GABUNGANKelompok Tani (Gapoktan), Jaya Bersama, Desa Beruge, Kecamatan Babat Toman, Kab. Banyuasin mengakui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang dijalankan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian bersinergi dengan Pemkab Banyuasin sangat membantu petani.
Melalui kegiatan Optimasi Lahan (Opla) rawa, membuat pengairan lahan milik petani dapat diatur sedemikian rupa, bahkan para petani optimistis lahan yang sebelumnya ditanam sekali dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Jaya Bersama Desa Beruge Kecamatan Babat Toman, Romsi Kuris menyampaikan, para petani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya Bersama sangat antusias menerima program Serasi.
“Bagaimana tidak, selama ini mereka hanya bisa bertanam satu kali dalam setahun, kini program OPLA sedang berjalan dengan memperbaiki tata kelola air,”katanya kemarin.
Menurutnya, dulu ketika musim hujan tidak bisa menanam lantaran airnya terlalu tinggi, sebaliknya kemarau, justru air kekeringan, karena lahannya rawa.
“Kini telah di bangun pintu air yang nanti bisa mengatur keluar masuknya air yang ada di lahan warga, ” ungkap Romsi.
Oleh karena itu, lanjut dia, para petani berterima kasih sehingga masyarakat nanti bisa menanam dua kali dalam setahun. Karena, tambah dia, untuk jumlah petani yang ada di Jaya Bersama sekitar 175 orang dari 7 kelompok tani dengan garapan lahan 145 hektare. “Semoga tahun depan hasil dari program OPLA ini bisa dirasakan, ” imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan, Bendahara Gapoktan Aneka Tani Desa Kasmaran, Kamal sangat berterima kasih kepada pemerintah.
Menurutnya, program yang merupakan dari APBN tersebut bisa membantu dalam mengelola air di sawah kita.
“Saat ini telah dibangun pintu air melalui program pusat, memang selama ini para petani yang tergabung di kita bertani hanya ketika air di rawa mulai surut, mengiat rawa yang ada di Desa Kasmaran sangat dalam,”urainya.
Hal itulah menyulitkan petani, nanti setelah ada pintu air bisa diatur dalam pengaliran ke sawah.
Meski demikian, dia mengakui, luasan lahan sawah di Gapoktan Aneka Tani ada 123 hektare dengan jumlah petani mencapai 300 an orang itu. Jika kelak ada lagi program OPLA bisa menambah pintu air lagi. “Kalau dilihat itu sekitar 3 pintu air dibutuhkan buat pengaliran air ke sawah,” ucapnya.
Program Opla
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pertanian (DTPHP) Muba, Ir A Thamrin melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Sumartono SE MSi menambahkan, program OPLA merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian untuk menjadikan Indonesia Swamsembada Pangan Dunia, yang mana program ini mental lahan yang telah dimanfaatkan masyarakat untuk bertani di bantu dalam penataan kelola air dengan sasaran lahan rawa, lahan rawa pasang surut dan rawa lebak.
“Sehingga nanti bisa meningkatkan indek pertanaman selama ini sekali tanam kedepan bisa dua kali, ” katanya.
Untuk di Muba sendiri, pada tahun ini mendapatkan 35,143 Ha dalam Optimasi Lahan, setelah melalui SID (Survei Investigasi Desain) lahan dilapangan tercapai hasil 31.300 Ha yang tersebar di 9 Kecamatan terdiri dari Kecamatan Lalan, Lais , Lawang Wetan, Sekayu, Babat Supat, Babat Toman, Sanga Desa, Sungai Lilin dan Bayung Lencir.
“Dengan total Gapoktan yang menerima manfaat ini capai 71 Gapoktan. Program pusat ini langsung ke masyarakat sebab tahapan penyusunan usulan kegiatan di Gapoktan dan dana yang ada langsung ke rekening penerima bantuan, artinya kita hanya mengawasi,” tandas dia.[**]
Penulis : win