MENTERI Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi lokasi pembangunan budidaya undang terintegrasi yang dijadikan percontohan di Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, belum lama ini.
Pembangunan tambak udang terintegrasi yang dijadikan percontohan itu tidak lain untuk mendorong produktivitas masyarakat yang selama ini masih melakukan budidaya secara tradisional, sekaligus untuk memacu pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Kita instal pembangunan ekonomi di sini berupa tambak udang modern agar produktivitasnya meningkat. Dan yang paling penting haknya adalah yang punya pemilik lahan dan pekerja harus warga di sini,” ujar Menteri Trenggono di lokasi.
Pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi di Kabupaten Sumbawa direncanakan di lahan seluas kurang lebih 528,15 hektare yang berada di Desa Penyaring, Desa Kukin dan Desa Baru Tahan. Jumlah kolam yang akan dibangun sebanyak 1.811 kolam.
Kawasan tambak udang modern ini akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti kantor pusat kontrol manajemen, laboratorium, mess karyawan, nursery pond, kantor kontrol, dan jalan. Sedangkan kondisi saat ini bentuk tambak tidak beraturan, tidak memiliki saluran inlet dan outlet, serta tidak memiliki tandon dan instalasi pengolah air limbah (IPAL).
Pembangunan menggelontorkan biaya senilai Rp2,25 triliun. Targetnya pembangunan dimulai pada pertengahan tahun 2022 dengan lama pembuatan konstruksi ditaksir selama dua tahun.
Melalui pembangunan tambak udang modern ini, KKP mendorong peningkatan produksi tambak budidaya tradisional di Sumbawa yang selama ini hanya 0,6 ton per hektare menjadi 40 ton per hektare. Di samping itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat serta nasional dengan lahirnya kegiatan ekonomi pendukung, salah satunya pabrik pakan.
Menteri Trenggono memastikan pembangunan percontohan tambak udang modern di Sumbawa mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan. Pembangunan tidak akan merusak mangrove yang ada di sekitar lokasi, malah akan dilakukan penanaman sebagai lokasi hijau di sekitar tambak. Areal tambak juga dilengkapi dengan tandon air dan IPAL.
“Konsep yang saya bawa atas instruksi Bapak Presiden, bagaimana ekonomi bisa bergerak di daerah, tidak lagi terpusat di Pulau Jawa. Dan yang jelas, ekologi tetap kita jaga,” tegas Menteri Trenggono.
Pemerintah daerah memastikan sebagian besar lahan tambak sudah clean and clear. Masyarakat juga mendukung penuh pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi ini dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan serta terciptanya lapangan tenaga kerja bagi warga lokal.
“Insya Allah kami mendukung penuh, karena ini nantinya produksi bisa naik. Selama ini proses budidaya di sini tradisional,” ungkap Mahmud Abdullah, salah satu pembudidaya di sana.
Selain di Sumbawa, pembangunan percontohan tambak udang terintegrasi juga dilakukan di Muna dan Aceh Timur dengan total pembiayaan ketiganya Rp7,2 triliun, dan di Kabupaten Kebumen dengan anggaran terpisah.
Dalam kunjungan ke lokasi pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi tersebut, Menteri Trenggono didampingi anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan dan Muhammad Syafrudin, Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa serta perwakilan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.KKP.go.id (***)