Features

Momen bocah manfaatkan air bersih bantuan Pusri untuk mandi, ‘asyiik mandi air ledeng, kapan lagi, girang seorang bocah,!

ist

Sumselterkini.co.id,- Langit terlihat mendung seperti hujan mau turun, sejak siang hingga petang, saat jarum jam  menunjuk angka lima nol-nol sore, hawa dingin hembusan angin dari hutan disebelah Jalan Utama Perum Pesona Harapan Jaya [PHJ], tahap I, RT 50, Kalidoni Palembang membuat suasana sore itu bertambah sejuk, rasa panas menyengat tak terasa dikulit.

PHJ tahap I memang berada ditengah hutan yang masih rindang. Emak-emak pun terlihat sudah duduk sembari ngerumpi dibangku permanen terbuat dari cor semen dipinggir jalan utama PHJ tahap satu tepatnya di blok C.  Hembusan angin sepoi-sepoi yang menembus tangkai dan dahan dari hutan tak henti-henti menyejukan tubuh mereka.

Drum platik berukuran 200 liter, dirijen, ember dan galon yang kosong terlihat sudah terparkir di blok C, menunggu air bersih bantuan PT Pusri Palembang tiba diperum itu. Tak lama kemudian mobil tangki kloter terakhir tiba dan parkir, emak-emak dan kaum adam pun mulai berkerumun mengisi drum yang telah antre menggunakan selang air dari truk dengan tertib.

Canda tawa, penuh kekompakan terlihat dari raut wajah mereka. Nilai-nilai gotong- royong yang telah tertanam sejak kali pertama mereka menempati perum itu hingga saat ini masih tetap terjaga. Bahkan bocah-bocah berumur 5-10 tahun terlihat kompak bermain bersama-sama.“Yok, kito melok mandi, kapan lagi mumpung ado air ledeng,” ajak Icha bocah berumur 7 tahun kepada temannya Pia, Diva dan lainnya, akhir pekan ini.

Seluruh bocah pun menjawab kompak, “ Ayo serbu…!!, terlihat dengan senangnya mereka mandi mengambil air yang telah diisi di drum plastik, bocah laki-lakinya pun ikut mandi bareng sehingga suasana semakin ramai.

 

Belum lagi teriakan emak-emak yang basah kuyup akibat tertumpah air saat memindahkan selang dari drum, dirigen dan ember. Suasana semakin  akrab disore menjelang magrib. Terlihat ember, dan baskom plastik kecil pun diisi dan dibawa bocah untuk mengisi bak air untuk mereka mandi.“Bu, umi, mak, ayah, bapak, guyur kami dengan air sudah sore, kami nak mandi,” teriak bocah baik laki maupun perempuan.

“Asyiik, asyiik” ketika seorang ibu mengguyur anaknya yang berumur 5 tahun dengan gayung ke seluruh tubuh yang diiringi hembusan angin kencang dari pohon gelam, akasia dan semak belukar yang tumbuh disebalah kiri dan kanan perum bersubsidi itu.

Itulah gambaran di sore  menjelang magrib dari sekelompok warga Perum Pesona tahap I, yang terkesan, memang seperti suasana diperkampungan, mengingatkan 40 tahun lalu, dimana Palembang masih belum berkembang seperti saat ini.

Air bersih memang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, tak air makhluk hidup tak bisa bertahan lama hidup. Perum ini memang sangat asri dan penuh ketenangan karena masih banyak dilindungi pohon menjulang tinggi yang mampu menyerap hawa panas di musim kemarau, bak kampung di pedesaan yang cukup marjinal, berada di di perbatasan Kalidoni, Sematang Borang dan Sei Selayur, siapa pun akan betah, apalagi untuk pensiunan beristirahat. Itu kelebihan PHJ tahap I.

Meski demikian kekurangannya hanya belum dilalui pipa induk PDAM, sejak 10 tahun dihuni pemiliknya. Mereka hanya mengandalkan air bersih dari hujan, dan sumur bor, sumur gali, yang kondisinya jika tidak disaring menggunakan media tradisional, airnya keruh berkarat, berminyak bau.

Bagi yang mampu membeli air dari depok galon dan mobil penjual air yang setiap saat masuk di perum tersebut. Namun untuk ukuran keluarga prasejahtera yang hampir 90 persen penghuni daerah tersebut air bersih hasil saringan dan hujan menjadi andalan.

Kemarau dua bulan lebih ini sangat berdampak, banyak sumur warga yang mulai kering. Apalagi di daerah Palembang timur yang berawa. Bisnis rumah disektor subsidi lebih dominan tumbuh di daerah tersebut, sayangnya tidak seimbang dengan pengembangan pipa induk air bersih.“Kami sangat bersyukur masih ada perusahaan peduli dengan keluhan warga di musim kemarau ini, dengan cepat tanggap mendistribusikan air bersih,daerah kami ini memang krisis air bersih disaat musim kemarau. Terima kasih Pusri,”kata Ferry Ketua RT 50 Perum Pesona tahap 1,2,3, Nirwana, Barokah.

Pengembangan air bersih memang sangat mendesak di Palembang terutama daerah yang baru belum dialiri pipa induk air, seperti di Sematang Borang, Kalidoni Palembang Timur. Dulu 15 tahun silam saat Walikota Palembang masih menjabat Eddy Santana Putra, ia berhasil merealisasikan program air bersih hingga daerah pelosok.

Air sebagai kebutuhan hidup sudah sepatutnya direalisasikan, terutama didaerah yang masih belum teraliri pipa induk. APBD Kota, APBD Provinsi dan APBN sudah sepantasnya dikucurkan untuk kebutuhan mendesak rakyat, seperti pembangunan infrastruktur air bersih. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti bunyi sila ke 5 Pancasila harus benar-benar dijalankan. “Nah, masalah ini harus jadi Pekerjaan Rumah /PR seluruh stakeholder terkait.

Semoga wajah-wajah baru dan lama yang duduk di kursi parlemen /DPR RI/DPRD/, Kota & Provinsi dan DPD [terutama di dapil 4 Palembang] dapat mewujudkan dan merealisasikan aspirasi  keluhan warganya..amin…[***]  /jeng

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com