mekkah bisa nyundul sampai 50 derajat Celcius! Itu suhu, Pak, bukan harga cabe rawit!
Kata Pak Taruna Ikrar, yang bukan nama seniman tapi Kepala BPOM merangkap anggota Amirulhaj, suhu tubuh manusia tuh idealnya tahan sampai 40 derajat Celcius. Nah, kalau di luar suhunya udah kayak oven kue lebaran, itu tandanya kita harus pintar-pintar jaga badan. Jangan sampai pulang-pulang bukan bawa air zamzam, tapi oleh-oleh sunburn dan heat stroke!
Makanya Pak Taruna kasih tiga jurus pamungkas biar para jemaah tetap sehat, segar, dan tidak gosong, seperti ayam bakar yang kelamaan ditinggal buka tutup kulkas.
1. Minum Air, Bukan Cuma Air Mata Rindu
Ini penting banget. Biar nggak dehidrasi kayak jemuran yang kelupaan di balkon, perbanyak minum air! Mau air mineral, air zamzam, air rebusan daun bidara juga boleh, asal jangan minum air galon yang udah seminggu ditaruh di dalam mobil itu bisa jadi air rebusan dosa.
Katanya, cairan tubuh tuh ibarat oli mesin. Kalau kurang, bisa ngadat, mogok, dan endingnya ditandu. Jadi, minumlah sampai pipisnya lancar, bukan cuma sampai hausnya hilang.
2. Dengerin Tubuh, Bukan Mantan
Kalau badan mulai ngasih sinyal pusing, lemas, pandangan nge-blur kayak sinetron jam 5 sore, jangan dilawan pake niat kuat. Segera cari tempat adem. Bisa di bawah pohon, di balik tenda, atau minimal kipas-kipas pakai brosur travel umrah.
Tubuh itu kayak partner hidup: kalau mulai ngambek, ya harus diajak kompromi. Jangan ngotot jalan kaki 7 km tengah hari bolong cuma karena pengen dapet konten Instagram pakai caption “Haji tak akan lengkap tanpa ujian.”
3. Jangan Jadi Pahlawan Siang Hari
Kalau bisa ibadah malam hari, kenapa harus nekad siang bolong? Udara malam lebih bersahabat, angin lebih sopan, dan kamu bisa umrah sambil menikmati suasana mirip sinetron religi.
Apalagi buat yang punya riwayat heat stroke, jangan gaya-gayaan siang-siang. Ingat, ini ibadah, bukan syuting film “Survivor Mekkah Edition”.
Langsung baringkan di tempat adem. Kalau masih sadar, suruh minum air. Kalau udah mulai nge-fly, kompres dingin dan pijat lembut. Tapi ingat ya, pijatnya jangan kayak tukang urut patah tulang. Tujuannya bikin rileks, bukan bikin tambah pingsan.
Ibadah itu bukan ajang uji nyali melawan panas. Ingat, Tuhan nggak nyuruh kita jadi superman di padang pasir. Yang penting itu niat, amal, dan keselamatan. Kalau badan sehat, ibadah pun lancar, pulang ke tanah air bisa langsung peluk cucu sambil cerita pengalaman bukan dibawa pulang pakai kursi roda atau ambulans.
Jadi, yuk kita jaga diri, jaga hidrasi, dan jangan malu ngadem. Karena dalam kondisi seperti ini, ngadem itu bukan lemah iman, tapi cerdas dalam bertahan!
Kalau Pak Taruna boleh kasih tips, kita pun boleh kasih pantun:
Ke Mekkah pakai sandal swallow, Jangan lupa minum tiap saat. Biar ibadah makin makjleb di qalbu, Jangan sampai gosong di bawah terik panas!