SIAPA bilang urusan perdagangan itu cuma soal angka, dokumen kaku, dan janji manis yang basi? Tidak kalau dua menteri ini sudah ketemu! Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, kebetulan dapet tamu spesial dari negeri Kiwi, Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru, Todd Michael McClay, di kantor Kementerian Perdagangan RI, Jakarta, Kamis 7 Agustus 2025. Nah, pertemuan ini bukan sekadar basa-basi ngopi atau tukar kartu nama, tapi eksplorasi peluang kerja sama yang kece badai di sektor pangan, pertanian, energi panas bumi, pendidikan, dan yang tak kalah hits UMKM! Bayangkan, usaha kecil-kecil bisa go internasional, bisa jualan sampai ke ujung dunia. Eh, kalau sudah begini, siapa takut ekonomi goyang? Justru malah makin kuat dan menancap tajam kayak pisau dapur.
Nah, menteri kita, Pak Busan (Budi Santoso), langsung menegaskan kalau sinergi antara Indonesia dan Selandia Baru ini ibarat duet maut. Mereka bicara soal pangan dan energi terbarukan yang super potensial. Jadi, gak cuma ngejar untung, tapi juga dukung ketahanan ekonomi yang bikin rakyat sejahtera. Jadi, kalau selama ini mikir dagang cuma soal jual beli biasa, sekarang sudah kayak superhero ekonomi yang siap menyelamatkan bangsa dari ancaman tarif sepihak dan drama global lainnya.
Nah, Todd McClay dari Selandia Baru pun gak mau kalah. Dia bilang, kepastian berusaha itu kayak fondasi rumah,kalau goyang, bisa roboh! Jadi, transparansi dan kebijakan perdagangan yang jelas harus terus dijaga biar pelaku usaha di dua negara ini bisa tumbuh subur kayak tanaman bawang di musim hujan. Ini bukan cuma soal keuntungan, tapi juga inovasi dan kemajuan.
Ngomong-ngomong soal target, kedua menteri ini punya ambisi gede, lho! Mereka optimistis bisa nembus target perdagangan bilateral sebesar NZD 6 miliar alias USD 3,6 miliar pada tahun 2029. Nah, target ini sudah tertuang di Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif Indonesia-Selandia Baru 2025–2029, lengkap kayak skripsi buat mahasiswa rajin. Caranya? Pak Busan bilang, manfaatin aja semua perjanjian internasional yang sudah ada, kayak AANZFTA sama RCEP, biar jalannya mulus kayak jalan tol Trans-Sumatra.
Tapi tunggu dulu, bukan cuma soal jual beli biasa. Mereka juga bahas soal aksesi alias bergabungnya Indonesia ke CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik) dan OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Selandia Baru siap jadi partner setia, ngasih bantuan teknis, dan jadi mentor selama prosesnya. Jadi, ini kayak teman baik yang nemenin belajar buat ujian besar biar lulus dengan nilai cum laude!
Todd McClay juga berharap kemitraan ini makin solid, terutama menghadapi ketidakpastian perdagangan dunia yang kayak roller coaster. Dia yakin kalau kerja sama ini bisa jadi solusi yang bikin ekonomi dua negara makin tahan banting. Jadi, jangan heran kalau ekspor-impor dua negara ini malah naik drastis Januari–Juni 2025 saja sudah tembus USD 963,23 juta, naik 21,56 persen dari tahun sebelumnya. Indonesia ekspor bungkil minyak, batubara, monitor, trafo listrik, sampai kayu ke Selandia Baru. Balasannya? Susu, krim, mentega, keju, radar, dan bahan pangan lainnya masuk ke Indonesia.
Singkatnya, pertemuan ini bukan cuma seremoni formal, tapi langkah cerdas dan penuh humor di balik layar kerja sama perdagangan yang bisa bikin ekonomi Indonesia dan Selandia Baru makin kinclong. Jadi, siap-siap aja lihat produk UMKM lokal nongol di rak-rak supermarket Selandia Baru, dan siapa tahu, suatu hari nanti, kopi Indonesia bisa bikin orang Kiwi ngopi sambil joget dangdut!
Nah, gimana? Udah siap jadi saksi kerja sama ekonomi paling lucu dan ngena? Jangan lupa, menteri kita sudah on fire, tinggal kita dukung supaya semua rencana ini bisa jadi kenyataan. Ekonomi kuat, dagang lancar, rakyat senangsemua bisa dicapai kalau kerja sama sambil ketawa, kan? Mantap!.[***]