SUMSELTERKINI.CO.ID, PALEMBANG – Calon DPR RI Dapil 2 Sumatera Selatan [Sumsel] dari Partai Nasional Demokrat [Nasdem], Zain Ismed mendukung program Pemerintah Provinsi Sumsel untuk mencetak sawah baru dengan memanfaatkan lahan rawan seluas 250 ribu hektare, guna mengembalikan kejayaan Sumsel sebagai Lumbung Pangan.
Menurutnya, jika itu serius diwujudkan, stok beras di Sumsel bakal berlimpah, apalagi Sumsel masih memiliki lahan rawa yang tidak produktif begitu luas. “Seharusnya memang dimanfaatkan untuk menjadi lahan produktif disektor pertanian, terutama padi,”ungkap Mantan Manajer Humas dan Sekretaris Perusahaan Pusri saat dihubungi, Minggu [11/11/2018].
Dia menilai tidak ada yang tidak bisa, yang penting memang kembali ke pemimpin di Sumsel.
Dia menambahkan secara global, produksi pangan harus digandakan pada 2050 untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan memberi makan populasi lebih dari 9 miliar. Indonesia sendiri populasi penduduknya seusai data PBB pada tahun itu diperkirakan mencapai 300 juta jiwa lebih.
“Nah,begitu pula di Sumsel pasti bertambah, sudah seharusnya memang sejak dini mulai berinovasi dengan mamanfaatkan lahan rawa lebak tersebut untuk menanam padi,”paparnya.
Mantan GM Penjualan Pusri ini, menilai sebagai masyarakat Sumsel, ia sangat bersyukur, pasalnya memiliki lahan yang sangat luas di sejumlah daerah, terutama lahan rawa. Tambah lagi di Kota Palembang sendiri memiliki pabrik pupuk [Pusri], yang memproduksi pupuk urea, NPK dan sejenis turunannya.
Bahkan, lanjutnya sejak beroperasi pabrik II B, produksi ureanya sudah bertambah menjadi 2.617.500 ton per tahun. “Klop sebenarnya, lahan rawa yang luas dan stok pupuk tersedia, tinggal bagaimana kita mendorong semangat petani untuk maju dengan memberi berbagai penyuluhan, itu juga bisa dimanfaatkan untuk kaum generasi muda, di didik berwira usaha disektor pangan,”paparnya.
Selain itu, urai Ismed perlu diingat juga, upaya khusus dalam pemanfaatan lahan rawa. Salah satunya berkaitan denganpengaturan tata air karena ada rawa yang dipengaruhi air rob, maksudnya tanahnya terlalu asam sehingga perlu pengapuran. Terkadang ada pula tanahnya mudah terbakar pada musim kemarau, seperti yang terjadi pada tanah-tanah gambut,” tuturnya.
Kendala-kendala itu, imbuhnya dapat diatasi, namun tidak mudah. Karena pemanfaatan lahan rawa perlu mempertimbangkan keseimbangan ekosistem di dalamnya.“Ini harapan kita untuk masa depan pangan Sumsel dan umunya Indonesia,”tutup pensiunan PT Pusri ini.[**]
Penulis : one