GUBERNUR Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartato, Menteri Perindutrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf menyerahkan bantuan untuk peremajaan sawit bagi petani di Kabupaten Muara Enim yang dipusatkan di Desa Kencana Mulia Kecamatan Rambang Kabupaten Muara Enim, Jumat (4/3).
Dalam kegiatan penyerahan bantuan peremajaan sawit yang digelar PBNU tersebut, dinilai Gubernur Herman Deru sangat tepat diberikan oleh pemerintah pusat, sebab melalui program replanting diharapkan akan menjaga keberlangsungan pendapatan petani sawit di Sumsel. Bahkan dengan adanya bantuan sebut lanjut Herman Deru akan sangat membantu bagi kalangan petani khususnya petani non plasma.
“Hari ini sangat istimewa bagi kita karena mendapatkan bantuan peremajaan sawit yang disebut replanting. Kami mohon kepada Pak Menko untuk dapat memperluas lagi program replanting ini untuk petani sawit Sumatera Selatan,” harap Herman Deru.
Herman Deru menilai bantuan yang diberikan pemerintah melalui program replanting akan berdampak luar biasa bagi kesejahteraan petani.
“Bantuan yang diberikan untuk penanaman ini merupakan angin segar bagi keberlangsungan kebun sawit petani karena setiap hektarnya mendapatkan modal 30 juta rupiah. Atas nama petani dan seluruh masyarakat saya sampaikan ucapan terimakasih pak Menteri,” imbuh Herman Deru.
Dilain pihak Kemenko Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartato mengatakan tanaman sawit menjadi komoditas utama bagi Indonesia, bahkan dari komoditi sawit ini mampu menghasilkan devisa negera Rp 30 miliar pada tahun 2021. Komitemen Pemprov Sumsel terhadap kesejahteraan petani khususnya petani sawit juga mendapatkan apresiasi dari Menko Prekonomian,
“Meski dimasa pandemi covid-19, mokoditi sawit terus memberikan keuntungan bagi negera. Diperkirakan sawit ini terus akan dibutuhkan bukan hanya di Indonesia tapi juga di pasar global,” ungkapnya.
Dalam program peremajaan sawit, lanjut Airlanggga ini pemerintah sudah menyiapkan sebanyak 180 ribu hektar. Bahkan melalui program ini perhektarnya akan diberikan dana sebesar Rp30 juta. Dia juga melihat potensi sawit Sumsel sebagai salah satu provinsi sebagai penghasil terbesar di Indonesia.
“Tadi ada yang 4 hektar Rp 120 juta, kemudian 70 hektar, bahkan ada yang 200 hektar, artinya kalau lebih dari 100 hektar bisa menerima Rp. 6 hingga Rp. 7 miliyar. Dan pemerintah menyiapkan 180 ribu hektar setiap tahun,” katanya.
Pada kesempatan ini, sebagai Ketua Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Airlangga Hartato mengaku bangga melihat warga NU karena disini banyak kebun warga NU dan program pemerintah ini harus berjalan dan dananya sudah disediakan dan dari bantuan penanaman awal tadi bisa dilanjutkan KUR bahkanKUR naik 30 persen, kalau tahun kemarin Rp. 283 triliun dan tahun ini Rp. 337 triliun.
“Kami harap program ini terus di berbagai daerah dan kerjasama seluruh pihak hingga Pemerintah Pusat, daerah termasuk perbakan dan lembaga lainnya. Kita akan terus lakukan program ini sehingga target 180 ribu hektar bisa dilakukan tahun ini dengan begitu petani bisa berjaya dan sejahterah kembali bangkit dari pasca covid-19,” ungkapnya.
Ditempat yang sama Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa peremajaan sawit rakyat ini upaya NU untuk ikut mendukung progam-program pemerintah yang diperuntukan bagi rakyat.
“Kita tau pemerintah terus ingin membut kesejahteraan rakyat maka itu NU ikut membantu agar program tersebut terwujud. Ini salah satu kerjasama PBNU dengan pemerintah dan ini akan terus kita kembangkan,” pungkasnya.(***)