Sumselterkini.co.id,- Kalau ada lomba jemaah haji paling disiplin sejagad raya, semoga Indonesia enggak cuma jadi unggulan di babak penyisihan. Tapi kalau masih ada yang bandel keluar tenda pas matahari nyolot kayak setrika kosan, ya wassalam. Bisa-bisa pulang bawa kenangan!
Iya, Saudara-saudaraku yang budiman dan bu haji yang senantiasa menggendong semangat ukhuwah, Pemerintah Arab Saudi melalui Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, resmi ngumumin sembilan imbauan penting buat jemaah haji kita yang mau “naik level” dari Masjidil Haram ke trek Arafah-Muzdalifah-Mina (alias Armuzna).
Ini bukan sekadar imbauan, tapi semacam SOP dari langit level ‘jangan coba-coba dilanggar kalau enggak mau kena dam atau masuk IGD’.
Jadi, biar kita semua gak kayak ayam kampung lepas kandang pas lempar jumrah, mari kita bedah satu per satu imbauan ini agar bikin otak seger kayak minum es timun suri di bawah tenda Mina.
1. Jangan keluar tenda pas suhu nyolot
Kalau suhu udah nyentuh 50 derajat celsius, keluar tenda itu sama kayak ngajak duel oven pemanggang ayam. Ingat pepatah Arab yang belum ditemukan arkeolog.“Barangsiapa keluar tenda di saat panas memuncak, maka bersiaplah jadi martabak gosong.”
2. Gerak harus bareng, jangan sok mandiri
Jemaah Indonesia itu bukan tim ekspedisi gunung. Jadi jangan gaya sendiri jalan-jalan ke Muzdalifah pakai Google Maps. Kalau ketinggalan rombongan, nanti nyasarnya bisa sampai Riyadh. Ingat, ini ibadah, bukan Amazing Race Arabia Edition.
3. Dilarang sembelih kambing ala kadarnya
Penyembelihan harus lewat program Adahi, jangan percaya calo yang ngomong, “Pak, ini kambing asli Mekkah, dagingnya bisa buat nambah pahala.” Salah-salah malah jadi dosa berjamaah. Kaya beli sate di pinggir jalan yang katanya halal, tapi bumbunya curian.
4. Lempar jumrah pakai jadwal, bukan pakai insting
Nggak bisa main asal lempar, apalagi kalau melemparnya sambil nyanyi “Lemparkan saja aku ke lubuk hatimu “. Ini bukan sinetron. Kalau jadwalnya jam 2, jangan maksa jam 5 subuh. Nanti dilempar balik sama petugas.
5. Kartu Nusuk, lebih penting dari dompet mantan
Jangan sampe kartu Nusuk ilang. Di sini, kartu ini lebih berharga dari password WiFi. Tanpa ini, bisa-bisa enggak bisa masuk Masjidil Haram. Kayak mau masuk bioskop tapi tiketnya tinggal di kamar mandi.
6. Masker, payung, dan cairan: segitiga sakral anti tepar
Pakai masker, bawa payung, minum yang cukup, dan jangan ngunyah gorengan terus. Ini bukan bulan puasa, ini bulan ngumpulin energi. Kalau jatuh pingsan gara-gara dehidrasi, nanti masuk TV dengan judul “Jemaah Haji Viral Karena Ngeyel Minum”.
7. Ada keluhan? Jangan update status, hubungi 1966
Kalau AC rusak, listrik mati, air mampet, jangan ngetik status “Azab jemaah haji bagian tenda no.13”. Cukup telepon 1966, biar petugas datang. Mereka bukan jin, jadi harus dipanggil pakai angka, bukan doa.
8. Petugas itu bukan patung, tapi teman seperjalanan
Petugas kloter harus stand by kayak satpam pos ronda. Nomornya harus bisa dihubungi, bukan kayak mantan yang diblokir. Kalau ada darurat, mereka yang bisa nolong duluan. Minimal, bantuin ngademin kepala pakai kipas tangan.
9. Jemaah Indonesia, jangan cuma besar di kuantitas
Jumlah jemaah kita 25% dari total. Ini ibarat satu grup WA isi 100 orang, 25-nya dari Indonesia. Jadi tolong, jangan bikin malu negara. Taat aturan, jaga sopan santun. Jangan sampai ada berita, “Jemaah dari negeri Warkop DKI lempar jumrah sambil bawa bendera ormas.” Malu, lur!
Haji itu bukan liburan, tapi perjalanan spiritual yang penuh tantangan. Kalau diibaratkan, ini seperti naik roller coaster spiritual penuh liku, kadang panas, kadang sesak, tapi ujungnya Insya Allah bahagia dan penuh berkah. Tapi ya itu tadi, jangan jadi jemaah yang sok kuat, sok tahu, dan sok jago. Karena di tanah suci, yang dibutuhkan bukan kekuatan fisik semata, tapi ketaatan, kesabaran, dan ketawadhuan.
Jadi, mari kita jalani haji ini seperti orang tua bilang “Kalau tak bisa jadi garam yang memberi rasa, jangan jadi lalat yang mengganggu suasana”. Jadilah jemaah teladan, bukan jemaah tontonan. Biar pulang ke Tanah Air bukan cuma bawa kurma dan air zamzam, tapi juga bawa cerita haji yang keren dan penuh kenangan manis, bukan kisah ngelantur dan bandel tak karuan. [***]