Sumselterkini.co.id, Palembang – Walikota Palembang H. Harnojoyo mengajak organisasi perangkat daerah [OPD] dilingkungan Kota Palembang berkomitmen bersama-sama membangun Kampung KB Layang-layang guna menekan angka kemiskinan menjadi 1 digit.
Walikota berharap dengan dibangunnya Kampung Layang-layang tersebut nantinya bisa menjadi percontohan di Palembang.
“Semua OPD laksanakan program untuk menjadikan Kampung KB sesuai dengan tujuannya,” ujarnya, saat menerima Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Kesos Sumsel dengan IPPWI (Institut Pendidikan dan Pelatihan Wirausaha Indonesia) di Rumah Dinas Walikota Palembang yang dihadiri Pimpinan Organisasi Daerah (OPD) Kota Palembang, Kamis [31/1/2019].
Menurutnya, bila Kampung KB Layang-layang berhasil, maka selanjutnya bisa diterapkan pula pada kampung lainnya. Dengan bersinergi dan koordinasi, Harnojoyo yakin semua program dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
Tentang program ke Jepang, Walikota mengapresiasinya karena sangat baik bila CSR mampu mendukung kegiatan ini.
Ketua Forum CSR Sumsel Rianthony, Natakusuma menjelaskan tentang keberadaan Kampung KB layang-layang di Kelurahan 29 Ilir. Dirinya meminta Walikota untuk meresmikan kampung tersebut sekaligus membuka even lomba layang-layang di tempat tersebut.
“Kami mengharapkan lomba layang-layang hias dan aduan agar menjadi even tahunan, sehingga produksi pelaku layang-layang di kampung tersebut semakin berkembang,” ujarnya.
Dihadapan Walikota dan OPD Palembang, Thony menjelaskan, permasalahan di Kota Palembang adalah pada pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan.
Oleh karena itu Forum CSR akan mulai melakukan pemetaan terhadap titik kampung kumuh untuk dibedah serta ditata dengan memunculkan ciri khas sendiri.
Pada kesempatan itu, dirinya juga menjelaskan tentang program magang kerja ke Jepang diperuntukan untuk masyarakat Palembang dan umum. Dijelaskannya, kendala yang terjadi untuk program tersebht adalah adanya biaya.
“Untuk itu kami mengajak perusahaan agar membantu kuota masyarakat yang punya kemampuan dan pintar untuk disubsidi. Biaya pembekalan hingga pemberangjatan berkisar 10-12 juta,” ujarnya. [**]
Penulis : One