PENGGEMAR kuliner khas Palembang mungkin tak asing lagi dengan pempek. Hampir di setiap sudut kota Palembang dengan mudah dijumpai warung pempek ataupun restoran pempek.
Kini bagi penggemar kuliner pempek sekaligus pecinta jalan-jalan, selain bisa menikmati pempek juga dapat berwisata di sentra kawasan kuliner Kampung Pempek Tanggo Rajo di wilayah kelurahan 7 Ulu.
Kampung ini dikembangkan menjadi destinasi wisata baru kampung kreatif oleh PKK Sumsel bersama Bank Sumsel Babel (BSB).
Ketua TP PKK Sumsel Hj. Febrita Lustia HD mengatakan, kampung ini berlokasi di tepian sungai Musi yang dapat menjadi tujuan alternatif dan referensi untuk bertamasya sekaligus kulineran.
“Pempek sudah menjadi ikon Palembang. Kuliner ini tak hanya sekedar kudapan (makanan selingan) saja. Namun nyaris dikonsumsi saban hari oleh masyarakat. Kita ingin mengenalkan pempek di kancah dunia. Makan pempek di sentra produksinya, di kampung pempek ini,” ungkapnya saat pencanangan pengembangan sentra kawasan kuliner di kampung pempek Tanggo Rajo, belum lama ini .
Pengembangan potensi wisata ini diungkapkan Feby harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Menurutnya hal utama dan penting adalah menjaga kebersihan lingkungan. Terlebih lagi hal ini berkaitan dengan proses produksi pempek.
“Walaupun kampung pempek ini berada di pinggiran sungai Musi, tetap utamakan kebersihan. Mulailah dari tempat tinggal kita. Usahakan ada tempat pembuangan sampah,” imbuhnya.
Lanjut dia, jika kebersihan terwujud maka akan muncul rasa nyaman dari wisatawan yang berkunjung ke kampung pempek. Hal berikutnya adalah keindahan dan keamanan. Apabila ketiga hal itu terpenuhi bukan tak mungkin wisata kampung kreatif ini bisa memberikan dampak ekonomi bagi warga.
“Keindahan harus terwujud. Selain itu juga keamanan. Ini penting agar mereka yang berkunjung ke sini tidak diliputi rasa kuatir. Wisatawan bisa menyaksikan bagaimana pempek diproduksi sembari menikmati pemandangan sungai Musi,” paparnya.
Sementara Dirut BSB Achmad Syamsudin mengatakan pihaknya akan terus bersinergi bersama pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan.
Salahsatunya diwujudkan dengan menggarap pengembangan sentra kawasan kuliner pempek Tanggo Rajo.
“Kampung ini dikembangkan jadi industri kreatif. Kami membantu m pengembangannya melalui unit syariah terkait KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang ringan, yaitu sistem bagi hasil,” jelasnya.
Membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan potensi yang ada di wilayah masing-masing, lanjut Achmad terus dilakukan pihaknya. Tak hanya dalam bentuk pendanaan saja, tetapi bagaimana mengajak masyarakat di kampung pempek untuk mengubah pola hidup menjadi lebih bersih dan mengelola sampah.
“Kami pun berupaya untuk membantu memberikan sertifikasi halal bagi pedagang. Untuk mendapatkan sertifikasi halal harus dimulai dari proses produksinya pun dengan kebersihan lingkungan”, katanya.
Minah, ibu rumah tangga yang telah puluhan tahun menekuni usaha pempek mengaku terharu atas bantuan yang diberikan untuk membantu kemajuan usahanya.
“Terima kasih bantuannya. Mudah-mudahan usaha kami bisa tetap bertahan dan makin berkembang”, tuturnya.
Kampung Tanggo Rajo sejak dulu terkenal dengan pempek rantangan. Dalam rentang waktu 30 tahun dari 3 generasi turun temurun membuat pempek sehingga menjadi warisan budaya.(*****)