Ekonomi

Di Expo 2020 Dubai, Indonesia Jaring Kolaborasi Dengan Pelaku Bisnis Internasional

EXPO 2020 Dubai merupakan ajang strategis bagi sektor industri di Tanah Air untuk berkolaborasi dengan para pelaku bisnis internasional. Pada expo kelas dunia tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengangkat keunggulan dan peluang investasi di Tanah Air melalui penyelenggaraan Business Forum, 22 -28 Oktober 2021.

Dilansir dari InfoPublik.
id, setidaknya terdapat tiga sektor terkait industri manufaktur dengan peluang kolaborasi yang terbuka lebar, yaitu penerapan industri 4.0, pengembangan kawasan industri, serta optimalisasi peluang industri halal.

“Masih terdapat peluang besar serta ruang luas untuk bekerja sama dengan para investor dalam mengembangkan sektor industri melalui pendekatan tiga kebijakan tersebut,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutannya pada Business Forum Expo 2020 Dubai hari kedua secara hybrid.

Dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (24/10/2021) Menperin memaparkan, percepatan penerapan industri 4.0 dijalankan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018. Melalui program ini, Indonesia ditargetkan berada dalam 10 besar ekonomi dunia pada 2030.

“Kami yakin, suksesnya implementasi program ini akan meningkatkan PDB per tahun dari baseline 5 persen menjadi 6-7 persen, Meningkatkan lapangan kerja dari 20 juta menjadi 30 juta, serta meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB menjadi 25 persen di 2030,” jelasnya.

“Sebagai bagian dari program tersebut, Indonesia menjadi partner resmi dari Hannover Messe 2021 Digital Edition. Status ini akan berlanjut pada Indonesia Hannover Messe 2023,” jelasnya lagi.

Ia menuturkan, Kemenperin juga tengah mempersiapkan Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai benchmark showcase Industri 4.0.

Selanjutnya, Kemenperin juga fokus pada pengembangan industri halal di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia perlu mengambil peran dalam industri yang berkembang pesat ini.

“Apalagi, negara-negara yang memakai dan memproduksi produk halal terbesar tidak hanya didominasi oleh negara muslim, contohnya seperti Thailand yang memiliki pusat riset halal mutakhir, serta Brazil yang merupakan produsen terbesar makanan dan minuman halal,” papar Menperin.

Ia menambahkan, dengan bertambahnya populasi muslim dunia yang diprediksi mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, terdapat potensi pasar halal global. Pada 2019, angka ini mencapai USD2,02 triliun, terutama untuk produk makakan, farmasi, kosmetik, fesyen, wisata, dan sektor Syariah lainnya.

“Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fesyen, farmasi, dan kosmetik,” jelas Menperin.

Sementara itu, Kemenperin telah mendirikan Kawasan Industri Halal dengan infrastruktur yang terjamin untuk memproduksi produk halal, sesuai dengan Sistem Jaminan Produk Halal. Saat ini telah terdapat tiga kawasan industri halal.

Di samping itu, juga ditawarkan 27 kawasan industri lainnya yang tengah dibangun, sebagian besar berada di luar Jawa yang mendukung kebutuhan investasi di bidang industri agro, industri batubara, industri penerbangan, industri logam dasar, serta migas.

“Beberapa investor juga telah masuk ke kawasan-kawasan industri, baik investor baru maupun yang berasal dari relokasi, seperti di Kawasan Industri Batang, yang memiliki investor dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan,” ungkap Menperin.

Sebagai jaminan investasi, sektor industri telah menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Pada semester I -2021, sektor ini tumbuh signifikan sebesar 6,91 persen, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 7,07 persen. Secara total, sektor industri berkontribusi 17,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto nasional, menjadi yang tertinggi di antara sektor lainnya.

Daya Tarik Expo 2020 Dubai

Kemenperin menghadirkan Business Forum dengan berbagai tema dalam tujuh hari penyelenggaraannya, yaitu Indonesia 4.0 (fokus sektor industri 4.0), opportunity of collaboration, Indonesia as reliable investment partner, dan SMI’s Build the Nation.

Setidaknya terdapat 45 perusahaan industri Indonesia menyatakan konfirmasinya dalam partisipasi one-on-one meeting. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang telah menerapkan industri 4.0, produsen produk halal, serta perusahaan kawasan industri halal.

Selain menampilkan narasumber yang berasal dari kalangan pemerintah selaku pemangku keputusan, rangkaian Business Forum juga diisi oleh perusahaan industri di Indonesia. Setelah pelaksanaan business forum, Kemenperin memfasilitasi one-on-one meeting antara perusahaan industri dari Indonesia dengan perusahaan Persatuan Emirat Arab secara virtual.

“Diharapkan melalui pelaksanaan business forum dan one-on-one meeting ini, akan tercipta semakin banyak kerja sama antara perusahaan industri Indonesia dengan investor asing untuk bersama-sama membangun industri 4.0, kawasan industri, dan industri halal,” ujar Menperin.

Business forum yang diadakan Kementerian Perindustrian dalam rangkaian partisipasi Expo 2020 Dubai tersebut dapat diikuti secara live melalui kanal YouTube Kementerian Perindustrian RI setiap hari pada 22-28 Oktober 2021.(***)

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com